Memahami Keagungan Asmaul Husna

Ar-Rahman adalah sifat kasih Allah yang meliputi seluruh makhluk-Nya tanpa terkecuali, baik yang beriman maupun yang tidak. Kasih sayang ini terwujud dalam bentuk penciptaan, pemberian rezeki, udara untuk bernapas, dan segala nikmat duniawi yang dirasakan oleh semua.

Berbeda dengan Ar-Rahman, Ar-Rahim adalah sifat sayang Allah yang khusus diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman di akhirat kelak. Ini adalah bentuk kasih sayang yang abadi, berupa surga, ampunan, dan keridhaan-Nya yang tiada tara.

Allah adalah Raja mutlak yang kekuasaan-Nya meliputi langit dan bumi. Kerajaan-Nya tidak akan pernah lekang oleh waktu dan tidak membutuhkan pewaris. Semua raja di dunia hanyalah pinjaman dan berada di bawah kekuasaan-Nya yang hakiki dan abadi.

Allah Maha Suci dari segala bentuk kekurangan, kesalahan, dan sifat-sifat yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Kesucian-Nya adalah mutlak, bersih dari segala noda dan jauh dari apa pun yang dapat dibayangkan oleh akal manusia yang terbatas.

As-Salam berarti Allah adalah sumber dari segala kedamaian dan keselamatan. Dia menyelamatkan hamba-Nya dari segala bahaya dan kesulitan. Kesejahteraan sejati hanya datang dari-Nya, dan surga disebut "Dar As-Salam" (Negeri Kesejahteraan).

Allah adalah pemberi rasa aman di hati hamba-hamba-Nya. Dia yang membenarkan janji-Nya kepada para rasul dan orang beriman. Keimanan kepada-Nya akan melahirkan ketenangan jiwa yang tidak dapat diberikan oleh siapa pun selain-Nya.

Al-Muhaimin berarti Allah Maha Mengawasi dan Memelihara segala sesuatu. Tidak ada satu pun perbuatan, ucapan, atau bahkan lintasan hati yang luput dari pengawasan-Nya. Dia menjaga alam semesta agar tetap berjalan sesuai dengan ketetapan-Nya.

Al-'Aziz menunjukkan keperkasaan Allah yang tidak terkalahkan. Dia memiliki kekuatan mutlak untuk melakukan apa pun yang Dia kehendaki. Tidak ada kekuatan lain yang mampu menandingi atau menghalangi kehendak-Nya yang agung.

Al-Jabbar berarti Allah memiliki kuasa untuk memaksakan kehendak-Nya dan memperbaiki segala kerusakan. Dia mampu menundukkan segala sesuatu di bawah kekuasaan-Nya dan menyempurnakan apa yang kurang pada makhluk-Nya.

Hanya Allah yang berhak memiliki kesombongan dan kebesaran, karena Dia adalah pemilik segala kesempurnaan. Sifat sombong bagi makhluk adalah tercela, namun bagi Allah, itu adalah representasi dari ketinggian dan keagungan-Nya yang sejati.

Allah adalah pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dia menciptakan seluruh alam semesta dengan ukuran dan perencanaan yang sempurna. Setiap ciptaan, dari galaksi hingga atom terkecil, adalah bukti kehebatan-Nya sebagai Al-Khaliq.

Al-Bari' berarti Allah mengadakan dan membentuk ciptaan-Nya tanpa cacat. Dia membebaskan makhluk dari ketidakseimbangan dan memberikan setiap ciptaan bentuk dan fungsi yang paling sesuai, menunjukkan keindahan dan kesempurnaan dalam karya-Nya.

Allah adalah seniman agung yang memberikan rupa dan bentuk pada setiap makhluk-Nya. Perbedaan rupa manusia, keindahan flora dan fauna, serta keunikan setiap ciptaan adalah bukti kekuasaan-Nya dalam membentuk segala sesuatu dengan sebaik-baiknya.

Al-Ghaffar adalah Dia yang senantiasa menutupi dosa dan memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang bertaubat, tidak peduli seberapa besar dosa tersebut. Pintu ampunan-Nya selalu terbuka bagi mereka yang kembali dengan tulus.

Al-Qahhar menunjukkan bahwa Allah memiliki kekuasaan mutlak untuk menaklukkan dan mengalahkan segala sesuatu. Semua makhluk tunduk di bawah kehendak dan kekuatan-Nya yang perkasa. Tidak ada yang bisa melawan ketetapan-Nya.

Allah adalah Al-Wahhab, yang memberikan karunia dan nikmat kepada hamba-Nya tanpa mengharapkan balasan apa pun. Pemberian-Nya tidak terbatas dan terus-menerus, mencakup segala kebutuhan makhluk baik yang diminta maupun yang tidak.

Allah adalah satu-satunya penjamin rezeki bagi seluruh makhluk. Dia memberikan rezeki kepada setiap hewan melata, burung di udara, dan ikan di lautan. Rezeki-Nya tidak akan pernah habis dan Dia memberikannya dari arah yang tidak disangka-sangka.

Al-Fattah adalah Dia yang membuka segala pintu kebaikan, rahmat, dan solusi atas segala permasalahan. Dia membuka hati yang tertutup untuk menerima hidayah dan membuka jalan keluar bagi hamba-Nya yang berada dalam kesulitan.

Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, yang tampak maupun yang gaib, yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi. Pengetahuan-Nya tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Tidak ada sehelai daun pun yang jatuh tanpa sepengetahuan-Nya.

Al-Qabidh adalah sifat Allah yang menyempitkan rezeki atau menahan sesuatu sesuai dengan hikmah dan keadilan-Nya. Sempitnya rezeki bisa menjadi ujian kesabaran atau cara untuk melindungi hamba dari keburukan.

Sebagai penyeimbang Al-Qabidh, Al-Basith adalah sifat Allah yang melapangkan rezeki dan rahmat-Nya bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Kelapangan ini merupakan bentuk kasih sayang-Nya dan ujian rasa syukur bagi hamba-Nya.

Allah berkuasa merendahkan derajat orang-orang yang sombong, durhaka, dan menentang perintah-Nya. Perendahan ini bisa terjadi di dunia maupun di akhirat, sebagai bentuk keadilan-Nya yang mutlak.

Allah Maha Meninggikan derajat hamba-hamba-Nya yang beriman, berilmu, dan bertaqwa. Ketinggian derajat ini tidak hanya di mata manusia, tetapi yang terpenting adalah di sisi-Nya, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Allah memberikan kemuliaan kepada siapa yang Dia kehendaki. Kemuliaan sejati adalah ketaatan kepada-Nya. Orang yang dimuliakan Allah akan memiliki kehormatan dan martabat yang tidak dapat direnggut oleh makhluk lain.

Allah berkuasa menghinakan siapa saja yang Dia kehendaki, terutama mereka yang berpaling dari-Nya dan melakukan kemaksiatan. Kehinaan ini adalah balasan atas kesombongan dan pembangkangan terhadap kebenaran.

Pendengaran Allah meliputi segala suara, baik yang diucapkan dengan lisan, disembunyikan dalam hati, maupun suara sekecil apa pun di alam semesta. Tidak ada satu pun doa atau keluh kesah yang terlewat dari pendengaran-Nya.

Penglihatan Allah menembus segala sesuatu, tanpa terhalang oleh gelap, jarak, atau rintangan apa pun. Dia melihat semut hitam di atas batu hitam di malam yang gelap gulita. Semua perbuatan kita, baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, berada dalam penglihatan-Nya.

Allah adalah hakim yang paling adil. Hukum dan ketetapan-Nya adalah yang terbaik dan paling benar. Keputusan-Nya tidak dapat diganggu gugat dan penuh dengan hikmah yang seringkali tidak terjangkau oleh akal manusia.

Keadilan Allah adalah mutlak dan sempurna. Dia tidak pernah menzalimi hamba-Nya sedikit pun. Setiap perbuatan, baik atau buruk, akan mendapatkan balasan yang setimpal tanpa ada yang dikurangi atau dilebihkan.

Kelembutan Allah terwujud dalam cara-Nya memberikan nikmat dan mengatur urusan hamba-Nya dengan cara yang sangat halus dan seringkali tidak disadari. Dia mengetahui seluk-beluk setiap masalah dan memberikan solusi dengan cara yang paling baik.

Al-Khabir berarti pengetahuan Allah sangat mendalam, mencakup segala hal yang tersembunyi dan rahasia. Dia mengetahui niat di dalam hati, isi pikiran, dan segala sesuatu yang tidak tampak oleh mata.

Allah Maha Penyantun, Dia tidak tergesa-gesa dalam menghukum hamba-Nya yang berbuat dosa. Dia memberikan kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri, menunjukkan kesabaran-Nya yang luar biasa terhadap makhluk-Nya.

Keagungan Allah tidak dapat dibandingkan dengan apa pun. Seluruh alam semesta dengan segala isinya terasa sangat kecil jika dibandingkan dengan keagungan-Nya. Akal manusia tidak akan pernah mampu menjangkau hakikat keagungan-Nya.

Serupa dengan Al-Ghaffar, Al-Ghafur menekankan pada luasnya ampunan Allah. Dia mengampuni segala jenis dosa, besar maupun kecil, selama hamba-Nya mau memohon ampun dengan tulus dan tidak mengulangi perbuatannya.

Allah sangat menghargai setiap amal kebaikan hamba-Nya, sekecil apa pun itu. Dia akan membalasnya dengan ganjaran yang berlipat ganda. Rasa syukur kita kepada-Nya akan dibalas dengan tambahan nikmat yang lebih besar.

Ketinggian Allah adalah mutlak, baik dari segi Zat, sifat, maupun kekuasaan-Nya. Dia berada di atas segala sesuatu dan tidak ada yang setara atau lebih tinggi dari-Nya. Ketinggian-Nya melampaui segala pemahaman.

Kebesaran Allah meliputi segala aspek. Dia lebih besar dari segala sesuatu yang dapat kita bayangkan. Ucapan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) adalah pengakuan akan kebesaran-Nya yang tiada tandingannya.

Allah adalah penjaga yang sempurna. Dia menjaga langit agar tidak runtuh, menjaga bumi agar tetap stabil, dan menjaga hamba-hamba-Nya dari segala marabahaya. Penjagaan-Nya tidak pernah lengah sedetik pun.

Al-Muqit berarti Allah Maha Memberi makanan dan kecukupan bagi seluruh makhluk-Nya. Dia mengatur dan memelihara rezeki setiap individu sesuai dengan kebutuhan dan takaran yang telah ditetapkan-Nya.

Allah adalah pencatat dan penghitung segala amal perbuatan. Pada hari kiamat, Dia akan mengadakan perhitungan yang sangat teliti dan adil. Cukuplah Allah sebagai penghisab bagi seluruh makhluk.

Al-Jalil menunjukkan keluhuran dan keagungan Zat Allah. Dia memiliki sifat-sifat kemuliaan yang sempurna, membuat-Nya layak untuk diagungkan dan disembah oleh seluruh alam semesta.

Kedermawanan Allah tidak ada batasnya. Dia memberi tanpa diminta dan memaafkan kesalahan tanpa diungkit. Kemurahan-Nya jauh melampaui apa yang bisa diberikan oleh makhluk-Nya, penuh kebaikan dan anugerah.

Ar-Raqib berarti Allah senantiasa mengawasi gerak-gerik dan keadaan seluruh makhluk-Nya. Tidak ada yang tersembunyi dari pengawasan-Nya. Kesadaran akan hal ini akan membuat seorang hamba selalu berhati-hati dalam bertindak.

Allah adalah Al-Mujib, yang selalu mendengar dan menjawab doa hamba-hamba-Nya. Dia mengabulkan permohonan dengan cara yang terbaik menurut ilmu-Nya, terkadang sesuai permintaan, terkadang diganti dengan yang lebih baik, atau disimpan untuk di akhirat.

Keluasan Allah meliputi segala hal: rahmat-Nya luas, ilmu-Nya luas, karunia-Nya luas, dan kerajaan-Nya pun sangat luas. Tidak ada batasan bagi kekuasaan dan anugerah yang dimiliki-Nya.

Setiap perbuatan, perintah, dan larangan Allah dilandasi oleh kebijaksanaan yang sempurna. Mungkin ada hal-hal yang tidak kita pahami, namun di baliknya selalu terkandung hikmah dan kebaikan yang agung bagi hamba-Nya.

Al-Wadud adalah cinta Allah yang murni dan penuh kasih kepada hamba-hamba-Nya yang taat. Dia mencintai mereka dan menanamkan rasa cinta di antara mereka. Cinta-Nya adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan sejati.

Al-Majid menunjukkan kemuliaan Allah yang sempurna dalam Zat, sifat, dan perbuatan-Nya. Kemuliaan-Nya terpancar dalam setiap ciptaan-Nya, menjadikan-Nya satu-satunya yang patut dipuji dan diagungkan.

Allah Maha Kuasa untuk membangkitkan kembali seluruh manusia dari kematian pada hari kiamat untuk dimintai pertanggungjawaban. Dia juga membangkitkan semangat dan kemauan dalam diri hamba-Nya.

Allah adalah saksi atas segala sesuatu. Tidak ada satu peristiwa pun di alam semesta yang terjadi tanpa persaksian-Nya. Dia menyaksikan perbuatan manusia dan akan menjadi saksi yang paling adil di hari pengadilan kelak.

Allah adalah kebenaran yang mutlak. Keberadaan-Nya adalah pasti, firman-Nya adalah benar, dan janji-Nya pasti akan terwujud. Segala sesuatu selain-Nya bersifat fana, sedangkan Dia adalah kebenaran yang abadi.

Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar dan menyerahkan segala urusan. Barangsiapa yang bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan mencukupi segala kebutuhannya dan menjadi pelindung terbaik baginya.

Kekuatan Allah adalah sempurna dan tidak terbatas. Dia tidak pernah merasa lelah atau lemah. Seluruh kekuatan yang ada di alam semesta ini bersumber dari kekuatan-Nya yang Maha Dahsyat.

Al-Matin berarti kekuatan Allah sangat kokoh, tidak tergoyahkan, dan tidak ada yang mampu menandinginya. Kekukuhan kekuatan-Nya menjamin bahwa rencana dan ketetapan-Nya pasti akan terlaksana.

Allah adalah pelindung dan penolong bagi orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, membimbing mereka, dan menjaga mereka dari tipu daya setan dan musuh-musuh mereka.

Allah adalah satu-satunya yang berhak atas segala puji. Dia terpuji dalam setiap perbuatan dan ketetapan-Nya, baik saat memberi nikmat maupun saat memberi ujian, karena di balik semua itu ada hikmah dan kebaikan.

Allah menghitung dan mengetahui jumlah segala sesuatu dengan detail yang sempurna, mulai dari butiran pasir di pantai hingga jumlah napas setiap makhluk. Tidak ada yang luput dari perhitungan-Nya yang cermat.

Allah adalah yang memulai penciptaan segala sesuatu dari ketiadaan. Dia adalah sumber dari semua awal. Proses penciptaan alam semesta adalah bukti nyata dari sifat-Nya sebagai Al-Mubdi'.

Setelah mematikan semua makhluk, Allah akan mengembalikan kehidupan mereka pada hari kebangkitan. Bagi-Nya, mengembalikan ciptaan adalah lebih mudah daripada memulainya, menunjukkan kekuasaan-Nya yang tak terbatas.

Allah adalah pemberi kehidupan. Dia yang menghidupkan janin dalam kandungan, menyuburkan tanah yang mati, dan memberikan nyawa kepada setiap makhluk. Hanya Dia yang memiliki kuasa absolut atas kehidupan.

Sebagai pemilik kehidupan, Allah juga merupakan satu-satunya yang berhak mencabutnya. Kematian adalah ketetapan-Nya yang pasti akan dialami oleh setiap yang bernyawa, sebagai gerbang menuju kehidupan akhirat.

Allah adalah Al-Hayy, Dzat yang hidup kekal abadi. Kehidupan-Nya tidak berawal dan tidak berakhir, serta tidak bergantung pada apa pun. Dia adalah sumber dari segala kehidupan di alam semesta.

Al-Qayyum berarti Allah Maha Mandiri, tidak membutuhkan bantuan siapa pun. Justru sebaliknya, seluruh makhluk bergantung sepenuhnya kepada-Nya dalam segala urusan dan keberlangsungan hidup mereka.

Allah Maha Menemukan apa saja yang Dia kehendaki. Dia tidak pernah kehilangan apa pun dan tidak ada sesuatu pun yang dapat bersembunyi dari-Nya. Dia adalah pemilik segala kekayaan dan tidak pernah berkekurangan.

Serupa dengan Al-Majid sebelumnya, nama ini menekankan pada keluhuran dan kemuliaan-Nya yang sempurna. Dia memiliki kehormatan dan keagungan yang tiada tara, sumber segala kebaikan dan kemurahan.

Al-Wahid menegaskan keesaan Allah dalam Zat-Nya. Tidak ada Tuhan selain Dia. Dia adalah satu-satunya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.

Jika Al-Wahid menekankan ketunggalan, Al-Ahad menekankan keunikan dan ketidakterbagian-Nya. Dia adalah satu kesatuan yang utuh, tidak tersusun dari bagian-bagian, menegaskan kemurnian tauhid.

Ash-Shamad adalah Dzat yang menjadi tumpuan segala harapan dan permintaan seluruh makhluk. Semua bergantung kepada-Nya, sementara Dia tidak bergantung kepada siapa pun. Dia adalah tempat kembali segala urusan.

Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Dia mampu menciptakan, mematikan, menghidupkan, dan mengatur alam semesta sesuai dengan kehendak-Nya yang mutlak.

Lebih dalam dari Al-Qadir, Al-Muqtadir berarti Allah memiliki kekuasaan penuh untuk menentukan dan menakdirkan segala sesuatu. Kekuasaan-Nya sempurna dan mencakup segala detail takdir makhluk-Nya.

Allah berkuasa untuk mendahulukan apa yang Dia kehendaki dan siapa yang Dia kehendaki. Dia mendahulukan sebagian makhluk atas yang lain dalam hal rezeki, derajat, atau waktu, sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.

Sebagai kebalikan dari Al-Muqaddim, Allah juga berkuasa untuk mengakhirkan atau menunda apa yang Dia kehendaki. Dia bisa menunda hukuman, rezeki, atau pertolongan sesuai dengan hikmah-Nya yang agung.

Allah adalah yang pertama, tidak ada sesuatu pun sebelum-Nya. Keberadaan-Nya tidak diawali oleh ketiadaan. Dia adalah sumber dari segala permulaan.

Allah adalah yang terakhir, tidak ada sesuatu pun setelah-Nya. Ketika semua makhluk musnah, Dia tetap ada, kekal dan abadi. Dia adalah tujuan akhir dari segala sesuatu.

Keberadaan Allah sangat nyata melalui tanda-tanda kebesaran-Nya di seluruh alam semesta. Setiap ciptaan adalah bukti yang jelas akan eksistensi dan kekuasaan-Nya. Dia nyata di atas segala sesuatu.

Meskipun nyata, Zat Allah bersifat gaib, tersembunyi dari pandangan dan jangkauan akal makhluk. Dia lebih dekat dari urat leher kita, namun hakikat-Nya tidak dapat kita lihat di dunia ini.

Al-Wali berarti Allah adalah penguasa tunggal yang mengatur dan mengurus segala urusan makhluk-Nya. Dia adalah pemerintah yang kebijakannya mencakup seluruh alam semesta tanpa terkecuali.

Al-Muta'ali menunjukkan ketinggian Allah yang suci dari segala sifat kekurangan dan penyerupaan dengan makhluk. Dia terbebas dari segala hal yang tidak pantas bagi keagungan-Nya.

Allah adalah sumber segala kebaikan dan kebajikan. Dia melimpahkan kebaikan-Nya kepada seluruh makhluk, baik yang taat maupun yang durhaka. Kebaikan-Nya sangat luas dan tidak pernah putus.

Allah senantiasa membuka pintu taubat dan menerima kembali hamba-Nya yang menyesali dosanya. Dia sangat gembira dengan taubat seorang hamba, melebihi kegembiraan orang yang menemukan kembali barangnya yang hilang.

Allah akan memberikan balasan yang setimpal kepada orang-orang yang berbuat zalim dan melampaui batas. Siksaan-Nya sangat pedih bagi mereka yang menentang kebenaran setelah diberi peringatan.

Berbeda dengan ampunan (Ghafur) yang menutupi dosa, Al-'Afuww berarti Allah menghapus dosa itu seakan-akan tidak pernah terjadi. Ini adalah tingkat pemaafan yang tertinggi dan paling mulia.

Ar-Ra'uf adalah puncak dari kasih sayang. Ini adalah belas kasihan yang sangat dalam dan lembut, yang mendorong untuk menghilangkan segala kesusahan dan penderitaan dari hamba-Nya.

Allah adalah pemilik mutlak seluruh kerajaan langit dan bumi. Dia memberikan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya dari siapa yang Dia kehendaki. Semua kekuasaan tunduk kepada-Nya.

Nama ini menggabungkan dua sifat agung: kebesaran (Jalal) yang membuat-Nya ditakuti dan disegani, serta kemuliaan (Ikram) yang membuat-Nya dicintai dan dihormati. Dia adalah sumber segala keagungan dan kedermawanan.

Allah Maha Adil dalam memberikan keputusan dan balasan. Keadilan-Nya sempurna, memastikan bahwa tidak ada satu pun makhluk yang akan dirugikan atau dizalimi, dan setiap hak akan dikembalikan kepada pemiliknya.

Allah akan mengumpulkan seluruh manusia, dari generasi pertama hingga terakhir, di Padang Mahsyar pada hari kiamat. Dia juga mampu mengumpulkan hal-hal yang tercerai-berai sesuai kehendak-Nya.

Kekayaan Allah adalah mutlak dan tidak membutuhkan apa pun dari makhluk-Nya. Sebaliknya, seluruh makhluk sangat fakir dan membutuhkan karunia-Nya. Kekayaan-Nya tidak akan pernah berkurang sedikit pun.

Allah adalah Dzat yang memberikan kekayaan dan kecukupan kepada hamba-hamba-Nya. Kekayaan sejati adalah kekayaan hati (rasa cukup), dan Allah memberikannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki sebagai anugerah.

Allah berkuasa untuk mencegah atau menahan sesuatu terjadi demi melindungi hamba-Nya dari keburukan. Penahanan-Nya bukanlah bentuk kebakhilan, melainkan bentuk kasih sayang dan kebijaksanaan yang mendalam.

Allah berkuasa menimpakan mudarat atau bahaya sebagai ujian, hukuman, atau peringatan. Namun, bahkan dalam mudarat yang Dia tetapkan, terkandung hikmah dan keadilan yang agung bagi hamba-Nya.

Allah adalah sumber dari segala manfaat dan kebaikan. Tidak ada manfaat yang bisa didapat kecuali dengan izin-Nya. Seluruh kebaikan di dunia dan akhirat berasal dari anugerah dan karunia-Nya.

Allah adalah cahaya langit dan bumi. Dia adalah sumber petunjuk (cahaya hidayah) yang menerangi hati orang-orang beriman dan menuntun mereka keluar dari kegelapan kebodohan dan kesesatan menuju jalan yang lurus.

Hanya Allah yang mampu memberikan hidayah taufiq, yaitu petunjuk yang masuk ke dalam hati seseorang. Dia membimbing siapa yang Dia kehendaki menuju kebenaran dan iman. Petunjuk-Nya adalah anugerah terbesar.

Allah adalah pencipta yang tiada duanya, menciptakan segala sesuatu tanpa contoh sebelumnya. Setiap ciptaan-Nya adalah unik, indah, dan menakjubkan, menunjukkan kehebatan-Nya sebagai Inovator yang Maha Agung.

Hanya Allah yang memiliki sifat kekal. Segala sesuatu selain-Nya akan hancur dan binasa. Kekekalan-Nya adalah absolut, tidak terikat oleh waktu, dan menjadi sandaran bagi harapan kehidupan abadi di akhirat.

Ketika seluruh makhluk telah tiada, Allah-lah yang akan mewarisi langit, bumi, dan segala isinya. Kepemilikan manusia hanya bersifat sementara, sedangkan kepemilikan Allah adalah hakiki dan abadi.

Allah Maha Cerdas dalam menuntun dan membimbing hamba-Nya ke jalan yang lurus. Petunjuk dan ajaran-Nya adalah jalan yang paling benar dan paling bijaksana untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Allah Maha Sabar, tidak tergesa-gesa dalam menghukum para pelaku maksiat. Dia menunda siksa-Nya untuk memberi mereka kesempatan bertaubat. Kesabaran-Nya adalah bentuk rahmat yang sangat luas bagi seluruh umat manusia.