Dalam lanskap pembangunan modern, istilah "arsitek" seringkali diasosiasikan dengan penciptaan bangunan yang megah dan estetis. Namun, lebih dari sekadar visual, seorang arsitek memegang peran krusial dalam membentuk lingkungan binaan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga beresonansi dengan nilai-nilai sosial dan keberlanjutan. Terutama ketika merujuk pada sebuah proyek skala besar seperti Jakarta International Stadium (JIS), peran arsitek JIS menjadi lebih kompleks dan multidimensional. Mereka tidak hanya merancang struktur fisik, tetapi juga menciptakan sebuah pengalaman, sebuah ikon kota yang dirancang untuk melayani masyarakat luas dengan standar internasional.
Konsep di balik JIS adalah ambisius: membangun sebuah stadion multifungsi kelas dunia yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan olahraga, konser, dan acara publik lainnya, sembari tetap memperhatikan aspek lingkungan dan kenyamanan pengguna. Di sinilah keahlian arsitek JIS diuji. Mereka harus mampu mengintegrasikan teknologi terkini, prinsip-prinsip desain berkelanjutan, dan kebutuhan fungsional yang beragam ke dalam satu kesatuan arsitektur yang harmonis. Ini melibatkan studi mendalam mengenai ergonomi, akustik, pencahayaan, manajemen energi, dan tentu saja, estetika yang membanggakan.
Salah satu aspek paling menonjol dari desain stadion modern adalah fokus pada pengalaman penonton. Arsitek JIS berupaya keras untuk memastikan bahwa setiap pengunjung, dari tribun VIP hingga area umum, mendapatkan pengalaman terbaik. Ini mencakup desain tempat duduk yang ergonomis, visibilitas yang optimal dari setiap sudut, sistem audio yang merata, dan fasilitas pendukung yang memadai seperti area komersial, restoran, dan ruang istirahat. Selain itu, aksesibilitas bagi penyandang disabilitas juga menjadi prioritas utama, diwujudkan melalui ramp yang ramah, lift yang mudah dijangkau, dan area khusus yang aman dan nyaman.
Desain atap JIS yang inovatif, misalnya, bukan hanya sekadar elemen estetika. Atap ini dirancang untuk memberikan keteduhan optimal bagi penonton, mengurangi paparan sinar matahari langsung dan panas. Penggunaan material yang dipilih juga mempertimbangkan daya tahan, bobot, dan kemampuan reflektif untuk efisiensi energi. Pemilihan material yang cerdas, mulai dari struktur baja hingga material finishing, adalah buah pemikiran dari arsitek JIS yang berkolaborasi dengan para insinyur dan spesialis material. Mereka memastikan bahwa setiap komponen tidak hanya memenuhi standar keamanan dan kekuatan, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan jangka panjang bangunan.
Di era kesadaran lingkungan yang semakin tinggi, aspek keberlanjutan menjadi mandat yang tidak bisa ditawar. Arsitek JIS mengintegrasikan prinsip-prinsip hijau dalam setiap tahapan desain. Ini bisa berarti penggunaan material daur ulang, sistem pengelolaan air hujan, teknologi hemat energi seperti panel surya (jika diaplikasikan), dan desain lanskap yang mendukung keanekaragaman hayati. Tujuan utamanya adalah meminimalkan jejak karbon stadion dan menjadikan JIS sebagai contoh pembangunan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Perancangan ruang terbuka hijau di sekitar stadion juga merupakan bagian integral dari peran arsitek JIS. Area ini tidak hanya berfungsi sebagai ruang publik yang dapat dinikmati oleh masyarakat sebelum dan sesudah acara, tetapi juga membantu menciptakan ekosistem mikro yang lebih sehat di perkotaan. Konsep ini menghubungkan arsitektur dengan alam, menciptakan keseimbangan yang seringkali terabaikan dalam pembangunan perkotaan. Dengan demikian, JIS tidak hanya menjadi sebuah fasilitas olahraga, tetapi juga sebuah ruang hijau yang terintegrasi dengan lingkungan sekitarnya.
Merancang sebuah stadion berskala internasional seperti JIS tentu menghadirkan tantangan yang unik. Koordinasi antara berbagai tim ahli, seperti insinyur struktur, insinyur mekanikal dan elektrikal, konsultan keselamatan, dan para profesional lainnya, memerlukan komunikasi yang sangat efektif. Arsitek JIS bertindak sebagai koordinator utama, memastikan bahwa semua elemen desain saling terintegrasi dan visi awal proyek tetap terjaga.
Pengelolaan dampak lingkungan selama konstruksi dan operasional juga menjadi perhatian utama. Keputusan mengenai lokasi, material, dan sistem yang digunakan harus mempertimbangkan siklus hidup bangunan secara keseluruhan. Keberhasilan arsitek JIS dapat diukur tidak hanya dari keindahan fisiknya, tetapi juga dari kemampuannya untuk menciptakan sebuah bangunan yang efisien, ramah lingkungan, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. JIS bukan sekadar bangunan megah, tetapi cerminan dari visi arsitektur modern yang inovatif, bertanggung jawab, dan berpusat pada manusia.