Salah satu keyakinan fundamental dalam ajaran Islam adalah keesaan dan kesempurnaan Allah SWT. Di antara sifat-sifat-Nya yang paling menenangkan jiwa manusia adalah penegasan bahwa Allah tidak pernah mengalami kantuk sedikit pun, apalagi tidur. Firman-Nya dalam Al-Qur'an, khususnya pada Ayat Kursi (QS. Al-Baqarah ayat 255), menegaskan: "Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tiada yang dapat menimpa-Nya mengantuk dan tidur."
Konsep "Allah tidak tidur" memberikan rasa aman yang tak terbatas. Ketika manusia berada dalam kegelapan malam, terhimpit masalah, atau merasa sendiri, kita diingatkan bahwa Penguasa alam semesta senantiasa terjaga. Dia mengawasi setiap detiknya, setiap pergerakan makhluk-Nya, tanpa jeda dan tanpa kelelahan. Tidur adalah ciri makhluk yang membutuhkan istirahat karena keterbatasan fisik. Sebaliknya, Allah Maha Kuat, Maha Sempurna, dan kekal abadi, jauh dari segala bentuk kelemahan materiil.
Untuk lebih mengenal keagungan sifat Allah yang selalu terjaga ini, kita perlu merenungkan Asmaul Husna—sembilan puluh sembilan nama indah Allah SWT. Setiap nama adalah manifestasi dari kesempurnaan-Nya, dan memahami nama-nama ini memperkuat iman kita. Asmaul Husna bukan sekadar sebutan; ia adalah deskripsi hakikat Dzat yang tidak membutuhkan tidur.
Sifat "tidak tidur" ini erat kaitannya dengan beberapa nama mulia-Nya:
Merenungkan bahwa Allah adalah Al-Qayyum memberikan perspektif bahwa segala usaha dan doa kita tidak pernah sia-sia. Jika kita menyerahkan masalah kita kepada Zat yang tidak pernah teralihkan perhatiannya, kita dapat beristirahat dengan tenang, sebab penjagaan-Nya adalah yang paling otentik.
Keterbatasan manusia mengharuskan kita untuk tidur. Tubuh memerlukan pemulihan energi. Namun, kesadaran bahwa ada Zat yang senantiasa terjaga harus menjadi sumber ketenangan utama kita. Ketika malam menjelang dan rasa takut atau kecemasan datang, kita mengingat bahwa Allah, Yang Maha Mendengar, Maha Melihat, dan Maha Mengawasi, tidak pernah menutup mata-Nya terhadap keadaan kita.
Oleh karena itu, keyakinan bahwa Allah tidak tidur mendorong kita untuk lebih mendekatkan diri melalui ibadah malam, seperti shalat tahajud, karena kita sadar sedang berkomunikasi dengan Pemelihara yang selalu siaga. Ini adalah penghubung spiritual yang paling aman, di mana kita memohon pertolongan kepada Zat yang kekuatannya tidak pernah berkurang dan perhatiannya tidak pernah terbagi. Memahami Asmaul Husna membantu kita menempatkan rasa takut kita pada tempatnya, yakni hanya kepada Zat yang sempurna dan tidak pernah lelah dalam mengatur takdir.