Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah sebuah organisasi regional yang beranggotakan negara-negara di Asia Tenggara. Didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, sosial, budaya, dan politik antar anggotanya.
Setiap negara anggota ASEAN memiliki identitas nasional yang unik, yang sering kali direfleksikan dalam lambang atau bendera negaranya. Mengenal lambang-lambang ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang simbolisme budaya dan sejarah, tetapi juga memperkuat rasa persatuan dan apresiasi terhadap keberagaman dalam keluarga besar ASEAN.
Berikut adalah 10 negara anggota ASEAN beserta lambang ikonik yang mewakilinya:
Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila, yang dideskripsikan dalam Pasal 12 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Garuda adalah burung mitologi yang diyakini sebagai "Raja Burung" dan melambangkan kekuatan, kebesaran, dan kemuliaan. Perisai di tengah dada Garuda berisi simbol-simbol sila Pancasila: bintang emas melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa, rantai emas melambangkan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, pohon beringin melambangkan Persatuan Indonesia, kepala banteng melambangkan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan padi kapas melambangkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Bendera Singapura terdiri dari dua bagian horizontal yang sama lebar. Bagian atas berwarna merah melambangkan persaudaraan universal dan kesetaraan manusia. Bagian bawah berwarna putih melambangkan kesucian dan kebajikan. Di sudut kiri atas bagian merah terdapat bulan sabit berwarna putih yang dikelilingi oleh lima bintang putih yang tersusun dalam lingkaran. Bulan sabit melambangkan sebuah negara muda yang sedang bangkit, sementara lima bintang melambangkan lima prinsip ideal Singapura: demokrasi, perdamaian, kemajuan, keadilan, dan kesetaraan.
Bendera Thailand, yang dikenal sebagai "Thong Trairong" (Bendera Tiga Warna), memiliki lima garis horizontal. Garis tengah berwarna merah, lebih tebal dari garis lainnya, melambangkan darah kehidupan bangsa dan persatuan nasional. Dua garis putih di atas dan di bawah garis merah melambangkan agama (Buddhisme). Dua garis biru di bagian paling atas dan paling bawah melambangkan monarki.
Bendera Malaysia, yang dikenal sebagai "Jalur Gemilang", terdiri dari 14 garis merah dan putih yang sama lebarnya, melambangkan kesetaraan di hadapan hukum dari 13 negara bagian dan wilayah federal. Di sudut kiri atas terdapat kanton biru tua yang berisi bulan sabit dan bintang pecah 13 sudut berwarna kuning. Bulan sabit melambangkan agama Islam sebagai agama resmi federasi, dan bintang pecah 13 sudut melambangkan persatuan negara-negara bagian dan wilayah federal.
Bendera Filipina terdiri dari dua bagian horizontal yang sama lebar, dengan bagian biru di atas dan bagian merah di bawah. Di sisi kerekan (kiri) terdapat segitiga sama kaki berwarna putih yang berisi matahari bersinar dengan delapan sinar utama (melambangkan delapan provinsi pertama yang memberontak terhadap Spanyol) dan tiga bintang pentagonal berwarna kuning di setiap sudut segitiga (melambangkan tiga gugusan kepulauan utama: Luzon, Visayas, dan Mindanao). Warna biru melambangkan perdamaian, kebenaran, dan keadilan, sedangkan warna merah melambangkan patriotisme dan keberanian.
Bendera Brunei Darussalam memiliki latar belakang putih dan kuning. Di bagian tengah terdapat lambang negara Brunei berwarna merah. Lambang negara ini terdiri dari bendera payung kerajaan, sayap, jangkar, dan dua tangan terentang. Bendera payung melambangkan kekuasaan monarki, sayap melambangkan keadilan, keadilan, dan kemakmuran, jangkar melambangkan negara yang stabil, dan dua tangan terentang melambangkan kewajiban pemerintah untuk melindungi rakyatnya. Bulan sabit di bagian atas melambangkan Islam sebagai agama negara, dan pita bertuliskan "Selalu membuat kebajikan dengan petunjuk Tuhan" dalam tulisan Jawi.
Bendera Vietnam, yang dikenal sebagai "Bendera Merah Bintang Emas", memiliki latar belakang merah dengan bintang kuning berujung lima di tengahnya. Warna merah melambangkan revolusi dan pertumpahan darah para pahlawan. Bintang emas melambangkan lima kelas masyarakat utama yang bersatu untuk membangun sosialisme: kaum pekerja, petani, intelektual, pedagang, dan prajurit.
Bendera Laos terdiri dari tiga garis horizontal yang sama lebar. Dua garis merah di bagian atas dan bawah melambangkan perjuangan kemerdekaan. Garis putih di tengah yang lebih lebar melambangkan kemakmuran, dan di tengah garis putih terdapat lingkaran berwarna biru. Lingkaran biru melambangkan sungai Mekong yang menjadi urat nadi kehidupan negara dan tekad persatuan Laos.
Bendera Myanmar terdiri dari tiga garis horizontal yang sama lebar, berwarna kuning di atas, merah di tengah, dan hijau di bawah. Di tengah garis merah terdapat bintang putih berujung lima. Warna kuning melambangkan persahabatan, merah melambangkan keberanian, dan hijau melambangkan kedamaian dan kemakmuran. Bintang putih melambangkan persatuan.
Bendera Kamboja terdiri dari tiga garis horizontal yang sama lebar. Garis tengah berwarna merah, dan di tengahnya terdapat gambar candi Angkor Wat berwarna putih. Dua garis biru di bagian atas dan bawah melambangkan kerajaan. Warna merah melambangkan keberanian, dan warna putih melambangkan kesucian serta kemurnian. Candi Angkor Wat adalah simbol bersejarah dan spiritual Kamboja yang melambangkan kejayaan masa lalu dan identitas bangsa.
Bendera Timor Leste terdiri dari dua bagian segitiga yang sama besar, satu merah dan satu hitam, yang disatukan oleh segitiga putih. Di tengah segitiga putih terdapat bintang berwarna kuning yang melambangkan cahaya penuntun. Segitiga merah melambangkan perjuangan pembebasan negara, segitiga hitam melambangkan kepahitan yang harus dilalui bangsa, dan segitiga putih melambangkan perdamaian dan persatuan.
Keberagaman lambang negara-negara anggota ASEAN ini mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah masing-masing bangsa. Melalui pemahaman dan penghargaan terhadap simbol-simbol ini, kita dapat memperkuat rasa persaudaraan dan kerja sama antar negara di kawasan Asia Tenggara, sejalan dengan semangat ASEAN untuk menciptakan kawasan yang damai, stabil, dan makmur.