Representasi simbolik dari semangat keilmuan Habib Arif Assegaf.
Dalam lanskap dakwah dan pendidikan Islam di Indonesia, nama Habib Arif Assegaf seringkali muncul sebagai figur yang memiliki dedikasi tinggi terhadap penyebaran ajaran Islam yang moderat dan mendalam. Beliau dikenal bukan hanya sebagai seorang pewaris spiritual dari garis keturunan ulama terkemuka, tetapi juga sebagai seorang pendidik ulung yang mengedepankan akhlak mulia dan pemahaman ilmu agama yang sahih. Peran Habib Arif Assegaf meluas melampaui mimbar khutbah; ia adalah motor penggerak dalam pelestarian tradisi keilmuan Islam yang bersumber dari kitab-kitab mu'tabarah.
Kisah hidup dan perjuangan beliau mencerminkan komitmen tanpa henti untuk membawa umat pada pemahaman agama yang holistik. Di tengah tantangan zaman modern yang serba cepat, di mana informasi seringkali dangkal, Habib Arif Assegaf menegaskan kembali pentingnya sanad keilmuan yang jelas dan kedalaman materi. Pengaruhnya terasa kuat di kalangan santri, mahasiswa, hingga masyarakat umum yang haus akan pencerahan spiritual yang otentik.
Salah satu pilar utama dalam kiprah Habib Arif Assegaf adalah dedikasinya pada dunia pesantren. Pesantren, sebagai institusi pendidikan tradisional Islam, menjadi wadah utama beliau mencurahkan ilmu dan mendidik generasi penerus. Beliau memahami betul bahwa masa depan umat Islam sangat bergantung pada kualitas kader ulama yang akan memimpin. Fokus beliau dalam kurikulum pesantren seringkali menekankan pada penguasaan ilmu nahwu sharaf, fiqih, dan tasawuf, yang merupakan tiga pilar utama dalam tradisi keilmuan Ahlussunnah wal Jama'ah.
Melalui lembaga-lembaga yang beliau dirikan atau kelola, Habib Arif Assegaf telah melahirkan ribuan alumni yang kini tersebar di berbagai lini kehidupan. Mereka membawa misi dakwah dengan pendekatan yang bijaksana, mengedepankan dialog, toleransi, dan kasih sayang, sesuai dengan manhaj yang diajarkan oleh para guru besar beliau. Pendekatan ini sangat krusial dalam konteks Indonesia yang majemuk, memastikan bahwa Islam yang dibawa adalah Islam yang menyejukkan dan merangkul semua golongan.
Gaya dakwah Habib Arif Assegaf menjadi ciri khas yang membedakannya. Berbeda dengan pendekatan yang keras, ceramah-ceramahnya selalu diselimuti dengan kesantunan (adab) dan humor yang mendidik. Beliau lihai dalam merangkai kisah-kisah inspiratif dari para wali dan ulama terdahulu, sehingga pesan-pesan moral dan spiritual dapat terserap dengan mudah oleh pendengar dari berbagai latar belakang usia. Hal ini menunjukkan kedewasaan spiritual seorang da'i yang mampu membumikan ajaran tinggi agar relevan dengan realitas kontemporer.
Ia seringkali mengingatkan jamaahnya tentang pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama manusia (hablum minannas) sebagai cerminan nyata dari ibadah yang sempurna (hablum minallah). Ajaran ini, yang seringkali terintegrasi dalam setiap kajiannya, menempatkan etika sosial di posisi yang sangat tinggi, selaras dengan semangat keislaman Nusantara yang mengutamakan harmoni sosial.
Warisan terbesar yang ditinggalkan oleh Habib Arif Assegaf bukanlah bangunan fisik semata, melainkan keberlangsungan manhaj (metodologi) dakwah yang beliau pegang teguh. Manhaj tersebut berakar kuat pada tradisi keilmuan pesantren, yang secara historis telah terbukti mampu menjaga keutuhan akidah umat dari gempuran pemikiran yang menyimpang. Dengan integritas moral yang tinggi, beliau menjadi teladan nyata bagaimana seharusnya seorang ulama menjalani hidupnyaāsederhana, dekat dengan masyarakat, namun memiliki kedalaman ilmu yang luar biasa.
Hingga kini, meskipun fokus beliau mungkin beralih pada pembinaan internal para murid senior, semangat dan ajaran dari Habib Arif Assegaf terus bergema. Banyak majelis ilmu dan kegiatan sosial yang lahir dari inspirasi beliau terus beroperasi, memastikan bahwa cahaya ilmu yang ia bawa terus menerangi jalan umat Islam di Indonesia menuju masa depan yang lebih Islami dan berbudaya luhur. Peran beliau sebagai pilar keilmuan dan moralitas tak ternilai harganya dalam arsitektur keislaman Indonesia modern.