Idul Adha adalah momen sakral bagi umat Muslim di seluruh dunia. Salah satu ibadah utama dalam perayaan ini adalah berkurban dengan menyembelih hewan ternak seperti sapi, kambing, atau unta. Namun, bagi sebagian besar masyarakat, harga sapi kurban, terutama sapi jenis unggulan, seringkali menjadi tantangan besar. Di sinilah muncul solusi finansial cerdas yang semakin populer: arisan sapi kurban. Konsep ini menggabungkan semangat kebersamaan dalam arisan dengan kebutuhan spesifik untuk menjalankan ibadah kurban tanpa membebani keuangan secara mendadak.
Secara sederhana, arisan sapi kurban adalah skema pengumpulan dana kolektif yang anggotanya sepakat untuk mengumpulkan sejumlah uang secara rutin (bulanan atau mingguan) dengan tujuan akhir membeli seekor sapi kurban saat mendekati hari raya Idul Adha. Berbeda dengan arisan biasa yang hadiahnya bisa berupa uang tunai atau barang konsumtif, arisan ini memiliki fokus tunggal yang sangat spesifik dan bernilai ibadah. Skema ini sangat efektif karena mendisiplinkan peserta untuk menabung secara terencana demi mencapai tujuan yang mulia.
Keputusan untuk mengikuti skema ini didasari oleh beberapa pertimbangan praktis dan spiritual. Tantangan utama dalam berkurban adalah ketersediaan dana. Dengan harga sapi yang bisa mencapai puluhan juta rupiah, menabung sedikit demi sedikit setiap bulan jauh lebih mudah daripada harus menyiapkan dana besar dalam waktu singkat. Ketika arisan berjalan selama 10 hingga 12 bulan, dana yang terkumpul biasanya sudah mencukupi untuk mendapatkan sapi dengan kualitas yang baik, bahkan terkadang bisa untuk membeli sapi kurban yang bobotnya lebih besar (sapi patungan) jika menggunakan sistem iuran yang terstruktur.
Selain aspek perencanaan keuangan, ada keuntungan sosial yang didapat. Arisan seringkali dibentuk di lingkungan terdekat, seperti RT, kelompok pengajian, atau rekan kerja. Hal ini menciptakan rasa kebersamaan dan saling mengingatkan antara sesama anggota. Ketika giliran mendapatkan hasil arisan tiba, anggota tersebut dapat segera mengamankan sapi kurban yang diinginkannya sebelum harga melambung tinggi mendekati musim kurban.
Agar arisan berjalan lancar dan adil, perlu ditetapkan struktur yang jelas. Umumnya, hal-hal berikut harus disepakati di awal:
Seperti semua bentuk arisan, risiko terbesar adalah kepercayaan. Oleh karena itu, kunci keberhasilan arisan sapi kurban terletak pada transparansi dan integritas penyelenggara. Di era digital, banyak kelompok memanfaatkan teknologi untuk membuat catatan iuran yang transparan, dan memastikan bahwa sapi yang dibeli benar-benar memenuhi kriteria sah untuk kurban, baik dari segi usia maupun kesehatan.
Beberapa kelompok bahkan memilih untuk membeli sapi yang sedikit lebih mahal daripada iuran yang terkumpul, menutup selisihnya dari dana cadangan (jika ada) atau dengan menambah iuran sedikit di akhir. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa sapi yang dikurbankan benar-benar prima dan sah secara syariat, sehingga ibadah yang dilakukan menjadi lebih sempurna. Dengan perencanaan matang, arisan sapi kurban bukan sekadar alat menabung, melainkan jembatan yang memudahkan umat mewujudkan ibadah tahunan ini dengan tenang dan terencana.