Memahami Fungsi dan Penggunaan Apron Operasi

Apa Itu Apron Operasi?

Apron operasi, atau yang sering disebut juga gown bedah steril, adalah salah satu elemen paling krusial dalam rangkaian prosedur pencegahan infeksi di lingkungan kamar operasi (OK). Pakaian pelindung ini dirancang khusus untuk menciptakan penghalang fisik antara petugas kesehatan—termasuk dokter bedah, perawat instrumen, dan perawat sirkulasi—dengan pasien, serta melindungi pasien dari potensi kontaminasi yang dibawa oleh personel.

Fungsi utamanya adalah menjaga sterilitas area operasi. Dalam konteks bedah, kontaminasi sekecil apa pun dapat berakibat fatal atau setidaknya memperlambat penyembuhan. Oleh karena itu, standar bahan, desain, dan cara pemakaian apron operasi harus memenuhi protokol sterilitas yang sangat ketat.

Ilustrasi Apron Operasi Steril Area Steril

Ilustrasi visualisasi apron operasi steril.

Kategori dan Material Apron Operasi

Apron operasi modern umumnya terbuat dari bahan non-anyaman (non-woven) yang tahan cairan (fluid-resistant) atau sepenuhnya kedap cairan (impermeable). Pemilihan material ini sangat bergantung pada risiko paparan cairan tubuh pasien selama prosedur berlangsung.

Setiap apron operasi yang dianggap steril harus telah melalui proses sterilisasi yang tervalidasi (biasanya radiasi gamma atau etilen oksida) dan melewati uji ketahanan terhadap penetrasi cairan sesuai standar internasional (seperti EN 13795).

Protokol Penggunaan Apron Steril

Memakai apron operasi steril bukanlah sekadar mengenakan pakaian; ini adalah bagian integral dari teknik aseptik. Kesalahan dalam proses mengenakan apron dapat langsung membatalkan seluruh persiapan sterilisasi tim bedah. Proses ini harus dilakukan di area transisi antara zona bersih dan zona steril.

Prosedur pemakaian meliputi:

  1. Persiapan: Setelah melakukan scrub bedah, tangan harus tetap berada dalam posisi tinggi (di atas pinggang) dan hanya menyentuh bagian dalam apron.
  2. Memasukkan Tangan: Perawat pendukung (circulating nurse) membuka bungkusan dan membantu petugas yang akan melakukan operasi memasukkan kedua tangan ke dalam lengan apron tanpa menyentuh bagian luar apron.
  3. Pengikatan: Petugas yang mengenakan apron mengikatkan tali di bagian belakang leher dan pinggang sendiri (atau dibantu oleh perawat sirkulasi untuk bagian pinggang, asalkan perawat sirkulasi tersebut tidak steril).
  4. Batasan Area Steril: Bagian depan apron, dari dada hingga setinggi meja instrumen, dianggap steril. Lengan atas hingga ke manset juga steril. Bagian punggung apron dianggap tidak steril karena bersentuhan dengan lingkungan luar atau personel non-steril.

Pentingnya Pelepasan yang Tepat

Begitu prosedur selesai, pelepasan apron operasi sama pentingnya dengan pemakaian. Tujuan utama pelepasan adalah melepaskan kontaminan tanpa mentransfernya ke kulit atau pakaian pribadi petugas.

Apron harus dilepaskan dengan cara diputar ke luar (inside-out). Tali pinggang dilepas terlebih dahulu, kemudian tali leher. Petugas harus menarik bagian atas apron ke bawah melalui lengan, sehingga sisi luar yang terkontaminasi terbungkus di dalam, sementara bagian dalam tetap bersih. Setelah dilepas, apron harus segera dibuang ke tempat sampah medis khusus untuk penanganan limbah infeksius.

Singkatnya, apron operasi adalah perisai vital yang menjamin keamanan pasien dan integritas lingkungan operasi. Kepatuhan terhadap penggunaan dan pelepasan yang benar merupakan cerminan profesionalisme dan komitmen terhadap pengendalian infeksi rumah sakit.

🏠 Homepage