Ibadah kurban merupakan salah satu pilar penting dalam peringatan Hari Raya Idul Adha. Secara tradisional, pelaksanaan kurban sering kali melibatkan pengumpulan dana secara fisik atau melalui struktur organisasi lokal. Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, muncul inovasi yang memudahkan umat Islam untuk berpartisipasi, salah satunya melalui konsep arisan kurban NU online. Konsep ini menggabungkan nilai kebersamaan (arisan) dengan kemudahan transaksi digital, sering kali diselenggarakan atau didukung oleh lembaga di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) atau afiliasinya.
Arisan kurban online mengatasi tantangan mobilitas dan keterbatasan waktu. Peserta dapat mendaftar dan menyetor iuran bulanan mereka dari mana saja, kapan saja, hanya bermodalkan koneksi internet. Ini membuka peluang bagi lebih banyak warga nahdliyin, terutama yang berada di perantauan atau memiliki jadwal padat, untuk tetap menjalankan tradisi baik ini tanpa hambatan geografis.
Ilustrasi proses Arisan Kurban Online
Sistem arisan kurban yang dikelola secara online, terutama yang berorientasi pada lembaga besar seperti NU, menawarkan beberapa keunggulan signifikan dibandingkan metode konvensional.
Pelaksanaan arisan kurban NU online biasanya mengintegrasikan sistem arisan (pengundian waktu pelaksanaan kurban) dengan sistem pembayaran cicilan/iuran bulanan. Peserta mendaftar untuk kuota kurban tertentu (misalnya, sapi atau kambing).
Model Umum: Jika kuota kurban sapi seharga Rp21 juta, dan peserta memilih arisan 10 bulan, maka setiap bulan peserta menyetor Rp2,1 juta. Pengundian dilakukan untuk menentukan siapa yang akan melaksanakan kurban di bulan tersebut. Bagi yang belum mendapat giliran, dana yang terkumpul dapat disalurkan untuk program sosial NU lainnya atau diakumulasikan untuk tahun berikutnya, tergantung kesepakatan awal.
Kepercayaan adalah kunci. Karena program ini sering kali terafiliasi dengan nama besar NU, masyarakat merasa lebih tenang karena dana tersebut dikelola oleh organisasi yang memiliki basis massa dan struktur pengawasan yang jelas. Verifikasi hewan kurban dilakukan oleh tim khusus yang memastikan hewan memenuhi syarat sahnya kurban, mulai dari usia, kesehatan, hingga cara penyembelihan yang sesuai dengan standar syar’i.
Inovasi ini bukan hanya tentang kemudahan finansial, tetapi juga tentang memperluas dampak sosial ibadah kurban. Dengan sistem online, pengumpulan dana menjadi lebih terpusat dan terorganisir, memungkinkan distribusi daging kurban menjangkau wilayah-wilayah yang lebih luas dan membutuhkan, seperti pelosok desa atau daerah terdampak bencana.
Melalui platform digital ini, NU turut mempromosikan literasi keuangan syariah digital di kalangan jamaahnya. Peserta belajar disiplin menabung untuk ibadah besar sekaligus memahami transparansi alur dana. Keberhasilan model arisan kurban NU online menjadi bukti bahwa tradisi keagamaan yang luhur dapat beradaptasi secara elegan dengan tuntutan zaman tanpa kehilangan esensi spiritualnya. Ini adalah langkah maju dalam menjaga semangat berbagi di tengah masyarakat yang semakin terkoneksi secara digital.