Kurikulum pendidikan Islam memegang peranan krusial dalam membentuk karakter, moral, dan intelektual peserta didik sesuai dengan ajaran Islam. Ia bukan sekadar daftar mata pelajaran, melainkan sebuah cetak biru komprehensif yang menggabungkan nilai-nilai ilahiyah dengan kebutuhan zaman. Pemahaman mendalam mengenai asas-asas yang mendasarinya adalah kunci untuk merancang dan mengimplementasikan pendidikan Islam yang efektif dan relevan. Artikel ini akan mengupas tuntas beberapa asas fundamental yang menjadi fondasi kurikulum pendidikan Islam.
Asas paling fundamental dalam setiap aspek kurikulum pendidikan Islam adalah konsep tauhid, yaitu pengesaan Allah SWT. Seluruh materi pelajaran, metode pengajaran, hingga tujuan pendidikan harus berakar pada pemahaman bahwa Allah adalah pencipta, penguasa, dan sumber segala pengetahuan. Ini berarti bahwa pendidikan Islam tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan potensi intelektual semata, tetapi juga untuk menumbuhkan kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan. Peserta didik diajak untuk memahami bahwa ilmu pengetahuan adalah anugerah dari-Nya dan harus digunakan untuk tujuan yang diridai-Nya. Aspek spiritual dan moral yang bersumber dari tauhid ini menjadi penyeimbang bagi pengembangan aspek kognitif dan psikomotorik.
Sumber ajaran dan nilai utama dalam Islam adalah Al-Qur'an dan Sunnah (tradisi Nabi Muhammad SAW). Kurikulum pendidikan Islam harus secara eksplisit maupun implisit memasukkan ajaran-ajaran dari kedua sumber ini. Materi pelajaran, kisah para nabi, etika pergaulan, hingga pemahaman hukum Islam, semuanya merujuk pada tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah. Ini memastikan bahwa pendidikan yang diberikan selaras dengan ajaran Islam yang murni, terhindar dari penyimpangan, dan mampu membentuk individu yang berakhlak mulia serta bertakwa. Pengintegrasian nilai-nilai ini dilakukan tidak hanya dalam mata pelajaran agama, tetapi juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran umum lainnya agar nilai Islam meresap dalam setiap aspek pembelajaran.
Pendidikan Islam mengadopsi pandangan holistik terhadap kehidupan, yang menekankan pentingnya keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi. Kurikulum harus dirancang sedemikian rupa untuk mempersiapkan peserta didik meraih kesuksesan di dunia tanpa melupakan bekal untuk kehidupan akhirat. Ini berarti selain mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berkontribusi di masyarakat, kurikulum juga menanamkan kesadaran spiritual, ibadah, dan akhlak mulia. Peserta didik didorong untuk menjadi pribadi yang produktif secara profesional sekaligus saleh secara personal. Keseimbangan ini mencegah tumbuhnya sikap materialistis yang berlebihan atau justru mengabaikan kebutuhan jasmani dan sosial atas nama spiritualitas.
Setiap manusia diciptakan dengan fitrah, yaitu potensi bawaan yang positif dari Allah SWT. Kurikulum pendidikan Islam bertugas untuk mengenali, memelihara, dan mengembangkan fitrah tersebut. Ini mencakup pengembangan potensi intelektual (akal), emosional (hati), spiritual (jiwa), dan fisik. Kurikulum harus memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengeksplorasi bakat dan minat mereka, serta menyediakan pembelajaran yang merangsang rasa ingin tahu dan kreativitas. Dengan memahami dan mengembangkan fitrah, peserta didik akan tumbuh menjadi individu yang utuh, berdaya, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan agama.
Meskipun berakar pada ajaran Islam yang timeless, kurikulum pendidikan Islam juga harus bersifat universal dan kekinian. Prinsip-prinsip Islam bersifat universal dan berlaku untuk seluruh umat manusia di setiap zaman dan tempat. Oleh karena itu, kurikulum harus mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, serta isu-isu kontemporer, dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Tujuannya adalah agar lulusan pendidikan Islam mampu menjadi agen perubahan yang relevan di era global, mampu menjawab tantangan zaman, dan memberikan solusi berbasis ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin. Pendidikan tidak boleh terkotak-kotak atau ketinggalan zaman, melainkan harus adaptif dan progresif.
Asas-asas kurikulum pendidikan Islam, mulai dari tauhid, Al-Qur'an dan Sunnah, keseimbangan dunia akhirat, pengembangan fitrah, hingga universalitas dan kekinian, merupakan pondasi yang kokoh untuk membangun sistem pendidikan yang berkualitas. Implementasi asas-asas ini secara konsisten akan menghasilkan generasi Muslim yang tidak hanya berilmu dan terampil, tetapi juga beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan mampu menjadi rahmat bagi semesta alam.