Asmaul Husna adalah nama-nama yang terindah dan terbaik yang hanya dimiliki oleh Allah SWT. Istilah ini berasal dari bahasa Arab, di mana "Al-Asma" berarti nama-nama (bentuk jamak dari 'ism'), dan "Al-Husna" berarti yang paling baik atau yang terindah. Jadi, secara harfiah, Asmaul Husna adalah nama-nama yang paling baik. Nama-nama ini bukanlah sekadar sebutan, melainkan cerminan dari sifat-sifat kesempurnaan, keagungan, dan kebesaran Allah yang tidak terbatas dan tidak tertandingi oleh siapapun dan apapun.
Mengenal Allah melalui Asmaul Husna adalah pilar fundamental dalam akidah seorang Muslim. Al-Qur'an secara tegas memerintahkan kita untuk berdoa dan menyeru-Nya dengan nama-nama-Nya yang indah. Sebagaimana firman-Nya:
"Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf: 180)
Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya memahami dan menggunakan nama-nama ini dalam ibadah, terutama dalam doa. Ketika kita memahami sifat Ar-Rahman (Maha Pengasih), kita akan lebih optimis dalam memohon rahmat-Nya. Ketika kita merenungi sifat Al-Ghafur (Maha Pengampun), kita akan terdorong untuk bertaubat dengan tulus. Setiap nama membuka jendela baru untuk memahami keagungan Sang Pencipta, memperdalam rasa cinta, takut, dan harap kepada-Nya.
Jumlah Asmaul Husna yang masyhur adalah 99, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Namun, para ulama sepakat bahwa nama dan sifat Allah tidak terbatas pada angka 99. Angka tersebut adalah jumlah yang diperkenalkan kepada manusia agar mudah dipahami, dihafal, dan direnungkan. Setiap nama memiliki makna yang sangat dalam, yang jika digali akan membawa kita pada lautan hikmah yang tak bertepi. Mempelajari Asmaul Husna bukan sekadar menghafal, tetapi sebuah perjalanan spiritual untuk meneladani sifat-sifat-Nya dalam batas kemampuan kita sebagai manusia, seperti menjadi pribadi yang pemaaf (meneladani Al-Ghafur) atau adil (meneladani Al-Adl).
99 Asmaul Husna beserta Maknanya
1. Ar-Rahman الرَّحْمَنُ
Yang Maha Pengasih. Sifat kasih Allah yang mencakup seluruh makhluk-Nya tanpa terkecuali, baik yang beriman maupun yang tidak. Rahmat-Nya tercurah dalam bentuk udara yang kita hirup, rezeki yang kita nikmati, dan segala fasilitas kehidupan di dunia.
2. Ar-Rahim الرَّحِيْمُ
Yang Maha Penyayang. Sifat sayang Allah yang khusus diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman di akhirat kelak. Ini adalah bentuk kasih sayang yang abadi, berupa surga dan segala kenikmatan di dalamnya sebagai balasan atas ketaatan mereka.
3. Al-Malik الْمَلِكُ
Yang Maha Merajai/Memerintah. Allah adalah Raja mutlak yang kekuasaan-Nya tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Dia memiliki, mengatur, dan menguasai seluruh alam semesta tanpa butuh bantuan atau campur tangan dari siapapun.
4. Al-Quddus الْقُدُّوْسُ
Yang Maha Suci. Allah suci dari segala bentuk kekurangan, aib, dan sifat-sifat yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Kesucian-Nya adalah mutlak dan sempurna, berbeda dengan kesucian nisbi yang dimiliki makhluk.
5. As-Salam السَّلَامُ
Yang Maha Memberi Kesejahteraan. Allah adalah sumber segala kedamaian dan keselamatan. Dia selamat dari segala cacat, dan Dia pula yang memberikan rasa aman dan damai kepada hamba-hamba-Nya di dunia dan akhirat.
6. Al-Mu'min الْمُؤْمِنُ
Yang Maha Memberi Keamanan. Allah adalah pemberi rasa aman kepada makhluk-Nya dari segala ketakutan dan kezaliman. Dia jugalah yang membenarkan para nabi dan rasul-Nya dengan mukjizat serta membenarkan keimanan hamba-Nya.
7. Al-Muhaimin الْمُهَيْمِنُ
Yang Maha Memelihara/Mengawasi. Allah senantiasa mengawasi, menjaga, dan mengatur seluruh urusan makhluk-Nya. Tidak ada satu pun peristiwa di alam semesta ini yang luput dari pengawasan dan pemeliharaan-Nya.
8. Al-'Aziz الْعَزِيْزُ
Yang Maha Perkasa. Allah memiliki keperkasaan yang mutlak, yang tidak dapat dikalahkan oleh siapapun. Keperkasaan-Nya mencakup kekuatan, kehormatan, dan kemuliaan yang tidak tertandingi.
9. Al-Jabbar الْجَبَّارُ
Yang Memiliki Mutlak Kegagahan. Kehendak-Nya pasti terlaksana dan tidak ada yang bisa menolak ketetapan-Nya. Dia memperbaiki segala kerusakan dan mencukupi segala kekurangan makhluk-Nya dengan kekuasaan-Nya.
10. Al-Mutakabbir الْمُتَكَبِّرُ
Yang Maha Megah. Allah memiliki segala kebesaran dan keagungan. Sifat sombong hanya pantas bagi-Nya, karena Dia-lah yang paling besar dan agung. Bagi makhluk, kesombongan adalah sifat tercela.
11. Al-Khaliq الْخَالِقُ
Yang Maha Pencipta. Allah adalah pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dia menciptakan dengan ukuran dan takdir yang sempurna tanpa memerlukan contoh atau bahan sebelumnya.
12. Al-Bari' الْبَارِئُ
Yang Maha Melepaskan. Allah mengadakan segala sesuatu dari ketiadaan dengan sempurna dan seimbang. Dia menciptakan makhluk tanpa cacat dan membebaskannya dari ketidaksempurnaan.
13. Al-Mushawwir الْمُصَوِّرُ
Yang Maha Membentuk Rupa. Allah memberikan bentuk dan rupa yang berbeda-beda kepada setiap makhluk-Nya. Keanekaragaman bentuk ini menunjukkan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas.
14. Al-Ghaffar الْغَفَّارُ
Yang Maha Pengampun. Allah senantiasa memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang berbuat dosa lalu bertaubat. Dia menutupi dosa-dosa mereka dan tidak menghukumnya, selama mereka kembali kepada-Nya dengan tulus.
15. Al-Qahhar الْقَهَّارُ
Yang Maha Menundukkan. Allah menundukkan segala sesuatu di bawah kekuasaan dan kehendak-Nya. Tidak ada satu makhluk pun yang dapat menentang atau lari dari ketetapan-Nya.
16. Al-Wahhab الْوَهَّابُ
Yang Maha Pemberi Karunia. Allah memberikan nikmat dan karunia kepada seluruh makhluk-Nya tanpa pamrih dan tanpa diminta. Pemberian-Nya terus-menerus dan tidak pernah berhenti.
17. Ar-Razzaq الرَّزَّاقُ
Yang Maha Pemberi Rezeki. Allah menjamin rezeki bagi setiap makhluk-Nya, dari yang terkecil hingga terbesar. Rezeki-Nya mencakup kebutuhan jasmani seperti makanan dan minuman, serta kebutuhan rohani seperti iman dan ilmu.
18. Al-Fattah الْفَتَّاحُ
Yang Maha Pembuka Rahmat. Allah adalah pembuka segala pintu kebaikan, rahmat, dan solusi. Dia membuka jalan keluar dari kesulitan, membuka hati untuk menerima hidayah, dan memberikan kemenangan bagi hamba-Nya.
19. Al-'Alim الْعَلِيْمُ
Yang Maha Mengetahui. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur tanpa sepengetahuan-Nya.
20. Al-Qabidh الْقَابِضُ
Yang Maha Menyempitkan. Allah menyempitkan rezeki atau menahan sesuatu dari hamba-Nya berdasarkan hikmah dan keadilan-Nya. Hal ini seringkali menjadi ujian untuk mengukur kesabaran dan keimanan.
21. Al-Basith الْبَاسِطُ
Yang Maha Melapangkan. Allah melapangkan rezeki dan rahmat-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki. Kelapangan ini adalah bentuk karunia yang patut disyukuri, bukan untuk disombongkan.
22. Al-Khafidh الْخَافِضُ
Yang Maha Merendahkan. Allah merendahkan derajat orang-orang yang sombong, durhaka, dan menentang perintah-Nya, baik di dunia maupun di akhirat.
23. Ar-Rafi' الرَّافِعُ
Yang Maha Meninggikan. Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman, berilmu, dan bertaqwa. Ketinggian derajat di sisi-Nya adalah kemuliaan yang sejati.
24. Al-Mu'izz الْمُعِزُّ
Yang Maha Memuliakan. Allah memberikan kemuliaan dan kehormatan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, terutama kepada hamba-hamba-Nya yang taat.
25. Al-Mudzil الْمُذِلُّ
Yang Maha Menghinakan. Allah menghinakan siapa saja yang Dia kehendaki, yaitu mereka yang berpaling dari jalan-Nya dan memilih kesesatan.
26. As-Sami' السَّمِيْعُ
Yang Maha Mendengar. Pendengaran Allah meliputi segala suara, baik yang diucapkan dengan lisan, terlintas di dalam hati, bahkan bisikan yang paling lirih sekalipun. Tidak ada yang tersembunyi dari pendengaran-Nya.
27. Al-Bashir الْبَصِيْرُ
Yang Maha Melihat. Penglihatan Allah meliputi segala sesuatu, baik yang besar maupun yang kecil, yang tampak maupun yang tersembunyi di lubuk bumi yang paling dalam atau di kegelapan malam.
28. Al-Hakam الْحَكَمُ
Yang Maha Menetapkan Hukum. Allah adalah Hakim yang paling adil. Hukum dan ketetapan-Nya adalah yang paling benar dan tidak dapat diganggu gugat. Dia menyelesaikan semua perselisihan dengan keadilan mutlak.
29. Al-'Adl الْعَدْلُ
Yang Maha Adil. Keadilan Allah adalah sempurna. Dia tidak pernah berbuat zalim sedikitpun kepada makhluk-Nya. Segala tindakan, ketetapan, dan balasan-Nya selalu didasari oleh keadilan yang murni.
30. Al-Lathif اللَّطِيْفُ
Yang Maha Lembut. Allah Maha Lembut dalam perbuatan dan ilmu-Nya. Dia mengetahui perkara-perkara yang paling halus dan tersembunyi, dan Dia memberikan karunia-Nya dengan cara yang tidak terduga.
31. Al-Khabir الْخَبِيْرُ
Yang Maha Mengetahui Rahasia. Pengetahuan Allah sangat mendalam, meliputi segala hal yang tersembunyi dan rahasia. Tidak ada niat, pikiran, atau rencana yang luput dari pengetahuan-Nya.
32. Al-Halim الْحَلِيْمُ
Yang Maha Penyantun. Allah tidak tergesa-gesa dalam menghukum hamba-Nya yang berbuat maksiat. Dia memberikan waktu bagi mereka untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang benar, menunjukkan sifat penyantun-Nya yang agung.
33. Al-'Azhim الْعَظِيْمُ
Yang Maha Agung. Keagungan Allah meliputi segala aspek Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Tidak ada satu pun makhluk yang dapat menandingi atau bahkan membayangkan hakikat keagungan-Nya.
34. Al-Ghafur الْغَفُوْرُ
Yang Maha Memberi Pengampunan. Allah adalah Dzat yang banyak memberi ampunan. Dia mengampuni segala jenis dosa, besar maupun kecil, bagi siapa saja yang memohon ampun dengan tulus.
35. Asy-Syakur الشَّكُوْرُ
Yang Maha Pembalas Budi. Allah sangat menghargai dan membalas setiap amal kebaikan hamba-Nya, meskipun sangat kecil. Dia membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda, menunjukkan kemurahan-Nya.
36. Al-'Aliy الْعَلِيُّ
Yang Maha Tinggi. Ketinggian Allah adalah mutlak, baik dari segi Dzat, kedudukan, maupun kekuasaan-Nya. Dia berada di atas segala makhluk-Nya dan tidak ada yang lebih tinggi dari-Nya.
37. Al-Kabir الْكَبِيْرُ
Yang Maha Besar. Kebesaran Allah tidak dapat diukur dan dibandingkan. Dia lebih besar dari segala sesuatu yang dapat dibayangkan oleh akal manusia.
38. Al-Hafizh الْحَفِيْظُ
Yang Maha Memelihara. Allah memelihara dan menjaga seluruh ciptaan-Nya dari kerusakan dan kebinasaan. Dia juga menjaga amal perbuatan hamba-Nya untuk diberikan balasan yang setimpal.
39. Al-Muqit الْمُقِيْتُ
Yang Maha Pemberi Kecukupan. Allah memberikan segala kebutuhan pokok makhluk-Nya, terutama makanan dan minuman yang menopang kehidupan mereka. Dia-lah yang menjamin nutrisi bagi setiap jiwa.
40. Al-Hasib الْحَسِيْبُ
Yang Maha Membuat Perhitungan. Allah akan menghitung seluruh amal perbuatan manusia di hari kiamat dengan sangat teliti dan adil. Dia juga mencukupi segala urusan hamba-Nya yang bertawakal kepada-Nya.
41. Al-Jalil الْجَلِيْلُ
Yang Maha Luhur. Allah memiliki sifat-sifat keluhuran dan keagungan yang sempurna. Dia Dzat yang mulia dan terhormat dalam segala aspek.
42. Al-Karim الْكَرِيْمُ
Yang Maha Pemurah. Allah sangat dermawan dalam memberi. Dia memberi tanpa diminta, memberi lebih dari yang diharapkan, dan memberi tanpa mengharapkan balasan apapun. Kemurahan-Nya tidak pernah habis.
43. Ar-Raqib الرَّقِيْبُ
Yang Maha Mengawasi. Allah senantiasa mengawasi gerak-gerik dan isi hati setiap makhluk-Nya. Tidak ada satu pun yang terlewat dari pengawasan-Nya yang terus-menerus.
44. Al-Mujib الْمُجِيْبُ
Yang Maha Mengabulkan. Allah mengabulkan doa dan permohonan hamba-Nya yang berdoa dengan tulus dan ikhlas. Dia mendengar setiap pinta dan menjawabnya sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
45. Al-Wasi' الْوَاسِعُ
Yang Maha Luas. Rahmat, ilmu, dan karunia Allah sangat luas dan tidak terbatas. Keluasannya meliputi seluruh alam semesta dan isinya.
46. Al-Hakim الْحَكِيْمُ
Yang Maha Bijaksana. Segala perbuatan, perintah, dan larangan Allah dilandasi oleh hikmah dan kebijaksanaan yang sempurna, meskipun terkadang akal manusia tidak mampu memahaminya.
47. Al-Wadud الْوَدُوْدُ
Yang Maha Mengasihi. Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang taat dan berbuat kebaikan. Cinta-Nya adalah sumber segala kebaikan dan kasih sayang di alam semesta.
48. Al-Majid الْمَجِيْدُ
Yang Maha Mulia. Allah memiliki kemuliaan yang sempurna dan agung. Kemuliaan-Nya terpancar dari Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya yang penuh kebesaran.
49. Al-Ba'its الْبَاعِثُ
Yang Maha Membangkitkan. Allah akan membangkitkan semua manusia dari kubur mereka pada hari kiamat untuk dimintai pertanggungjawaban. Dia juga membangkitkan semangat dan kemauan dalam diri hamba-Nya.
50. Asy-Syahid الشَّهِيْدُ
Yang Maha Menyaksikan. Allah menjadi saksi atas segala sesuatu. Tidak ada peristiwa yang terjadi di alam semesta ini kecuali berada dalam persaksian-Nya yang mutlak.
51. Al-Haqq الْحَقُّ
Yang Maha Benar. Allah adalah kebenaran yang mutlak. Dzat-Nya, firman-Nya, dan janji-Nya adalah benar dan pasti adanya. Segala sesuatu selain-Nya adalah fana.
52. Al-Wakil الْوَكِيْلُ
Yang Maha Memelihara Urusan. Allah adalah sebaik-baik pelindung dan penjamin. Barangsiapa yang bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan mencukupi segala urusannya.
53. Al-Qawiy الْقَوِيُّ
Yang Maha Kuat. Allah memiliki kekuatan yang sempurna dan tidak terbatas. Kekuatan-Nya tidak pernah berkurang dan tidak ada yang mampu menandingi-Nya.
54. Al-Matin الْمَتِيْنُ
Yang Maha Kokoh. Kekuatan Allah sangat kokoh dan tidak tergoyahkan. Dia tidak pernah merasa lelah atau lemah dalam mengatur dan memelihara ciptaan-Nya.
55. Al-Waliy الْوَلِيُّ
Yang Maha Melindungi. Allah adalah pelindung dan penolong bagi orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya dan membimbing mereka di jalan yang lurus.
56. Al-Hamid الْحَمِيْدُ
Yang Maha Terpuji. Allah adalah Dzat yang paling berhak menerima segala pujian. Dia terpuji atas segala sifat kesempurnaan-Nya dan nikmat yang dilimpahkan kepada makhluk-Nya.
57. Al-Muhshi الْمُحْصِيْ
Yang Maha Menghitung. Allah mengetahui dan menghitung segala sesuatu dengan sangat detail, tidak ada yang terlewat satu pun, dari jumlah butiran pasir hingga amal perbuatan manusia.
58. Al-Mubdi' الْمُبْدِئُ
Yang Maha Memulai. Allah adalah yang memulai penciptaan segala sesuatu dari ketiadaan. Dia adalah awal dari segala permulaan.
59. Al-Mu'id الْمُعِيْدُ
Yang Maha Mengembalikan Kehidupan. Setelah mematikan makhluk-Nya, Allah akan mengembalikan kehidupan mereka sekali lagi pada hari kebangkitan untuk diadili.
60. Al-Muhyi الْمُحْيِي
Yang Maha Menghidupkan. Allah adalah Dzat yang memberikan kehidupan kepada segala sesuatu yang hidup. Dia yang menghidupkan tanah yang mati dengan air hujan.
61. Al-Mumit الْمُمِيْتُ
Yang Maha Mematikan. Allah adalah satu-satunya Dzat yang berkuasa untuk mencabut nyawa atau mematikan setiap makhluk yang bernyawa. Kematian adalah ketetapan-Nya yang pasti.
62. Al-Hayy الْحَيُّ
Yang Maha Hidup. Allah hidup kekal abadi, tidak didahului oleh ketiadaan dan tidak akan diakhiri oleh kebinasaan. Kehidupan-Nya adalah sumber dari segala kehidupan makhluk.
63. Al-Qayyum الْقَيُّوْمُ
Yang Maha Mandiri. Allah berdiri sendiri dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Dia tidak membutuhkan bantuan siapapun, sebaliknya seluruh makhluk bergantung kepada-Nya.
64. Al-Wajid الْوَاجِدُ
Yang Maha Menemukan. Allah menemukan apa saja yang Dia kehendaki. Dia tidak pernah kehilangan atau kekurangan sesuatu pun.
65. Al-Majid الْمَاجِدُ
Yang Maha Mulia. Sama dengan Al-Majid (nomor 48), nama ini menekankan pada keluhuran dan kemuliaan-Nya yang tinggi dan terhormat.
66. Al-Wahid الْوَاحِدُ
Yang Maha Tunggal. Allah adalah satu-satunya dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Inilah inti dari ajaran tauhid.
67. Al-Ahad الْأَحَدُ
Yang Maha Esa. Nama ini lebih menegaskan ke-Esaan Allah. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. Konsep keesaan yang mutlak.
68. Ash-Shamad الصَّمَدُ
Yang Maha Dibutuhkan. Allah adalah tempat bergantung segala sesuatu. Seluruh makhluk membutuhkan-Nya, sementara Dia tidak membutuhkan apapun dari mereka.
69. Al-Qadir الْقَادِرُ
Yang Maha Berkuasa. Allah memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk melakukan apa saja yang Dia kehendaki, tanpa ada yang bisa menghalangi-Nya.
70. Al-Muqtadir الْمُقْتَدِرُ
Yang Maha Berkuasa Penuh. Ini adalah bentuk penegasan dari Al-Qadir, menunjukkan bahwa kekuasaan Allah sangat sempurna dan mencakup segala sesuatu tanpa batas.
71. Al-Muqaddim الْمُقَدِّمُ
Yang Maha Mendahulukan. Allah mendahulukan apa yang Dia kehendaki dan siapa yang Dia kehendaki sesuai dengan hikmah-Nya, seperti mendahulukan para nabi di atas manusia biasa.
72. Al-Mu'akhkhir الْمُؤَخِّرُ
Yang Maha Mengakhirkan. Allah mengakhirkan atau menunda apa yang Dia kehendaki sesuai dengan kebijaksanaan-Nya, seperti menunda azab bagi orang kafir atau menunda rezeki.
73. Al-Awwal الْأَوَّلُ
Yang Maha Awal. Tidak ada sesuatupun sebelum Allah. Dia adalah permulaan dari segala sesuatu tanpa ada yang mendahului-Nya.
74. Al-Akhir الْآخِرُ
Yang Maha Akhir. Tidak ada sesuatupun setelah Allah. Ketika semua makhluk binasa, Dia tetap kekal abadi. Dia adalah tujuan akhir dari segalanya.
75. Azh-Zhahir الظَّاهِرُ
Yang Maha Nyata. Keberadaan Allah sangat nyata melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tersebar di seluruh alam semesta. Tidak ada yang lebih nyata dari-Nya.
76. Al-Bathin الْبَاطِنُ
Yang Maha Tersembunyi. Dzat Allah tersembunyi dari pandangan dan jangkauan akal makhluk-Nya. Tidak ada yang mampu melihat-Nya di dunia ini.
77. Al-Wali الْوَالِي
Yang Maha Menguasai. Allah menguasai, mengatur, dan memerintah segala urusan makhluk-Nya. Dia adalah penguasa tunggal alam semesta.
78. Al-Muta'ali الْمُتَعَالِي
Yang Maha Tinggi. Allah Maha Tinggi dan suci dari segala sifat makhluk. Ketinggian-Nya melampaui segala sesuatu yang dapat dibayangkan.
79. Al-Barr الْبَرُّ
Yang Maha Dermawan. Allah melimpahkan kebaikan dan kedermawanan-Nya kepada seluruh makhluk, baik yang taat maupun yang durhaka, sebagai bukti luasnya rahmat-Nya.
80. At-Tawwab التَّوَّابُ
Yang Maha Penerima Taubat. Allah senantiasa menerima taubat hamba-Nya yang kembali kepada-Nya dengan sungguh-sungguh, sebesar apapun dosa yang telah diperbuat.
81. Al-Muntaqim الْمُنْتَقِمُ
Yang Maha Pemberi Balasan. Allah memberikan balasan yang setimpal kepada orang-orang yang berbuat zalim dan durhaka. Balasan-Nya sangat adil dan sesuai dengan perbuatan mereka.
82. Al-'Afuww الْعَفُوُّ
Yang Maha Pemaaf. Allah memaafkan kesalahan hamba-Nya dan menghapuskan dosa-dosa mereka. Sifat pemaaf-Nya lebih luas daripada murka-Nya.
83. Ar-Ra'uf الرَّؤُوْفُ
Yang Maha Pengasih. Ini adalah tingkat kasih sayang yang sangat dalam dan lembut. Allah memiliki belas kasihan yang luar biasa kepada hamba-hamba-Nya.
84. Malik-ul-Mulk مَالِكُ الْمُلْكِ
Yang Maha Penguasa Kerajaan. Allah adalah pemilik mutlak segala kerajaan di langit dan di bumi. Dia memberikan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya dari siapa yang Dia kehendaki.
85. Dzul-Jalali wal-Ikram ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan. Allah adalah Dzat yang memiliki segala keagungan, kebesaran, dan kemurahan yang sempurna.
86. Al-Muqsith الْمُقْسِطُ
Yang Maha Pemberi Keadilan. Allah memberikan keadilan kepada semua pihak tanpa terkecuali. Dia akan mengambil hak orang yang terzalimi dari orang yang zalim.
87. Al-Jami' الْجَامِعُ
Yang Maha Mengumpulkan. Allah akan mengumpulkan seluruh manusia pada hari kiamat di padang mahsyar untuk dihisab, tidak ada seorangpun yang akan tertinggal.
88. Al-Ghaniy الْغَنِيُّ
Yang Maha Kaya. Allah tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya. Kekayaan-Nya mutlak dan tidak terbatas, sementara seluruh makhluk fakir di hadapan-Nya.
89. Al-Mughni الْمُغْنِيْ
Yang Maha Pemberi Kekayaan. Allah memberikan kekayaan dan kecukupan kepada siapa saja dari hamba-Nya yang Dia kehendaki.
90. Al-Mani' الْمَانِعُ
Yang Maha Mencegah. Allah mencegah terjadinya sesuatu yang Dia kehendaki atau menahan karunia-Nya dari seseorang sesuai dengan hikmah-Nya, seringkali untuk melindunginya dari keburukan.
91. Adh-Dharr الضَّارُّ
Yang Maha Memberi Mudharat. Allah menciptakan keburukan dan mudharat sebagai ujian atau hukuman, sesuai dengan keadilan dan kebijaksanaan-Nya. Semua terjadi atas izin-Nya.
92. An-Nafi' النَّافِعُ
Yang Maha Memberi Manfaat. Allah adalah satu-satunya sumber segala kebaikan dan manfaat. Tidak ada manfaat yang sampai kepada makhluk kecuali atas kehendak-Nya.
93. An-Nur النُّوْرُ
Yang Maha Bercahaya. Allah adalah cahaya langit dan bumi. Dia memberikan cahaya petunjuk (hidayah) ke dalam hati hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki.
94. Al-Hadi الْهَادِي
Yang Maha Pemberi Petunjuk. Allah memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki menuju jalan yang lurus. Hidayah adalah karunia terbesar dari-Nya.
95. Al-Badi' الْبَدِيْعُ
Yang Maha Pencipta Keindahan. Allah menciptakan alam semesta dengan keindahan yang tiada tara tanpa ada contoh sebelumnya. Setiap ciptaan-Nya adalah karya seni yang agung.
96. Al-Baqi الْبَاقِي
Yang Maha Kekal. Allah adalah Dzat yang kekal abadi. Ketika segala sesuatu akan hancur dan binasa, Dia tetap ada dan tidak akan pernah sirna.
97. Al-Warits الْوَارِثُ
Yang Maha Mewarisi. Allah adalah pewaris sejati. Setelah semua makhluk fana, hanya Dia-lah yang akan mewarisi langit, bumi, dan segala isinya.
98. Ar-Rasyid الرَّشِيْدُ
Yang Maha Pandai. Allah senantiasa membimbing makhluk-Nya dengan petunjuk yang lurus dan benar. Segala tuntunan-Nya membawa kepada kebaikan dan keselamatan.
99. Ash-Shabur الصَّبُوْرُ
Yang Maha Sabar. Allah sangat sabar dalam menghadapi kemaksiatan dan kedurhakaan hamba-Nya. Dia tidak segera menurunkan azab, melainkan terus memberi kesempatan untuk bertaubat.
Pentingnya Merenungi Asmaul Husna
Mengenal dan merenungi Asmaul Husna adalah nama-nama yang menjadi jembatan bagi seorang hamba untuk lebih dekat dengan Rabb-nya. Ini bukan sekadar latihan intelektual, melainkan sebuah ibadah hati yang mendalam. Dengan memahami bahwa Allah adalah Al-Ghafur, kita tidak akan pernah putus asa dari ampunan-Nya. Dengan meyakini bahwa Dia adalah Ar-Razzaq, hati kita akan tenang dalam urusan rezeki. Dan dengan menyadari bahwa Dia adalah Asy-Syahid, kita akan senantiasa merasa diawasi dan termotivasi untuk berbuat kebaikan.
Berdoa dengan menyebut nama-nama-Nya yang agung akan memberikan kekuatan dan keyakinan pada doa tersebut. Memohon kesembuhan dengan menyebut "Yaa Syafi", memohon petunjuk dengan "Yaa Hadi", dan memohon ampunan dengan "Yaa Ghafur" menjadikan permohonan kita lebih spesifik dan tulus. Semoga kita semua diberikan kemudahan oleh Allah SWT untuk senantiasa mempelajari, merenungi, dan mengamalkan konsekuensi dari nama-nama-Nya yang terindah dalam kehidupan sehari-hari.