Darah Diastolik: Memahami Angka Bawah Tekanan Darah Anda
Ketika berbicara tentang tekanan darah, kita sering mendengar dua angka: angka atas (sistolik) dan angka bawah (diastolik). Angka darah diastolik, atau tekanan diastolik, memegang peranan penting dalam menilai kesehatan kardiovaskular Anda. Meskipun angka sistolik sering mendapat sorotan lebih, memahami dan memantau angka diastolik sama krusialnya untuk mencegah komplikasi kesehatan yang serius.
Ilustrasi Tekanan Darah Diastolik
Diastolik
Ilustrasi sederhana: Jantung dalam fase relaksasi (diastol).
Memahami Siklus Jantung
Untuk mengerti darah diastolik, kita perlu melihat bagaimana jantung bekerja. Jantung memiliki dua fase utama dalam siklusnya: sistol dan diastol. Sistol adalah fase ketika jantung berkontraksi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Ini adalah saat tekanan darah Anda mencapai puncaknya, yang diwakili oleh angka sistolik.
Sementara itu, diastol adalah fase ketika jantung berelaksasi. Selama diastol, bilik jantung terisi kembali dengan darah, mempersiapkan diri untuk kontraksi berikutnya. Tekanan darah yang diukur saat jantung dalam fase relaksasi inilah yang disebut tekanan diastolik. Angka ini mencerminkan tekanan di arteri Anda ketika jantung sedang beristirahat di antara detak.
Apa Arti Angka Tekanan Darah Diastolik?
Tekanan darah normal umumnya dianggap berada di bawah 120/80 mmHg. Angka 120 mewakili tekanan sistolik, dan angka 80 mewakili tekanan diastolik. Namun, batasan ini dapat bervariasi sedikit tergantung pada pedoman medis yang digunakan dan kondisi individu.
Secara umum:
- Tekanan Darah Normal: Di bawah 120/80 mmHg.
- Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi): Ketika angka sistolik adalah 130 mmHg atau lebih tinggi, atau angka diastolik adalah 80 mmHg atau lebih tinggi, atau keduanya.
- Krisis Hipertensi: Angka sistolik 180 mmHg atau lebih tinggi DAN/ATAU angka diastolik 120 mmHg atau lebih tinggi. Kondisi ini membutuhkan perhatian medis segera.
Penting untuk dicatat bahwa tekanan diastolik yang terus-menerus tinggi dapat menjadi indikator masalah. Tekanan diastolik yang tinggi berarti arteri Anda tetap kaku dan tegang bahkan ketika jantung berelaksasi. Hal ini memberikan beban tambahan pada jantung dan dapat merusak pembuluh darah seiring waktu.
Mengapa Darah Diastolik Penting?
Tekanan diastolik yang tinggi, atau hipertensi diastolik, dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, sama seperti tekanan sistolik yang tinggi. Beberapa di antaranya meliputi:
- Penyakit Jantung: Tekanan diastolik yang meningkat secara kronis dapat menyebabkan penebalan otot jantung (hipertrofi ventrikel kiri), yang membuatnya kurang efisien dalam memompa darah dan meningkatkan risiko gagal jantung.
- Stroke: Tekanan yang terus-menerus tinggi pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan kerusakan dan penyumbatan, yang berujung pada stroke.
- Penyakit Ginjal: Pembuluh darah kecil di ginjal dapat rusak akibat tekanan darah tinggi, mengganggu fungsi penyaringan ginjal.
- Masalah Penglihatan: Pembuluh darah di mata juga rentan terhadap kerusakan akibat tekanan darah tinggi.
- Aneurisma: Dinding arteri yang melemah akibat tekanan konstan dapat membentuk benjolan (aneurisma) yang berisiko pecah.
Dalam beberapa kasus, tekanan diastolik dapat meningkat sementara karena stres, aktivitas fisik, atau kecemasan. Namun, jika tekanan diastolik Anda secara konsisten berada di atas 80 mmHg, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk pemantauan tekanan darah 24 jam, untuk mendapatkan gambaran yang akurat.
Faktor yang Mempengaruhi Darah Diastolik
Sama seperti tekanan sistolik, tekanan diastolik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor gaya hidup dan kondisi medis. Ini termasuk:
- Usia: Pembuluh darah cenderung menjadi lebih kaku seiring bertambahnya usia, yang dapat memengaruhi tekanan diastolik.
- Berat Badan: Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.
- Diet: Konsumsi garam berlebih, lemak jenuh, dan kolesterol dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi.
- Aktivitas Fisik: Kurang berolahraga dapat memengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
- Merokok: Merokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
- Konsumsi Alkohol: Minum alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.
- Stres: Stres kronis dapat memicu pelepasan hormon yang meningkatkan tekanan darah.
- Kondisi Medis Lainnya: Penyakit ginjal, diabetes, dan gangguan tiroid dapat memengaruhi tekanan darah.
Cara Menjaga Tekanan Diastolik Tetap Sehat
Menjaga tekanan darah, termasuk angka diastolik, agar tetap dalam kisaran sehat sangat mungkin dilakukan dengan perubahan gaya hidup. Beberapa langkah efektif meliputi:
- Konsumsi Makanan Sehat: Perbanyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak. Batasi asupan garam, gula, dan lemak tidak sehat.
- Olahraga Teratur: Lakukan aktivitas fisik aerobik intensitas sedang setidaknya 150 menit per minggu.
- Jaga Berat Badan Ideal: Menurunkan berat badan beberapa kilogram saja dapat memberikan dampak positif yang signifikan.
- Kelola Stres: Temukan cara sehat untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau hobi yang menyenangkan.
- Hindari Merokok: Jika Anda merokok, carilah dukungan untuk berhenti.
- Batasi Alkohol: Jika Anda minum alkohol, lakukanlah secukupnya.
- Pantau Tekanan Darah Anda: Lakukan pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan atau gunakan alat pengukur tekanan darah di rumah.
Memahami darah diastolik adalah bagian integral dari menjaga kesehatan Anda secara keseluruhan. Dengan kesadaran dan tindakan pencegahan yang tepat, Anda dapat mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular dan menjalani hidup yang lebih sehat.