Ikon Arsip Dimusnahkan

Contoh Laporan Pemusnahan Arsip

Pemusnahan arsip merupakan salah satu tahapan penting dalam siklus hidup kearsipan. Proses ini bertujuan untuk mengurangi volume arsip yang tidak lagi memiliki nilai guna, baik nilai guna primer (operasional, hukum, fiskal) maupun nilai guna sekunder (ilmiah, sejarah, budaya). Dengan memusnahkan arsip yang telah habis masa retensinya dan tidak lagi diperlukan, organisasi dapat menghemat ruang penyimpanan, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan arsip.

Proses pemusnahan arsip harus dilakukan secara tertib, hati-hati, dan akuntabel. Oleh karena itu, diperlukan adanya laporan pemusnahan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban resmi atas kegiatan tersebut. Laporan ini menjadi dokumen krusial yang mencatat detail arsip yang dimusnahkan, metode pemusnahan, serta pihak-pihak yang terlibat.

Pentingnya Laporan Pemusnahan Arsip

Laporan pemusnahan arsip memiliki beberapa fungsi penting, di antaranya:

Komponen Kunci dalam Laporan Pemusnahan Arsip

Sebuah laporan pemusnahan arsip yang baik umumnya mencakup beberapa komponen utama untuk memberikan informasi yang lengkap dan akurat. Berikut adalah elemen-elemen yang biasanya disertakan:

  1. Judul Laporan: Jelas menyatakan bahwa laporan ini adalah mengenai pemusnahan arsip.
  2. Nomor Laporan: Kode unik untuk identifikasi laporan.
  3. Tanggal Laporan: Tanggal penyusunan laporan.
  4. Identitas Organisasi: Nama lengkap organisasi yang melakukan pemusnahan.
  5. Dasar Hukum Pemusnahan: Merujuk pada peraturan internal (kebijakan kearsipan, jadwal retensi arsip) atau peraturan eksternal yang menjadi dasar pelaksanaan pemusnahan.
  6. Data Arsip yang Dimusnahkan: Bagian terpenting yang merinci arsip yang dimusnahkan. Informasi ini meliputi:
    • Nama Unit Pengolah (jika relevan)
    • Jenis Arsip (misalnya: surat masuk, surat keluar, laporan keuangan, dokumen kepegawaian)
    • Deskripsi Arsip (ringkasan isi atau kode klasifikasi arsip)
    • Jumlah Arsip (misalnya: jumlah bundel, jumlah kotak, jumlah halaman)
    • Rentang Waktu Arsip (periode tahun pembuatan arsip)
    • Alasan Pemusnahan (misalnya: telah habis masa retensi, nilai guna sudah habis)
  7. Metode Pemusnahan: Penjelasan mengenai cara arsip dimusnahkan (misalnya: dibakar, dicacah mesin, dihidrolisis, atau metode lain yang aman dan sesuai).
  8. Tempat dan Waktu Pelaksanaan: Lokasi dan tanggal pelaksanaan pemusnahan.
  9. Daftar Hadir/Saksi: Nama dan tanda tangan pejabat atau petugas yang menyaksikan atau terlibat dalam proses pemusnahan. Ini penting untuk akuntabilitas.
  10. Pihak yang Bertanggung Jawab: Identitas pihak yang berwenang menyetujui dan melaksanakan pemusnahan.
  11. Lampiran: Daftar rinci arsip yang dimusnahkan (seringkali dalam bentuk tabel).

Contoh Format Laporan Pemusnahan Arsip

Berikut adalah contoh format tabel yang biasa digunakan untuk merinci arsip yang dimusnahkan:

No. Urut Kode Arsip (jika ada) Deskripsi Arsip Jumlah (Unit) Rentang Waktu (Tahun) Ket. (Alasan Pemusnahan)
1 UMUM/SK/2010/001 Surat Keputusan Pemberhentian Karyawan 2 Bundel 2010 Telah habis masa retensi 5 tahun
2 KEU/LPJ/2012/015 Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Proyek X 3 Kotak 2012 Telah habis masa retensi 10 tahun
3 SDM/FORM/2015/045 Formulir Pendaftaran Karyawan Baru 1 Dos 2015 Telah habis masa retensi 2 tahun

Persetujuan dan Penutup

Laporan ini kemudian ditutup dengan bagian persetujuan dari pimpinan yang berwenang. Biasanya mencakup:

Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh

[Nama Petugas Kearsipan]

[Jabatan]

Tanda Tangan:

____________________

[Nama Pejabat Pemeriksa]

[Jabatan]

Tanda Tangan:

____________________

[Nama Pimpinan Pihak yang Menyetujui]

[Jabatan]

Tanda Tangan:

____________________

Melengkapi laporan pemusnahan arsip dengan baik dan benar adalah langkah krusial untuk memastikan kepatuhan, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan arsip organisasi. Hal ini juga menjadi fondasi untuk menciptakan sistem kearsipan yang lebih tertata dan efisien.

🏠 Homepage