Ilustrasi Ibadah dan Doa
Hari Arafah, yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, merupakan inti dari ibadah haji. Hari ini dikenal sebagai puncak spiritual bagi jutaan jamaah yang berkumpul di dataran luas yang bersejarah ini. Keutamaan hari Arafah sangatlah besar, hingga Rasulullah ﷺ bersabda bahwa haji adalah Arafah. Di tengah atmosfer spiritual yang pekat inilah, waktu mustajab untuk berdoa tercurah secara maksimal.
Keistimewaan Waktu Berdoa di Arafah
Padang Arafah adalah tempat di mana rahmat Allah SWT turun dengan deras. Para ulama sepakat bahwa momen di Arafah, terutama saat matahari tergelincir (waktu Dzuhur hingga Maghrib), adalah waktu yang sangat dianjurkan untuk memohon ampunan dan hajat. Berdoa di Arafah seolah-olah berada di hadapan gerbang rahmat ilahi yang terbuka lebar. Tidak ada sekat, tidak ada tirai pemisah antara hamba dan Penciptanya.
Banyak riwayat yang menjelaskan betapa agungnya hari ini. Di Arafah, Allah SWT membanggakan penduduk bumi kepada para malaikat-Nya. Kehadiran jamaah yang ikhlas, menundukkan kepala, meratap, dan memohon ampunan menjadi pemandangan yang diagungkan di sisi-Nya. Oleh karena itu, kesempatan emas ini tidak boleh disia-siakan dengan kelalaian sedikit pun. Setiap detik adalah investasi akhirat.
Doa-Doa yang Dianjurkan
Meskipun tidak ada lafadz spesifik yang wajib dibaca (sebab doa terbaik adalah menggunakan bahasa kita sendiri), terdapat beberapa jenis doa2 di arafah yang sangat dianjurkan untuk dipanjatkan. Fokus utama adalah pengakuan dosa, permohonan ampunan, dan permintaan kebaikan dunia akhirat.
1. Pengakuan Dosa dan Permohonan Ampunan
Ini adalah inti dari pertaubatan. Seorang hamba harus menyadari kekurangan dirinya dan mengakui keagungan Allah. Doa yang paling terkenal dan mencakup segalanya adalah doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ:
"Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa Huwa ‘ala kulli syai’in qadiir."
(Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu).
Mengulang kalimat tauhid ini di Arafah memiliki keutamaan yang luar biasa, setara dengan membebaskan budak dan mendapatkan pahala setara memerdekakan, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits.
2. Doa Memohon Kebaikan Dunia dan Akhirat
Memohon kebahagiaan hakiki adalah doa yang harus diprioritaskan. Doa yang mencakup segala kebaikan adalah:
"Rabbana atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qina adzabannar."
(Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka).
Ini adalah doa komprehensif yang diajarkan Al-Qur'an, mencakup semua aspek kehidupan yang baik.
3. Doa Khusus Nabi Muhammad ﷺ di Arafah
Rasulullah ﷺ sangat fokus pada permohonan pengampunan yang luas di hari tersebut. Salah satu doa yang sering diulang adalah:
"Allaahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni."
(Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku).
Permohonan ini harus diucapkan dengan penuh harap, mengingat janji pengampunan bagi jamaah haji yang wukuf dengan tulus.
Sikap Seorang yang Berdoa di Arafah
Selain melafadzkan doa2 di arafah, sikap hati juga sangat menentukan diterimanya doa. Jamaah dianjurkan untuk menjaga wudhu (jika memungkinkan), menghadap kiblat, merendahkan suara, dan meyakini sepenuhnya bahwa Allah mendengar setiap bisikan. Menjaga lisan dari ghibah, berkata kotor, atau mengeluh adalah wajib, karena atmosfer Arafah menuntut kesucian lahir dan batin.
Di padang luas itu, saat matahari mulai condong ke barat, merupakan momen klimaks. Dalam kondisi lapar, haus, dan lelah fisik, hati justru semakin terasah ketajamannya dalam memohon. Doa yang diucapkan dalam kondisi sulit seringkali lebih cepat terkabul. Ingatlah bahwa waktu tersebut adalah janji Allah untuk mengabulkan permohonan hamba-Nya yang datang dengan ketaatan.
Setiap jamaah harus memanfaatkan setiap tetes keringatnya sebagai air mata penyesalan dan setiap hembusan nafas sebagai permohonan ampunan. Mengakhiri ibadah wukuf dengan hati yang bersih, penuh harap, dan telah mencurahkan semua isi hati kepada Sang Khaliq adalah puncak keberhasilan spiritual di Tanah Suci.
Oleh karena itu, pelajaran yang dapat kita ambil dari Padang Arafah adalah pengingat universal: betapa pentingnya memohon ampunan dan kebaikan kepada Allah dalam segala kondisi, dan bahwa waktu yang mustajab harus disambut dengan persiapan hati yang paling matang.