Diseksi Arteri Koroner Adalah: Ancaman Serius bagi Jantung Anda
Ilustrasi sederhana diseksi arteri koroner.
Diseksi arteri koroner adalah kondisi medis yang serius di mana terjadi robekan pada lapisan dinding arteri koroner. Arteri koroner adalah pembuluh darah yang bertanggung jawab untuk memasok darah kaya oksigen ke otot jantung. Ketika dinding arteri ini robek, darah dapat masuk ke celah antara lapisan dinding tersebut, menyebabkan pemisahan lapisan atau yang dikenal sebagai diseksi. Kondisi ini dapat mempersempit lumen (rongga) arteri atau bahkan menyumbatnya, sehingga mengurangi aliran darah ke otot jantung. Jika aliran darah ke jantung terhenti atau sangat berkurang, dapat menyebabkan kerusakan otot jantung yang parah, yang dikenal sebagai serangan jantung (infark miokard).
Penyebab Diseksi Arteri Koroner
Penyebab pasti dari diseksi arteri koroner tidak selalu jelas, namun beberapa faktor dapat meningkatkan risikonya. Secara umum, diseksi arteri koroner dapat dibagi menjadi dua kategori utama: diseksi spontan dan diseksi yang disebabkan oleh trauma.
Diseksi Arteri Koroner Spontan
Diseksi spontan terjadi tanpa adanya cedera eksternal yang jelas. Faktor-faktor yang diduga berperan meliputi:
Kelainan pada Dinding Arteri: Kondisi seperti displasia fibromuskular (FMD), di mana terjadi pertumbuhan abnormal sel otot dan jaringan ikat pada dinding arteri, dapat membuat arteri lebih rentan robek. Penyakit genetik jaringan ikat seperti sindrom Marfan dan sindrom Ehlers-Danlos juga dapat melemahkan struktur dinding pembuluh darah.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi): Tekanan darah yang tinggi secara kronis dapat memberikan beban ekstra pada dinding arteri, meningkatkan kemungkinan terjadinya robekan, terutama jika ada kelemahan struktural.
Perubahan Hormonal: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita, terutama pada periode pasca-melahirkan, mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami diseksi arteri koroner spontan.
Penggunaan Narkoba: Stimulan seperti kokain dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut jantung yang drastis, yang dapat memicu diseksi arteri koroner.
Diseksi Arteri Koroner Akibat Trauma
Diseksi ini terjadi sebagai akibat dari cedera fisik pada dada. Contohnya termasuk:
Cedera Tumpul pada Dada: Tabrakan mobil, jatuh dari ketinggian, atau pukulan keras pada dada bisa menyebabkan diseksi.
Prosedur Medis: Jarang terjadi, namun prosedur seperti kateterisasi jantung, angioplasti, atau operasi jantung terbuka dapat secara tidak sengaja menyebabkan diseksi pada arteri koroner.
Gejala dan Tanda Bahaya
Gejala diseksi arteri koroner seringkali mirip dengan gejala serangan jantung, dan bisa timbul secara mendadak. Mengenali gejala ini sangat penting untuk mendapatkan penanganan medis segera. Gejala umum meliputi:
Nyeri Dada: Ini adalah gejala yang paling umum. Nyeri bisa terasa seperti tertindih beban berat, tertekan, diremas, atau terbakar. Nyeri bisa menjalar ke lengan (terutama kiri), leher, rahang, punggung, atau perut.
Sesak Napas: Kesulitan bernapas atau rasa tercekik.
Pusing atau Pingsan: Merasa sangat lemas atau kehilangan kesadaran.
Mual dan Muntah: Perasaan ingin muntah atau muntah.
Keringat Dingin: Mengeluarkan keringat yang sangat banyak meskipun suhu tubuh normal.
Jantung Berdebar Kencang: Merasakan detak jantung yang tidak teratur atau sangat cepat.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang akan mengalami gejala yang sama. Beberapa orang, terutama wanita atau lansia, mungkin mengalami gejala yang lebih ringan atau tidak khas. Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera hubungi layanan darurat medis.
Diagnosis dan Penanganan
Diagnosis diseksi arteri koroner biasanya memerlukan kombinasi pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan tes pencitraan. Tes yang umum digunakan meliputi:
Elektrokardiogram (EKG): Untuk mendeteksi kelainan irama jantung dan tanda-tanda kerusakan otot jantung.
Tes Darah: Untuk mengukur enzim jantung yang dilepaskan ke dalam aliran darah ketika otot jantung rusak.
Pemeriksaan Pencitraan:
Angiografi Koroner: Ini adalah standar emas. Melibatkan penyuntikan zat kontras ke dalam arteri koroner untuk divisualisasikan dengan sinar-X, memungkinkan dokter melihat adanya robekan, penyempitan, atau sumbatan.
CT Angiografi (CTA) atau MRI Jantung: Alternatif lain yang dapat memberikan gambaran detail tentang arteri koroner.
Penanganan diseksi arteri koroner sangat bergantung pada tingkat keparahan, lokasi diseksi, dan kondisi pasien secara keseluruhan. Tujuannya adalah untuk memulihkan aliran darah ke otot jantung dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Pilihan penanganan meliputi:
Obat-obatan: Obat pengencer darah, obat untuk mengontrol tekanan darah, dan obat untuk meredakan nyeri dada.
Angioplasti dan Pemasangan Stent: Prosedur minimal invasif di mana balon digunakan untuk membuka kembali arteri yang menyempit dan stent (tabung kecil berjaring) dipasang untuk menjaga arteri tetap terbuka.
Operasi Bypass Jantung (CABG): Dalam kasus yang parah atau ketika prosedur lain tidak memungkinkan, operasi ini mungkin diperlukan. Dokter membuat jalur baru untuk mengalirkan darah di sekitar arteri yang tersumbat atau rusak menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain.
Diseksi arteri koroner adalah kondisi yang mengancam jiwa namun dengan diagnosis dan penanganan yang cepat, prognosisnya dapat membaik secara signifikan. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan jantung Anda.