Bagi banyak ibu menyusui, melihat ASI yang dipompa atau sisa ASI di botol setelah sesi minum bayi seringkali menimbulkan kekhawatiran. Pertanyaan klasik yang muncul adalah: "Mengapa ASI saya tidak habis diminum?" Fenomena ini sangat umum dan hampir pasti pernah dialami oleh setiap ibu menyusui. Penting untuk dipahami bahwa jumlah ASI yang tersisa bukanlah indikator langsung dari keberhasilan menyusui atau kecukupan produksi Anda.
Ada beberapa alasan fisiologis dan perilaku mengapa bayi mungkin meninggalkan sisa ASI. Memahami ini dapat membantu ibu merasa lebih tenang dan fokus pada kebutuhan bayinya, bukan pada volume yang terbuang.
Bayi memiliki kemampuan bawaan yang luar biasa untuk mengatur asupan mereka. Mereka tidak meminum susu berdasarkan jam atau volume tertentu, melainkan berdasarkan rasa lapar dan kenyang mereka. Ketika bayi sudah merasa kenyang, refleks mengisap mereka akan melemah atau berhenti sama sekali. ASI yang tersisa adalah bukti bahwa bayi telah puas dengan apa yang ia dapatkan.
ASI berubah komposisinya sepanjang sesi menyusui. ASI yang keluar di awal sesi (foremilk) cenderung lebih encer dan banyak mengandung laktosa, sementara ASI akhir (hindmilk) lebih kaya lemak dan kalori. Bayi mungkin menghentikan sesi ketika mereka sudah memenuhi kebutuhan hidrasi mereka (dari foremilk) tetapi belum terlalu lapar akan kalori padat (hindmilk). Ini sangat umum terjadi pada sesi menyusui yang panjang.
Jika aliran ASI ibu sangat deras (let-down reflex kuat), bayi mungkin menelan terlalu cepat. Hal ini bisa menyebabkan mereka tersedak, terganggu, atau menelan udara, sehingga mereka memutuskan berhenti sejenak atau sepenuhnya meskipun perut mereka belum penuh. Sisa ASI mungkin keluar karena bayi kesulitan menampung kecepatan aliran tersebut.
Kadang-kadang, sisa ASI terjadi karena pelekatan (latch) bayi kurang efektif pada akhir sesi. Jika puting ibu tidak terstimulasi secara optimal di menit-menit terakhir, output ASI mungkin berkurang, dan bayi akan berhenti karena merasa tidak mendapatkan hasil maksimal, meskipun masih ada sedikit sisa di saluran susu.
Melihat ASI terbuang tentu terasa menyedihkan, terutama bagi ibu yang telah berjuang untuk memproduksi ASI. Namun, daripada membuangnya, ada beberapa cara bijak untuk memanfaatkan sisa ASI tersebut:
Prioritaskan sinyal kenyang bayi. Memaksa bayi menghabiskan ASI (terutama jika diberi dalam botol) dapat mengajarkan mereka untuk mengabaikan rasa kenyang alami mereka, yang dapat memicu makan berlebihan di kemudian hari. Biarkan bayi menentukan batasnya.
Jika ibu merasa payudara masih terlalu penuh atau ingin memastikan payudara dikosongkan untuk menjaga suplai, lakukan sesi pemompaan singkat (5-10 menit) setelah bayi selesai menyusu. ASI yang dipompa setelah sesi menyusui biasanya lebih sedikit, tetapi ini membantu memberi sinyal pada tubuh untuk terus memproduksi.
ASI mengandung antibodi dan nutrisi luar biasa yang bermanfaat bahkan di luar perut bayi. Sisa ASI bisa dimanfaatkan untuk:
Jika sisa ASI adalah hasil dari pemompaan karena aliran deras, pastikan ASI tersebut disimpan dengan benar sesuai pedoman keamanan penyimpanan ASI, untuk digunakan di sesi menyusui berikutnya.
Kekhawatiran bahwa ASI tidak habis diminum sering kali berakar pada kecemasan ibu mengenai apakah produksi ASI mereka mencukupi. Ingatlah prinsip dasar menyusui: Suplai ditentukan oleh permintaan.
Jika bayi Anda:
Maka, anggaplah sisa ASI sebagai tanda sukses. Ini berarti Anda telah memasok lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi pada momen tersebut, dan bayi Anda adalah konsumen yang cerdas!