Menguasai Angka Bahasa Arab 1 Sampai 20

Mempelajari bahasa baru adalah sebuah perjalanan membuka cakrawala dunia. Salah satu fondasi terpenting dalam perjalanan ini adalah menguasai angka. Angka digunakan dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari percakapan sehari-hari, transaksi jual beli, hingga memahami konteks dalam teks-teks penting. Bahasa Arab, sebagai salah satu bahasa terbesar di dunia, memiliki sistem angka yang unik dan sistematis. Memahami angka 1 sampai 20 adalah langkah awal yang krusial untuk membangun kemahiran berbahasa Arab Anda.

Artikel ini akan menjadi panduan komprehensif Anda untuk tidak hanya menghafal, tetapi juga memahami logika di balik angka Arab dari satu hingga dua puluh. Kita akan membahas tulisan Arabnya, cara pengucapannya, dan yang paling penting, kaidah penggunaan angka berdasarkan gender (mudzakkar untuk maskulin dan muannats untuk feminin) yang merupakan ciri khas gramatika Arab.

Ilustrasi kaligrafi angka-angka Arab dari 1 sampai 20 dengan ornamen islami. ١ ٢ ٣ ٤ الأرقام العربية (Angka Arab)

Pondasi Awal: Angka 1 dan 2

Angka satu dan dua dalam bahasa Arab memiliki perlakuan khusus. Berbeda dengan angka-angka berikutnya, keduanya berfungsi sebagai kata sifat (na'at) yang mengikuti kata benda (man'ut) yang dijelaskannya. Ini berarti, angka akan diletakkan setelah bendanya dan gendernya harus sesuai dengan gender bendanya.

Angka 1 (Satu)

وَاحِدٌ

(Wāḥidun)

Angka satu memiliki dua bentuk, tergantung pada gender kata benda yang diikutinya. Untuk benda maskulin (mudzakkar), kita menggunakan وَاحِدٌ (Wāḥidun). Untuk benda feminin (muannats), kita menambahkan ta' marbuthah (ة) di akhir, menjadi وَاحِدَةٌ (Wāḥidatun).

Contoh (Maskulin):

كِتَابٌ وَاحِدٌ

(Kitābun wāḥidun)

Artinya: Satu buku.

Contoh (Feminin):

سَيَّارَةٌ وَاحِدَةٌ

(Sayyāratun wāḥidatun)

Artinya: Satu mobil.

Perhatikan bahwa kata kitābun (buku) adalah maskulin, sehingga diikuti oleh wāḥidun. Sementara itu, sayyāratun (mobil) yang berakhiran ta' marbuthah adalah feminin, sehingga diikuti oleh wāḥidatun.

Angka 2 (Dua)

اِثْنَانِ

(Ithnāni)

Sama seperti angka satu, angka dua juga mengikuti benda dan menyesuaikan gendernya. Bentuk dasarnya adalah untuk maskulin, yaitu اِثْنَانِ (Ithnāni). Bentuk femininnya adalah اِثْنَتَانِ (Ithnatāni).

Namun, dalam bahasa Arab, seringkali bentuk ganda (mutsanna) dari kata benda itu sendiri sudah cukup untuk menunjukkan jumlah 'dua', tanpa perlu menyebutkan angkanya secara eksplisit. Bentuk mutsanna dibentuk dengan menambahkan akhiran 'āni' (ـَانِ) untuk maskulin dan 'tāni' (ـَتَانِ) untuk feminin. Jika angkanya tetap ingin disebutkan untuk penekanan, maka ia diletakkan setelah bentuk mutsanna tersebut.

Contoh (Maskulin):

قَلَمَانِ اثْنَانِ

(Qalamāni ithnāni)

Artinya: Dua buah pulpen.

Contoh (Feminin):

مَدْرَسَتَانِ اثْنَتَانِ

(Madrasatāni ithnatāni)

Artinya: Dua sekolah.

Dalam percakapan sehari-hari, Anda mungkin hanya akan mendengar Qalamāni (Dua pulpen) atau Madrasatāni (Dua sekolah), karena jumlahnya sudah tersirat dengan jelas.

Kaidah Penting: Aturan Silang Gender Angka 3-10

Memasuki angka tiga hingga sepuluh, kita akan menemukan sebuah kaidah gramatikal yang sangat fundamental dalam bahasa Arab. Kaidah ini sering disebut sebagai "aturan silang" atau "aturan kebalikan gender".

Aturan Silang (مخالفة المعدود)

Untuk bilangan 3 sampai 10, gender dari angka ('adad) harus berlawanan dengan gender dari benda yang dihitung (ma'dud).

  • Jika benda yang dihitung adalah maskulin (mudzakkar), maka angka yang digunakan harus dalam bentuk feminin (dengan akhiran ta' marbuthah).
  • Jika benda yang dihitung adalah feminin (muannats), maka angka yang digunakan harus dalam bentuk maskulin (tanpa ta' marbuthah).

Selain itu, benda yang dihitung (ma'dud) harus dalam bentuk jamak dan berharakat kasrah tanwin (majrur).

Mari kita terapkan kaidah ini saat kita membahas setiap angka dari tiga hingga sepuluh.

Angka 3 (Tiga)

ثَلَاثَةٌ / ثَلَاثٌ

(Thalāthatun / Thalāthun)

Bentuk ثَلَاثَةٌ (Thalāthatun) adalah bentuk feminin yang digunakan untuk menghitung benda maskulin. Sebaliknya, bentuk ثَلَاثٌ (Thalāthun) adalah bentuk maskulin yang digunakan untuk menghitung benda feminin.

Contoh (Menghitung Benda Maskulin):

ثَلَاثَةُ أَقْلَامٍ

(Thalāthatu aqlāmin)

Artinya: Tiga buah pulpen. (Aqlām adalah jamak dari qalam, yang merupakan maskulin).

Contoh (Menghitung Benda Feminin):

ثَلَاثُ سَيَّارَاتٍ

(Thalāthu sayyārātin)

Artinya: Tiga mobil. (Sayyārāt adalah jamak dari sayyārah, yang merupakan feminin).

Angka 4 (Empat)

أَرْبَعَةٌ / أَرْبَعٌ

(Arba'atun / Arba'un)

Prinsip yang sama berlaku di sini. Bentuk feminin أَرْبَعَةٌ (Arba'atun) untuk benda maskulin, dan bentuk maskulin أَرْبَعٌ (Arba'un) untuk benda feminin.

Contoh (Benda Maskulin):

أَرْبَعَةُ كُتُبٍ

(Arba'atu kutubin)

Artinya: Empat buku. (Kutub jamak dari kitāb, maskulin).

Contoh (Benda Feminin):

أَرْبَعُ غُرَفٍ

(Arba'u ghurafin)

Artinya: Empat kamar. (Ghuraf jamak dari ghurfah, feminin).

Angka 5 (Lima)

خَمْسَةٌ / خَمْسٌ

(Khamsatun / Khamsun)

Kita lanjutkan polanya. خَمْسَةٌ (Khamsatun) untuk maskulin, خَمْسٌ (Khamsun) untuk feminin.

Contoh (Benda Maskulin):

خَمْسَةُ طُلَّابٍ

(Khamsatu ṭullābin)

Artinya: Lima siswa. (Ṭullāb jamak dari ṭālib, maskulin).

Contoh (Benda Feminin):

خَمْسُ طَالِبَاتٍ

(Khamsu ṭālibātin)

Artinya: Lima siswi. (Ṭālibāt jamak dari ṭālibah, feminin).

Angka 6 (Enam)

سِتَّةٌ / سِتٌّ

(Sittatun / Sittun)

Bentuk feminin سِتَّةٌ (Sittatun) untuk benda maskulin jamak, dan bentuk maskulin سِتٌّ (Sittun) untuk benda feminin jamak.

Contoh (Benda Maskulin):

سِتَّةُ أَيَّامٍ

(Sittatu ayyāmin)

Artinya: Enam hari. (Ayyām jamak dari yaum, maskulin).

Contoh (Benda Feminin):

سِتُّ سَاعَاتٍ

(Sittu sā'ātin)

Artinya: Enam jam. (Sā'āt jamak dari sā'ah, feminin).

Angka 7 (Tujuh)

سَبْعَةٌ / سَبْعٌ

(Sab'atun / Sab'un)

Lanjutkan dengan kaidah yang sama. سَبْعَةٌ (Sab'atun) untuk benda maskulin, dan سَبْعٌ (Sab'un) untuk benda feminin.

Contoh (Benda Maskulin):

سَبْعَةُ رِجَالٍ

(Sab'atu rijālin)

Artinya: Tujuh pria. (Rijāl jamak dari rajul, maskulin).

Contoh (Benda Feminin):

سَبْعُ سَمَاوَاتٍ

(Sab'u samāwātin)

Artinya: Tujuh langit. (Samāwāt jamak dari samā', dianggap feminin).

Angka 8 (Delapan)

ثَمَانِيَةٌ / ثَمَانٍ

(Thamāniyatun / Thamānin)

Gunakan bentuk feminin ثَمَانِيَةٌ (Thamāniyatun) saat menghitung benda maskulin, dan bentuk maskulin ثَمَانٍ (Thamānin) saat menghitung benda feminin.

Contoh (Benda Maskulin):

ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ

(Thamāniyatu abwābin)

Artinya: Delapan pintu. (Abwāb jamak dari bāb, maskulin).

Contoh (Benda Feminin):

ثَمَانِي حَقَائِبَ

(Thamāni ḥaqā'iba)

Artinya: Delapan tas. (Ḥaqā'ib jamak dari ḥaqībah, feminin).

Angka 9 (Sembilan)

تِسْعَةٌ / تِسْعٌ

(Tis'atun / Tis'un)

Pola tetap konsisten. تِسْعَةٌ (Tis'atun) untuk benda maskulin. تِسْعٌ (Tis'un) untuk benda feminin.

Contoh (Benda Maskulin):

تِسْعَةُ مَسَاجِدَ

(Tis'atu masājida)

Artinya: Sembilan masjid. (Masājid jamak dari masjid, maskulin).

Contoh (Benda Feminin):

تِسْعُ نَوَافِذَ

(Tis'u nawāfidha)

Artinya: Sembilan jendela. (Nawāfidh jamak dari nāfidhah, feminin).

Angka 10 (Sepuluh)

عَشَرَةٌ / عَشْرٌ

(‘Asyaratun / ‘Asyrun)

Sebagai angka terakhir dalam grup ini, sepuluh juga mengikuti aturan silang. Gunakan عَشَرَةٌ (‘Asyaratun) untuk benda maskulin, dan عَشْرٌ (‘Asyrun) untuk benda feminin.

Contoh (Benda Maskulin):

عَشَرَةُ أَصْحَابٍ

(‘Asyaratu aṣḥābin)

Artinya: Sepuluh sahabat. (Aṣḥāb jamak dari ṣāḥib, maskulin).

Contoh (Benda Feminin):

عَشْرُ كَلِمَاتٍ

(‘Asyru kalimātin)

Artinya: Sepuluh kata. (Kalimāt jamak dari kalimah, feminin).

Menjelajahi Angka Belasan: 11-19 (Bilangan Murakkab)

Angka dari 11 hingga 19 disebut sebagai al-a'dād al-murakkabah (bilangan tersusun) karena terdiri dari dua bagian: angka satuan dan angka sepuluh. Kaidah gendernya pun menjadi sedikit lebih kompleks dan menarik untuk dipelajari.

Aturan Bilangan Murakkab (11-19)

Benda yang dihitung (ma'dud) setelah angka 11-19 selalu dalam bentuk tunggal (mufrad) dan berharakat fathah tanwin (manṣūb).

  • Angka 11 dan 12: Kedua bagian angka (satuan dan puluhan) sesuai dengan gender benda yang dihitung.
  • Angka 13-19: Angka satuan (3-9) berlawanan dengan gender benda, sementara angka puluhan ('asyara/'asyarata) sesuai dengan gender benda.

Angka 11 (Sebelas)

أَحَدَ عَشَرَ / إِحْدَى عَشْرَةَ

(Aḥada ‘asyara / Iḥdā ‘asyrata)

Untuk angka 11, kedua bagiannya harus selaras dengan gender benda. أَحَدَ عَشَرَ (Aḥada ‘asyara) digunakan untuk benda maskulin tunggal. إِحْدَى عَشْرَةَ (Iḥdā ‘asyrata) digunakan untuk benda feminin tunggal.

Contoh (Maskulin):

رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا

(Ra'aytu aḥada ‘asyara kawkaban)

Artinya: Aku melihat sebelas bintang. (Kawkab adalah maskulin).

Contoh (Feminin):

فِي الْفَصْلِ إِحْدَى عَشْرَةَ طَالِبَةً

(Fī al-faṣli iḥdā ‘asyrata ṭālibatan)

Artinya: Di dalam kelas ada sebelas siswi. (Ṭālibah adalah feminin).

Angka 12 (Dua Belas)

اِثْنَا عَشَرَ / اِثْنَتَا عَشْرَةَ

(Ithnā ‘asyara / Ithnatā ‘asyrata)

Sama seperti angka 11, kedua bagian dari angka 12 juga harus sesuai dengan gender benda. اِثْنَا عَشَرَ (Ithnā ‘asyara) untuk maskulin, dan اِثْنَتَا عَشْرَةَ (Ithnatā ‘asyrata) untuk feminin. Angka ini juga bisa berubah bentuk tergantung posisinya dalam kalimat (i'rab).

Contoh (Maskulin):

فِي السَّنَةِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا

(Fī as-sanati ithnā ‘asyara syahran)

Artinya: Dalam setahun ada dua belas bulan. (Syahr adalah maskulin).

Contoh (Feminin):

قَرَأْتُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ قِصَّةً

(Qara'tu ithnatay ‘asyrata qiṣṣatan)

Artinya: Aku telah membaca dua belas cerita. (Qiṣṣah adalah feminin).

Sekarang kita memasuki angka 13-19 dimana kaidah silang kembali berperan, tetapi hanya pada angka satuannya.

Angka 13 (Tiga Belas)

ثَلَاثَةَ عَشَرَ / ثَلَاثَ عَشْرَةَ

(Thalāthata ‘asyara / Thalātha ‘asyrata)

Untuk benda maskulin: angka satuan 'tiga' berbentuk feminin (ثَلَاثَةَ) dan 'sepuluh' berbentuk maskulin (عَشَرَ). Untuk benda feminin: angka satuan 'tiga' berbentuk maskulin (ثَلَاثَ) dan 'sepuluh' berbentuk feminin (عَشْرَةَ).

Contoh (Maskulin):

جَاءَ ثَلَاثَةَ عَشَرَ رَجُلًا

(Jā'a thalāthata ‘asyara rajulan)

Artinya: Telah datang tiga belas pria. (Rajul maskulin).

Contoh (Feminin):

اِشْتَرَيْتُ ثَلَاثَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً

(Isytaraytu thalātha ‘asyrata majallatan)

Artinya: Aku membeli tiga belas majalah. (Majallah feminin).

Angka 14 (Empat Belas)

أَرْبَعَةَ عَشَرَ / أَرْبَعَ عَشْرَةَ

(Arba‘ata ‘asyara / Arba‘a ‘asyrata)

Kaidah yang sama berlanjut. Satuan berlawanan, puluhan sesuai.

Contoh (Maskulin):

عِنْدِي أَرْبَعَةَ عَشَرَ كِتَابًا

(‘Indī arba‘ata ‘asyara kitāban)

Artinya: Aku punya empat belas buku. (Kitāb maskulin).

Contoh (Feminin):

هِيَ تَسْكُنُ فِي الشَّقَّةِ أَرْبَعَ عَشْرَةَ

(Hiya taskunu fī asy-syaqqati arba‘a ‘asyrata)

Artinya: Dia tinggal di apartemen (nomor) empat belas.

Angka 15 (Lima Belas)

خَمْسَةَ عَشَرَ / خَمْسَ عَشْرَةَ

(Khamsata ‘asyara / Khamsa ‘asyrata)

Terus aplikasikan kaidahnya: satuan berlawanan, puluhan selaras.

Contoh (Maskulin):

حَفِظْتُ خَمْسَةَ عَشَرَ جُزْءًا

(Ḥafiẓtu khamsata ‘asyara juz'an)

Artinya: Aku telah menghafal lima belas juz. (Juz' maskulin).

Contoh (Feminin):

عُمْرُهَا خَمْسَ عَشْرَةَ سَنَةً

(‘Umruhā khamsa ‘asyrata sanatan)

Artinya: Umurnya lima belas tahun. (Sanah feminin).

Angka 16 (Enam Belas)

سِتَّةَ عَشَرَ / سِتَّ عَشْرَةَ

(Sittata ‘asyara / Sitta ‘asyrata)

Lanjutkan pola yang sudah dipelajari untuk angka enam belas.

Contoh (Maskulin):

سَافَرَ سِتَّةَ عَشَرَ مُسَافِرًا

(Sāfara sittata ‘asyara musāfiran)

Artinya: Enam belas musafir telah bepergian. (Musāfir maskulin).

Contoh (Feminin):

زَرَعْنَا سِتَّ عَشْرَةَ شَجَرَةً

(Zara‘nā sitta ‘asyrata syajaratan)

Artinya: Kami menanam enam belas pohon. (Syajarah feminin).

Angka 17 (Tujuh Belas)

سَبْعَةَ عَشَرَ / سَبْعَ عَشْرَةَ

(Sab‘ata ‘asyara / Sab‘a ‘asyrata)

Aplikasikan aturan yang sama untuk angka tujuh belas.

Contoh (Maskulin):

فِي الْحَدِيقَةِ سَبْعَةَ عَشَرَ وَلَدًا

(Fī al-ḥadīqati sab‘ata ‘asyara waladan)

Artinya: Di taman ada tujuh belas anak laki-laki. (Walad maskulin).

Contoh (Feminin):

كَتَبْتُ سَبْعَ عَشْرَةَ رِسَالَةً

(Katabtu sab‘a ‘asyrata risālatan)

Artinya: Aku menulis tujuh belas surat. (Risālah feminin).

Angka 18 (Delapan Belas)

ثَمَانِيَةَ عَشَرَ / ثَمَانِيَ عَشْرَةَ

(Thamāniyata ‘asyara / Thamāniya ‘asyrata)

Pola kaidah silang untuk satuan dan selaras untuk puluhan tetap berlanjut.

Contoh (Maskulin):

هُوَ يَمْلِكُ ثَمَانِيَةَ عَشَرَ جَمَلًا

(Huwa yamliku thamāniyata ‘asyara jamalan)

Artinya: Dia memiliki delapan belas unta. (Jamal maskulin).

Contoh (Feminin):

بَاعَتْ ثَمَانِيَ عَشْرَةَ بَقَرَةً

(Bā‘at thamāniya ‘asyrata baqaratan)

Artinya: Dia (perempuan) telah menjual delapan belas sapi. (Baqarah feminin).

Angka 19 (Sembilan Belas)

تِسْعَةَ عَشَرَ / تِسْعَ عَشْرَةَ

(Tis‘ata ‘asyara / Tis‘a ‘asyrata)

Ini adalah angka terakhir dalam seri bilangan murakkab sebelum kita mencapai angka 20.

Contoh (Maskulin):

عُمْرُهُ تِسْعَةَ عَشَرَ عَامًا

(‘Umruhu tis‘ata ‘asyara ‘āman)

Artinya: Umurnya sembilan belas tahun. (‘Ām maskulin).

Contoh (Feminin):

تَعَلَّمْتُ تِسْعَ عَشْرَةَ سُورَةً

(Ta‘allamtu tis‘a ‘asyrata sūratan)

Artinya: Aku telah mempelajari sembilan belas surah. (Sūrah feminin).

Angka Genap Puluhan: 20

Setelah melewati angka belasan, kita sampai pada angka dua puluh. Angka ini dan kelipatan sepuluh lainnya (30, 40, dst.) memiliki aturan yang lebih sederhana.

Angka 20 (Dua Puluh)

عِشْرُونَ

(‘Isyrūna)

Angka 20 disebut sebagai ‘uqud (bilangan puluhan). Kaidahnya adalah sebagai berikut:

  • Bentuknya tetap sama baik untuk benda maskulin maupun feminin. Tidak ada perubahan gender.
  • Benda yang dihitung (ma'dud) setelahnya harus dalam bentuk tunggal (mufrad) dan berharakat fathah tanwin (manṣūb), sama seperti aturan angka 11-19.
  • Bentuknya bisa berubah menjadi عِشْرِينَ (‘isyrīna) tergantung posisi dalam kalimat (i'rab), namun bentuk dasarnya adalah ‘isyrūna.

Contoh (Maskulin):

حَضَرَ عِشْرُونَ طَالِبًا

(Ḥaḍara ‘isyrūna ṭāliban)

Artinya: Dua puluh siswa telah hadir.

Contoh (Feminin):

قَرَأْتُ عِشْرِينَ صَفْحَةً

(Qara'tu ‘isyrīna ṣafḥatan)

Artinya: Aku telah membaca dua puluh halaman.

Rangkuman Lengkap Angka 1-20

Untuk memudahkan Anda mengingat, berikut adalah tabel rangkuman angka 1 sampai 20 dalam bahasa Arab, lengkap dengan tulisan, transliterasi, dan bentuk gender-nya.

Angka Tulisan Arab Transliterasi Bentuk Maskulin Bentuk Feminin
1 ١ Wāḥidun وَاحِدٌ وَاحِدَةٌ
2 ٢ Ithnāni اِثْنَانِ اِثْنَتَانِ
3 ٣ Thalāthatun ثَلَاثٌ ثَلَاثَةٌ
4 ٤ Arba'atun أَرْبَعٌ أَرْبَعَةٌ
5 ٥ Khamsatun خَمْسٌ خَمْسَةٌ
6 ٦ Sittatun سِتٌّ سِتَّةٌ
7 ٧ Sab'atun سَبْعٌ سَبْعَةٌ
8 ٨ Thamāniyatun ثَمَانٍ ثَمَانِيَةٌ
9 ٩ Tis'atun تِسْعٌ تِسْعَةٌ
10 ١٠ ‘Asyaratun عَشْرٌ عَشَرَةٌ
11 ١١ Aḥada ‘asyara أَحَدَ عَشَرَ إِحْدَى عَشْرَةَ
12 ١٢ Ithnā ‘asyara اِثْنَا عَشَرَ اِثْنَتَا عَشْرَةَ
13 ١٣ Thalāthata ‘asyara ثَلَاثَةَ عَشَرَ ثَلَاثَ عَشْرَةَ
14 ١٤ Arba‘ata ‘asyara أَرْبَعَةَ عَشَرَ أَرْبَعَ عَشْرَةَ
15 ١٥ Khamsata ‘asyara خَمْسَةَ عَشَرَ خَمْسَ عَشْرَةَ
16 ١٦ Sittata ‘asyara سِتَّةَ عَشَرَ سِتَّ عَشْرَةَ
17 ١٧ Sab‘ata ‘asyara سَبْعَةَ عَشَرَ سَبْعَ عَشْرَةَ
18 ١٨ Thamāniyata ‘asyara ثَمَانِيَةَ عَشَرَ ثَمَانِيَ عَشْرَةَ
19 ١٩ Tis‘ata ‘asyara تِسْعَةَ عَشَرَ تِسْعَ عَشْرَةَ
20 ٢٠ ‘Isyrūna عِشْرُونَ (sama)

Catatan Penting: Kolom 'Bentuk Maskulin' dan 'Bentuk Feminin' pada tabel untuk angka 3-10 merujuk pada bentuk angka itu sendiri, yang digunakan secara bersilangan dengan gender benda yang dihitung. Misalnya, bentuk feminin "ثَلَاثَةٌ" digunakan untuk menghitung benda maskulin.

Kesimpulan: Kunci Adalah Praktik

Mempelajari angka 1 sampai 20 dalam bahasa Arab lebih dari sekadar menghafal. Ini adalah tentang memahami logika gramatikal yang indah dan sistematis, terutama kaidah gender yang menjadi intinya. Dengan memahami aturan untuk angka 1-2, kaidah silang untuk 3-10, kaidah bilangan tersusun untuk 11-19, dan kaidah puluhan untuk angka 20, Anda telah membangun fondasi yang sangat kuat.

Langkah selanjutnya adalah praktik. Cobalah untuk menghitung benda-benda di sekitar Anda dalam bahasa Arab. Buat kalimat-kalimat sederhana menggunakan angka yang telah Anda pelajari. Semakin sering Anda menggunakannya, semakin alami dan otomatis kaidah-kaidah ini akan tertanam dalam benak Anda. Selamat belajar dan teruslah bersemangat dalam perjalanan Anda menguasai bahasa Arab!

🏠 Homepage