Kehadiran benjolan di area bahu belakang seringkali menimbulkan kekhawatiran. Meskipun sebagian besar benjolan di area ini tidak berbahaya, penting untuk memahami potensi penyebabnya agar penanganan yang tepat dapat dilakukan. Lokasi spesifik benjolan, konsistensi (lunak atau keras), serta apakah terasa nyeri atau tidak, adalah faktor kunci dalam diagnosis awal.
Bahu belakang merupakan area yang kaya akan jaringan lunak, termasuk otot, lemak, dan kelenjar. Oleh karena itu, ada beberapa kondisi umum yang dapat menyebabkan munculnya benjolan:
Ini adalah penyebab paling umum. Lipoma adalah tumor jinak yang terdiri dari sel-sel lemak. Benjolan ini biasanya terasa lunak saat disentuh, mudah digerakkan di bawah kulit, dan umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Ukurannya bisa bervariasi dan pertumbuhannya lambat.
Kista adalah kantung berisi cairan atau materi setengah padat yang terbentuk di bawah kulit. Kista sebaceous mengandung sebum (minyak alami kulit). Jika kista ini meradang atau terinfeksi, benjolan bisa menjadi merah, bengkak, dan terasa nyeri.
Infeksi pada folikel rambut (folikulitis) atau pembentukan kantung nanah (abses) akibat bakteri dapat menimbulkan benjolan yang meradang dan sangat nyeri. Ini sering terjadi setelah cedera kecil atau iritasi kulit di area tersebut.
Meskipun lebih sering terjadi di ketiak atau leher, kelenjar getah bening di area punggung atas terkadang bisa membesar sebagai respons terhadap infeksi di dekatnya atau kondisi sistemik lainnya. Kelenjar yang membesar biasanya terasa kenyal.
Segera konsultasikan ke dokter jika benjolan tumbuh dengan cepat, terasa sangat keras dan tidak dapat digerakkan, menyebabkan nyeri hebat, atau disertai gejala sistemik seperti demam dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Diagnosis benjolan di bahu belakang dimulai dengan pemeriksaan fisik oleh profesional medis. Dokter akan mengevaluasi ukuran, tekstur, dan lokasi benjolan. Untuk memastikan diagnosis, pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan, seperti:
Penanganan sangat bergantung pada penyebabnya:
Jangan mencoba memencet atau mengobati benjolan sendiri di rumah. Penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan infeksi sekunder atau meninggalkan jaringan yang tidak terangkat sepenuhnya. Prioritaskan pemeriksaan medis profesional untuk mendapatkan ketenangan pikiran dan rencana perawatan yang sesuai.