Di antara 99 nama indah Allah SWT (Asmaul Husna), terdapat nama Al-Mutakabbir. Nama ini seringkali diterjemahkan sebagai Yang Maha Agung, Yang Maha Besar, atau Yang Maha Tinggi. Memahami makna di balik Al-Mutakabbir adalah kunci untuk mengenal keagungan dan kesempurnaan Allah yang mutlak.
Secara etimologi, kata "mutakabbir" berasal dari bahasa Arab yang mengandung makna kesombongan atau kebesaran. Namun, ketika diaplikasikan pada Allah SWT, makna ini berubah total menjadi pujian yang tertinggi. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah adalah Dzat yang Mahatinggi, yang keagungan-Nya melampaui segala sesuatu. Tidak ada satupun ciptaan-Nya yang dapat menyamai kebesaran dan kemuliaan-Nya.
Allah adalah Al-Mutakabbir karena Dia melepaskan diri dari segala kekurangan, kelemahan, dan aib. Sifat ini menegaskan bahwa hanya Allah yang layak untuk disembah dan diagungkan. Keagungan-Nya bersifat inheren, bukan hasil usaha atau pencapaian. Hal ini berbeda dengan makhluk yang mungkin menunjukkan keagungan karena kekuasaan atau harta, yang mana semua itu bersifat sementara dan fana.
Sangat penting untuk membedakan antara takabbur (kesombongan) yang dilakukan oleh manusia dan sifat Al-Mutakabbir yang dimiliki Allah. Dalam konteks manusia, kesombongan adalah sifat tercela, merupakan penolakan terhadap kebenaran dan merendahkan orang lain. Kesombongan manusia muncul karena kebodohan, rasa iri, atau kekeliruan dalam melihat realitas kekuasaan dan kelemahan diri sendiri.
Sebaliknya, sifat Al-Mutakabbir pada Allah adalah kesempurnaan absolut. Keagungan-Nya adalah realitas hakiki. Jika manusia yang sombong merasa lebih hebat padahal pada dasarnya lemah dan butuh pertolongan, maka Allah Maha Agung karena Dia adalah Pencipta, Pengatur, dan Pemelihara segala sesuatu tanpa membutuhkan bantuan siapapun.
Mengimani bahwa Allah adalah Al-Mutakabbir membawa implikasi mendalam dalam kehidupan seorang Muslim. Beberapa di antaranya adalah:
Sifat Agung ini disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an. Allah berfirman dalam Surat Al-Hasyr ayat 23: "Dialah Allah; tidak ada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Pemberi Kesejahteraan, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan."
Kata "Al-Muta'ali" dan "Al-Kabir" seringkali beriringan dengan Al-Mutakabbir, menegaskan bahwa keagungan Allah adalah sifat yang tidak terpisahkan dari kemuliaan dan ketinggian-Nya yang melampaui batas imajinasi makhluk.
Mengagungkan Allah sebagai Al-Mutakabbir adalah ibadah tertinggi. Ini adalah pengakuan bahwa semua keagungan, kemuliaan, dan keperkasaan hakiki hanya milik Allah SWT. Ketika kita merenungkan nama ini, hati kita akan dipenuhi rasa takjub sekaligus takut (dalam artian hormat yang mendalam), yang pada akhirnya akan menuntun kita untuk hidup lebih bersyukur dan tawadhu di hadapan Pencipta semesta alam.
Asmaul Husna ini mengingatkan kita bahwa segala kemegahan yang kita lihat di dunia ini hanyalah bayangan kecil dari keagungan-Nya yang sejati.