Mengatasi ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan Caesar

Melahirkan melalui operasi caesar memang memberikan tantangan tersendiri, terutama bagi ibu baru yang berjuang untuk memulai proses menyusui. Kekhawatiran terbesar sering kali adalah ketika ASI (Air Susu Ibu) tidak kunjung keluar atau keluar dalam jumlah yang sangat sedikit pada hari-hari pertama pasca persalinan. Kondisi ini sangat umum terjadi, namun penting untuk diketahui bahwa hal tersebut bukanlah akhir dari perjalanan menyusui Anda.

Proses transisi dari masa kehamilan menuju menyusui pasca-caesar mungkin sedikit berbeda dibandingkan persalinan normal. Pemulihan luka operasi, penggunaan obat pereda nyeri, dan sedikit keterlambatan kontak kulit-ke-kulit dini dapat memengaruhi stimulasi awal produksi ASI. Namun, tubuh Anda dirancang untuk memproduksi susu, dan ada banyak cara untuk mendorong serta mempercepat proses ini.

Dukungan Menyusui

Ilustrasi: Fokus pada dukungan awal menyusui pasca-operasi.

Mengapa ASI Terlambat Keluar?

Pada dasarnya, ASI mulai diproduksi dalam jumlah kecil (kolostrum) bahkan sebelum bayi lahir. Namun, produksi ASI dalam volume besar dipicu oleh dua faktor utama: hormon prolaktin (dipicu oleh pengosongan payudara) dan stimulasi dini.

Langkah-Langkah Efektif Mendorong Produksi ASI

Jangan panik. Fokus utama Anda saat ini adalah memberikan stimulasi sesering mungkin. Semakin sering payudara dikosongkan (walaupun sedikit), semakin cepat tubuh merespons dengan produksi lebih banyak.

1. Prioritaskan Kontak Kulit-ke-Kulit (Skin-to-Skin)

Jika kondisi Anda memungkinkan, lakukan kontak kulit-ke-kulit sesegera mungkin, bahkan jika bayi masih berada di inkubator atau Anda masih merasa sangat nyeri. Sentuhan langsung ini merangsang pelepasan oksitosin yang membantu relaksasi dan meningkatkan produksi ASI.

2. Pumping Sesegera Mungkin

Jika bayi belum bisa menempel dengan baik atau masih lemah, mulailah memompa ASI (pumping) dalam waktu 6 jam pertama pasca-caesar. Gunakan pompa berkualitas baik. Pompa harus dilakukan minimal setiap 2-3 jam, bahkan di malam hari, selama 15-20 menit setiap sesi, untuk meniru frekuensi menyusu bayi.

3. Manajemen Rasa Sakit

Bicarakan dengan tim medis mengenai manajemen nyeri Anda. Rasa sakit yang terkontrol akan membuat Anda lebih rileks dan mampu fokus pada menyusui atau memompa. Jangan menahan diri kesakitan karena takut mengganggu produksi ASI.

4. Posisi Menyusui yang Nyaman

Pasca-caesar, posisi menyusui yang ideal adalah posisi "football hold" atau "side-lying" (berbaring miring), di mana perut bayi tidak menekan area jahitan. Posisikan bayi dengan perut menempel ke perut Anda (perut ke perut).

5. Hidrasi dan Nutrisi Optimal

Pastikan Anda minum banyak air putih. Dehidrasi adalah musuh utama produksi ASI. Konsumsi makanan bergizi seimbang. Beberapa makanan galaktagogue (pemicu ASI) seperti daun katuk, oatmeal, atau pare mungkin membantu, tetapi kuncinya tetap pada stimulasi mekanis.

6. Dukungan Emosional dan Konsultasi

Dapatkan dukungan dari pasangan, keluarga, atau konselor laktasi. Mereka dapat membantu memposisikan bayi, mengoperasikan pompa, dan memberikan dukungan moral. Konselor laktasi sangat penting untuk mengevaluasi teknik pelekatan dan memastikan tidak ada hambatan lain.

Kapan ASI Diharapkan Keluar?

Pada persalinan normal, ASI biasanya mulai terasa penuh pada hari ke-3 hingga ke-5. Namun, pada ibu yang melahirkan caesar, seringkali terjadi sedikit keterlambatan. Anda mungkin akan melihat tetesan kolostrum yang keluar dalam 24-48 jam pertama. Produksi meningkat signifikan (fase transisi) biasanya terjadi antara hari ke-4 hingga hari ke-7 pasca-operasi, asalkan stimulasi dilakukan secara teratur.

Ingat, beberapa tetes kolostrum yang berhasil didapatkan pada hari pertama sudah merupakan kemenangan besar bagi bayi Anda, karena kaya akan antibodi pelindung. Konsistensi adalah kunci untuk memberitahu tubuh bahwa bayi membutuhkan suplai penuh.

🏠 Homepage