Asmaul Husna: Pemilik Mutlak
Visualisasi konsep warisan kekal.
Di antara sembilan puluh sembilan nama terindah Allah SWT (Asmaul Husna), terdapat nama Al-Warits (الْوَارِثُ). Nama ini mengandung makna yang sangat mendalam mengenai keesaan dan kekuasaan Allah sebagai pewaris mutlak atas segala sesuatu yang ada di alam semesta. Secara harfiah, Al-Warits berarti "Yang Maha Mewarisi" atau "Pewaris Tunggal".
Ketika kita mempelajari Asmaul Husna, kita memahami bahwa setiap nama mencerminkan atribut kesempurnaan Allah. Al-Warits menegaskan bahwa setelah segala sesuatu diciptakan, dihidupkan, dan kemudian musnah, hanya Allah yang akan tetap ada dan mewarisi segala sesuatu itu. Tidak ada ciptaan yang dapat membawa hartanya, kerajaannya, atau kekuatannya ke alam baka. Semuanya akan kembali kepada Sang Pencipta.
Ayat yang paling sering dikaitkan dengan sifat ini adalah firman Allah dalam Surah Maryam ayat 40:
"Sesungguhnya Kamilah yang akan mewarisi bumi dan semua yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan." (QS. Maryam: 40)
Dalam kehidupan duniawi, istilah "warisan" seringkali merujuk pada pembagian harta atau kekayaan dari orang tua kepada anak-anaknya. Namun, konsep warisan dalam konteks Al-Warits Asmaul Husna jauh melampaui batasan materialistik tersebut. Harta benda, kekuasaan, tahta, bahkan kehidupan itu sendiri, semuanya bersifat fana atau sementara.
Kita sebagai manusia, meskipun kita mengumpulkan kekayaan, pada akhirnya kita harus meninggalkannya. Semua yang kita miliki hanya titipan sesaat. Ketika ajal tiba, harta tersebut akan diwariskan kepada orang lain—entah itu kerabat, atau bahkan kepada negara jika tidak ada ahli waris yang sah. Namun, Allah tidak memiliki "pewaris" dalam arti yang sama. Allah tidak membutuhkan warisan; Dialah Sumber segala warisan.
Mengenal Allah sebagai Al-Warits memberikan beberapa pelajaran penting bagi seorang Muslim:
Memahami Al-Warits adalah penguatan fundamental terhadap konsep Tauhid Uluhiyyah (keesaan Allah dalam peribadatan) dan Tauhid Rububiyyah (keesaan Allah dalam penguasaan alam semesta). Allah tidak hanya menciptakan segala sesuatu, tetapi Dia juga menjaga keberadaannya dan yang paling utama, Dialah yang akan mewarisi segalanya saat tiba saatnya.
Oleh karena itu, penghayatan terhadap Al-Warits Asmaul Husna mendorong kita untuk menjalani hidup dengan kesadaran penuh bahwa kita adalah peminjam sementara di bumi ini. Tujuan hidup kita seharusnya adalah mengelola titipan ini sesuai dengan kehendak Pemberi titipan, agar kelak kita dapat kembali kepada-Nya dengan bekal amal yang diridhai-Nya, bukan dengan tangan hampa yang hanya menyisakan harta untuk diwariskan kepada sesama makhluk fana lainnya.
Kekekalan hanya milik-Nya. Segala sesuatu yang kita lihat dan sentuh hari ini, dari bintang di langit hingga butiran pasir di bumi, pada akhirnya akan kembali menjadi milik Yang Maha Mewarisi, Allah Al-Warits.