Arteri Fibrilasi Adalah: Memahami Gangguan Irama Jantung yang Perlu Diwaspadai

Ilustrasi Jantung dengan Irama Tidak Teratur Sinus Fibrilasi Aritmia

Arteri fibrilasi adalah kondisi medis yang memengaruhi ritme jantung. Secara sederhana, ini adalah jenis aritmia atau gangguan irama jantung yang paling umum terjadi. Dalam kondisi normal, jantung berdetak dengan pola yang teratur berkat sinyal listrik yang dikirimkan melalui serambi (atrium) dan bilik (ventrikel) jantung. Namun, pada penderita arteri fibrilasi, sinyal listrik di atrium menjadi kacau dan sangat cepat. Hal ini menyebabkan otot atrium bergetar atau berdetak secara tidak teratur, bukan berkontraksi secara efisien seperti seharusnya.

Akibatnya, darah yang seharusnya dipompa keluar dari atrium ke bilik menjadi tidak mengalir dengan lancar. Sebagian darah bisa tertinggal dan menggumpal di atrium. Gumpalan darah inilah yang menjadi ancaman serius, karena jika gumpalan tersebut terlepas dan mengalir ke bagian tubuh lain, ia dapat menyumbat pembuluh darah, termasuk yang menuju otak, yang berpotensi menyebabkan stroke.

Apa yang Terjadi pada Jantung dengan Arteri Fibrilasi?

Pada jantung yang sehat, impuls listrik yang mengatur detak jantung berasal dari nodus sinoatrial (SA node) di atrium kanan. Nodus ini berfungsi sebagai pacu jantung alami, mengirimkan sinyal yang membuat atrium berkontraksi, memompa darah ke bilik. Kemudian, sinyal ini berjalan ke nodus atrioventrikular (AV node) yang mengaturnya sebelum dikirim ke bilik, menyebabkan bilik berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Proses ini biasanya berlangsung secara sinkron dan teratur, menghasilkan denyut jantung yang stabil.

Pada arteri fibrilasi adalah ketika serangkaian impuls listrik abnormal muncul di atrium. Alih-alih satu sinyal yang terorganisir, terdapat ratusan impuls yang sangat cepat dan kacau, biasanya berkisar antara 300 hingga 600 kali per menit. Impuls-impuls ini menyebabkan otot atrium bergetar (fibrilasi) tanpa berkontraksi secara efektif. Meskipun nodus AV masih mencoba menyaring sinyal-sinyal ini, frekuensi impuls yang berlebihan seringkali membuat bilik jantung berdetak sangat cepat dan tidak teratur. Hal inilah yang dirasakan sebagai denyut jantung yang cepat, tidak teratur, dan kadang-kadang berdebar-debar.

Penyebab dan Faktor Risiko Arteri Fibrilasi

Meskipun arteri fibrilasi bisa terjadi pada siapa saja, ada beberapa faktor yang meningkatkan risikonya. Beberapa penyebab umum meliputi:

Gejala Arteri Fibrilasi

Gejala arteri fibrilasi bisa bervariasi, ada yang merasakan gejala jelas, namun ada juga yang tidak merasakan gejala sama sekali (asimtomatik). Gejala yang umum dirasakan meliputi:

Penting untuk diingat bahwa gejala stroke akibat gumpalan darah yang mengalir ke otak bisa sangat serius dan memerlukan penanganan medis darurat. Gejala stroke antara lain kesulitan berbicara, kelumpuhan pada satu sisi wajah atau tubuh, penglihatan kabur, dan sakit kepala hebat yang tiba-tiba.

Diagnosis dan Pengobatan

Diagnosis arteri fibrilasi biasanya dilakukan melalui pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiogram/EKG). Dokter mungkin akan merekomendasikan pemantauan EKG jangka panjang jika diperlukan untuk menangkap pola irama yang tidak teratur yang muncul secara sporadis. Selain itu, tes darah dan pencitraan jantung lainnya mungkin dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari.

Pengobatan arteri fibrilasi bertujuan untuk mengontrol irama jantung, mengendalikan denyut jantung, dan mencegah pembentukan gumpalan darah. Pilihan pengobatan meliputi:

Memahami bahwa arteri fibrilasi adalah kondisi yang dapat dikelola adalah langkah awal yang penting. Jika Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

🏠 Homepage