Memilih material atap yang tepat adalah salah satu keputusan terpenting dalam pembangunan atau renovasi rumah. Dua material yang sering menjadi pertimbangan adalah galvalum dan asbes. Meskipun keduanya berfungsi sebagai penutup atap, perbedaan mendasar dalam komposisi, keamanan, daya tahan, dan dampak lingkungan membuat keduanya memiliki posisi yang berbeda di pasar saat ini. Artikel ini akan mengupas tuntas perbandingan antara galvalum dan asbes untuk membantu Anda membuat pilihan yang lebih bijak.
Asbes adalah mineral alami yang telah digunakan selama berabad-abad dalam berbagai aplikasi konstruksi, termasuk atap. Dikenal karena kekuatan, ketahanan terhadap panas, dan isolasi yang baik, lembaran asbes pernah menjadi pilihan populer. Material ini seringkali berbentuk gelombang dan mudah dipasang. Namun, seiring berjalannya waktu, penelitian ilmiah mengungkap bahaya kesehatan yang serius terkait serat asbes. Ketika serat asbes terlepas ke udara dan terhirup, mereka dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang fatal seperti asbestosis, mesothelioma, dan kanker paru-paru. Karena risiko kesehatan yang tinggi, penggunaan asbes telah dilarang atau dibatasi secara ketat di banyak negara, termasuk Indonesia.
Galvalum, yang merupakan singkatan dari galvalume steel, adalah jenis baja lapis yang dibuat dari kombinasi seng (zinc) dan aluminium. Baja inti dilapisi dengan paduan seng-aluminium yang memberikan perlindungan superior terhadap korosi dibandingkan dengan baja berlapis seng (galvanis) biasa. Lapisan galvalum ini terdiri dari sekitar 55% aluminium, 43.4% seng, dan 1.6% silikon. Kombinasi ini menciptakan struktur seluler di mana seng memberikan perlindungan katodik (melindungi baja bahkan jika lapisan tergores), sementara aluminium memberikan penghalang pelindung jangka panjang terhadap elemen.
Lembaran atap galvalum modern hadir dalam berbagai profil, termasuk profil gelombang klasik yang mirip dengan asbes, profil datar, dan profil gelombang trapezoidal. Keunggulan utama galvalum terletak pada daya tahannya yang luar biasa, ketahanannya terhadap karat, bobotnya yang ringan, dan kemudahan pemasangannya. Material ini juga dianggap lebih aman karena tidak mengandung serat berbahaya seperti asbes.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita bandingkan kedua material ini berdasarkan beberapa kriteria penting:
Meskipun asbes pernah populer karena sifat-sifatnya yang unik, risiko kesehatan yang ditimbulkannya membuatnya menjadi pilihan yang usang dan berbahaya. Peraturan global dan kesadaran akan kesehatan masyarakat telah mendorong industri konstruksi untuk beralih ke material yang lebih aman dan berkelanjutan. Galvalum muncul sebagai solusi modern yang unggul dalam hampir setiap aspek. Dengan daya tahan superior, ketahanan terhadap korosi, bobot ringan, kemudahan pemasangan, dan yang terpenting, keamanan bagi kesehatan, galvalum adalah investasi cerdas untuk atap rumah Anda. Memilih galvalum bukan hanya memilih material atap yang andal, tetapi juga memilih keamanan, kenyamanan, dan ketenangan pikiran untuk keluarga Anda.