Ilustrasi sederhana campuran pelarut
Air aseton merujuk pada larutan yang terbentuk ketika aseton (propanon) dicampur dengan air. Meskipun aseton dan air adalah dua zat kimia yang sangat umum—air adalah pelarut universal sementara aseton dikenal sebagai pelarut organik yang kuat—interaksi keduanya menawarkan karakteristik unik yang penting untuk dipahami, terutama dalam konteks industri, laboratorium, dan aplikasi sehari-hari seperti penghapus cat kuku.
Aseton adalah keton yang sangat polar dan memiliki kemampuan yang luar biasa untuk bercampur (misfisible) dengan air dalam proporsi berapa pun. Fenomena ini terjadi karena kedua molekul, baik air ($\text{H}_2\text{O}$) maupun aseton ($\text{CH}_3\text{COCH}_3$), mampu membentuk ikatan hidrogen satu sama lain. Kehadiran ikatan hidrogen ini membuat pencampuran menjadi sangat mudah, berbeda dengan banyak pelarut organik non-polar lainnya yang cenderung memisah dari air.
Namun, pencampuran aseton dan air tidak selalu menghasilkan volume total yang sama dengan penjumlahan volume awal kedua komponen. Ini disebabkan oleh fenomena kontraksi volume; molekul-molekul yang lebih kecil (air) dapat mengisi celah-celah antara molekul yang sedikit lebih besar (aseton) saat ikatan hidrogen terbentuk, menyebabkan volume akhir larutan menjadi sedikit lebih kecil daripada prediksi linier.
Larutan air aseton memiliki berbagai aplikasi penting:
Meskipun aseton dapat dicampur dengan air, penting untuk diingat bahwa bahaya utama datang dari sifat aseton itu sendiri, bukan dari keberadaan air.
Penanganan larutan air aseton memerlukan perhatian serius terhadap ventilasi dan pencegahan percikan api. Meskipun air mengurangi sedikit konsentrasi aseton (dan menurunkan volatilitas keseluruhannya dibandingkan aseton murni), risiko kebakaran tetap ada, terutama jika konsentrasi aseton masih tinggi (di atas 20-30%).
Paparan uap aseton dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Kontak kulit yang berkepanjangan atau berulang dengan larutan air aseton dapat menyebabkan pengeringan kulit (dermatitis) karena aseton adalah pelarut kuat yang menghilangkan minyak alami pelindung kulit.
Di lingkungan kerja, batas paparan yang diperbolehkan (Occupational Exposure Limits/OEL) harus selalu dipatuhi. Penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan tahan bahan kimia dan kacamata keselamatan sangat diwajibkan saat menangani larutan ini dalam jumlah besar.
Penyimpanan larutan air aseton harus dilakukan di tempat yang sejuk, berventilasi baik, jauh dari sumber panas, percikan api, atau bahan pengoksidasi kuat. Wadah harus tertutup rapat untuk meminimalkan penguapan.
Pembuangan larutan ini tidak boleh dilakukan langsung ke saluran pembuangan umum tanpa pengolahan, karena sifatnya yang mudah terbakar dan potensi dampak lingkungan jika dibuang dalam konsentrasi tinggi. Limbah harus dikumpulkan dan dibuang sesuai regulasi limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang berlaku di wilayah setempat. Memahami interaksi antara air dan aseton adalah kunci untuk memanfaatkan kegunaannya sambil memitigasi risiko inherennya.