Visualisasi sederhana molekul aseton.
Aseton (Propanon), dengan rumus kimia $\text{C}_3\text{H}_6\text{O}$, adalah salah satu pelarut organik yang paling umum dan serbaguna di industri maupun rumah tangga. Dikenal karena sifatnya yang mudah menguap dan kemampuannya melarutkan banyak zat organik, permintaan akan aseton relatif stabil. Oleh karena itu, mengetahui **harga aseton kimia** menjadi krusial bagi berbagai sektor, mulai dari manufaktur cat, farmasi, kosmetik, hingga pengguna akhir sebagai penghapus kuteks.
Harga aseton tidaklah statis. Berbeda dengan barang kebutuhan pokok, harga pelarut kimia seperti aseton sangat sensitif terhadap beberapa variabel utama. Memahami faktor-faktor ini akan membantu Anda menentukan waktu terbaik untuk melakukan pembelian dalam volume besar.
Ini adalah faktor penentu harga yang paling signifikan. Aseton dipasarkan dalam berbagai tingkatan kemurnian, dan setiap tingkatan memiliki rentang harga yang berbeda:
Seperti komoditas kimia pada umumnya, pembelian dalam volume besar (bulk purchase) akan memberikan harga per liter atau per kilogram yang jauh lebih rendah dibandingkan pembelian dalam kemasan eceran (misalnya, botol 1 liter). Distributor besar sering memberikan diskon signifikan untuk pembelian drum atau isotank.
Mayoritas aseton diproduksi melalui proses Cumene, yang menggunakan propilena sebagai bahan baku utama. Karena propilena adalah turunan dari minyak bumi, fluktuasi harga minyak mentah global secara langsung berdampak pada biaya produksi aseton, yang kemudian tercermin pada harga jual akhir.
Aseton adalah cairan yang mudah terbakar (flammable liquid), yang memerlukan penanganan dan transportasi khusus (bahan berbahaya atau B3). Biaya pengemasan yang aman, asuransi, serta ongkos kirim dari pabrik ke lokasi pembeli (terutama jika melintasi laut atau wilayah terpencil) akan menambah komponen harga akhir.
Untuk memberikan gambaran, berikut adalah tabel estimasi harga per liter untuk kemurnian standar di pasar Indonesia (Perlu dicatat: Harga ini bersifat indikatif dan dapat berubah sewaktu-waktu berdasarkan pasar global dan nilai tukar mata uang):
| Kemurnian (Grade) | Kemasan Umum | Kisaran Harga (IDR/Liter) |
|---|---|---|
| Teknis Grade (98%) | Drum (200 Liter) | Rp 18.000 - Rp 25.000 |
| Teknis Grade (98%) | Jeriken (25 Liter) | Rp 25.000 - Rp 35.000 |
| Reagent Grade (99.5%+) | Botol Kaca (1 Liter) | Rp 50.000 - Rp 80.000+ |
Jika Anda adalah pembeli industri yang membutuhkan pasokan rutin, strategi pembelian yang cerdas sangat dianjurkan untuk menekan biaya operasional:
Permintaan industri turut membentuk tren harga. Sektor yang paling banyak menyerap aseton antara lain:
Industri Cat dan Pelapis: Aseton digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan pernis dan resin epoksi karena cepat kering dan meninggalkan residu minimal. Permintaan di sektor konstruksi sangat memengaruhi kebutuhan aseton.
Farmasi: Digunakan sebagai pelarut dalam sintesis obat-obatan dan sebagai agen pembersih peralatan farmasi steril.
Plastik (misalnya MMA): Aseton adalah prekursor penting dalam produksi Metil Metakrilat (MMA), bahan dasar akrilik (Plexiglass). Jika industri akrilik berkembang, permintaan aseton akan ikut meningkat drastis.
Sebagai kesimpulan, **harga aseton kimia** adalah cerminan kompleks dari harga minyak mentah, biaya logistik pengangkutan bahan berbahaya, dan permintaan dari sektor manufaktur hilir. Pembeli yang cerdas akan selalu memantau ketiga indikator tersebut.