Panduan Lengkap Huruf Hijaiyah
Pendahuluan: Apa Itu Huruf Hijaiyah?
Huruf Hijaiyah merupakan abjad atau aksara yang digunakan dalam bahasa Arab. Kata "hijaiyah" sendiri berasal dari kata kerja "hajja" (هَجَا) yang berarti mengeja atau menghitung huruf. Bagi umat Islam, huruf-huruf ini memiliki kedudukan yang sangat istimewa karena merupakan medium wahyu Allah SWT, yaitu Al-Quran. Mempelajari dan memahami setiap huruf hijaiyah bukan hanya sekadar mengenal bentuk, tetapi juga mendalami cara pengucapannya yang benar, yang dikenal dengan ilmu tajwid.
Jumlah huruf hijaiyah sering menjadi bahan diskusi. Sebagian ulama menyebutkan ada 28 huruf, sebagian lain 29, dan ada pula yang berpendapat 30. Perbedaan ini umumnya terletak pada status huruf Alif (ا), Hamzah (ء), dan Lam Alif (لا). Namun, pendapat yang paling umum digunakan adalah 29 huruf, dengan menghitung Hamzah dan Alif sebagai dua entitas yang berbeda. Menguasai ke-29 huruf ini adalah langkah pertama dan paling fundamental dalam perjalanan mempelajari Al-Quran dan bahasa Arab. Artikel ini akan mengupas tuntas setiap huruf, mulai dari bentuk, cara pengucapan, tempat keluarnya suara (makhraj), sifat-sifatnya, hingga contoh dalam kata.
Daftar Lengkap Huruf Hijaiyah dan Penjelasannya
Setiap huruf hijaiyah memiliki karakteristik unik. Mengenalinya secara mendalam akan mempermudah kita dalam melafalkannya dengan fasih dan benar, sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan. Mari kita selami satu per satu.
1. Alif ( ا )
Alif adalah huruf pertama dalam urutan abjad Arab. Uniknya, Alif sendiri tidak memiliki suara vokal yang melekat. Ia berfungsi sebagai pemanjang (mad) untuk vokal sebelumnya (fathah), atau sebagai "kursi" atau dudukan bagi Hamzah (ء).
- Makhraj (Tempat Keluar): Al-Jauf (الجوف), yaitu rongga mulut dan tenggorokan. Makhraj ini digunakan ketika Alif berfungsi sebagai huruf mad (pemanjang), di mana udara keluar tanpa hambatan.
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan saat mengucapkannya.
- Rakhawah: Suara terlepas atau mengalir.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat ke langit-langit.
- Infitah: Ada celah antara lidah dan langit-langit.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Cara Pengucapan: Ketika menjadi huruf mad, Alif diucapkan dengan membuka mulut secara vertikal dengan santai, memperpanjang suara fathah sebelumnya selama dua harakat. Contohnya pada kata قَالَ (qāla).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ا ا ـا ـا - Kesalahan Umum: Menggetarkan suara (seperti memantul) saat sukun atau memoncongkan bibir saat mengucapkannya.
2. Ba ( ب )
Ba adalah huruf kedua yang dilambangkan dengan satu titik di bawahnya. Huruf ini memiliki padanan suara "B" dalam abjad Latin.
- Makhraj (Tempat Keluar): Asy-Syafatain (الشفتين), yaitu pertemuan antara kedua bibir (bibir atas dan bawah) dalam keadaan tertutup.
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Syiddah: Suara tertahan kuat di makhrajnya.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Idzlaq: Termasuk huruf yang ringan diucapkan.
- Qalqalah: Memantul jika dalam keadaan sukun (mati). Contoh: حَبْلٌ (ḥablun).
- Cara Pengucapan: Rapatkan kedua bibir dengan kuat, lalu lepaskan dengan cepat. Jika sukun, lepaskan dengan pantulan ringan (qalqalah).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ب بـ ـبـ ـب - Kesalahan Umum: Tidak merapatkan bibir dengan sempurna sehingga suaranya menjadi lemah, atau tidak memantulkannya saat sukun.
3. Ta ( ت )
Ta adalah huruf ketiga dengan ciri khas dua titik di atasnya. Suaranya identik dengan huruf "T" dalam bahasa Indonesia.
- Makhraj (Tempat Keluar): Tharful Lisan (طرف اللسان), yaitu ujung lidah yang disentuhkan ke pangkal gigi seri bagian atas.
- Sifat Huruf:
- Hams: Nafas berhembus atau mengalir saat mengucapkannya.
- Syiddah: Suara tertahan kuat di makhrajnya.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Cara Pengucapan: Sentuhkan ujung lidah ke gusi di belakang gigi seri atas, tahan sejenak, lalu lepaskan sambil menghembuskan sedikit udara. Terdengar desisan halus setelah suara "t". Contoh: تَمْرٌ (tamrun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ت تـ ـتـ ـت - Kesalahan Umum: Mengucapkannya terlalu tebal seperti huruf Tha' (ط) atau kurangnya hembusan nafas (sifat Hams).
4. Tsa ( ث )
Tsa adalah huruf keempat yang memiliki tiga titik di atasnya. Huruf ini tidak memiliki padanan langsung dalam abjad Indonesia. Suaranya mirip "th" dalam kata bahasa Inggris "three" atau "think".
- Makhraj (Tempat Keluar): Tharful Lisan (طرف اللسان), yaitu ujung lidah yang dikeluarkan sedikit hingga menyentuh ujung gigi seri atas.
- Sifat Huruf:
- Hams: Nafas berhembus.
- Rakhawah: Suara mengalir lembut.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Cara Pengucapan: Letakkan ujung lidah di antara gigi seri atas dan bawah (lebih menempel ke yang atas), lalu hembuskan udara dengan lembut. Jangan sampai terdengar seperti 's' atau 'f'. Contoh: ثَوْبٌ (tsawbun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ث ثـ ـثـ ـث - Kesalahan Umum: Mengucapkannya seperti huruf Sin (س) atau menggantinya dengan 's'. Ujung lidah harus benar-benar menyentuh ujung gigi.
5. Jim ( ج )
Jim adalah huruf kelima dengan satu titik di bawahnya. Pengucapannya mirip huruf "J" dalam bahasa Indonesia.
- Makhraj (Tempat Keluar): Wastul Lisan (وسط اللسان), yaitu bagian tengah lidah yang ditempelkan ke langit-langit mulut yang sejajar dengannya.
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Syiddah: Suara tertahan kuat.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Qalqalah: Memantul jika dalam keadaan sukun. Contoh: فَجْرٌ (fajrun).
- Cara Pengucapan: Angkat tengah lidah hingga menyentuh langit-langit, tahan, lalu lepaskan dengan kuat. Jika sukun, lepaskan dengan pantulan.
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ج جـ ـجـ ـج - Kesalahan Umum: Mengucapkannya dengan desis seperti "ch" atau terlalu lemah, serta tidak memantulkannya saat sukun.
6. Ha ( ح )
Ha adalah huruf keenam, tanpa titik. Ini adalah suara 'ha' yang pedas dan keluar dari tenggorokan, berbeda dengan 'ha' biasa.
- Makhraj (Tempat Keluar): Wasthul Halq (وسط الحلق), yaitu bagian tengah tenggorokan.
- Sifat Huruf:
- Hams: Nafas berhembus.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Cara Pengucapan: Rasakan sensasi udara yang bergesekan di tengah tenggorokan, seolah-olah sedang membersihkan tenggorokan atau menghembuskan nafas di depan kaca agar berembun. Suaranya bersih tanpa ada unsur serak. Contoh: حَمْدٌ (ḥamdun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ح حـ ـحـ ـح - Kesalahan Umum: Mengucapkannya seperti Ha' (ه) biasa atau seperti Kha' (خ) yang serak. Latihannya adalah dengan merasakan getaran di area jakun.
7. Kha ( خ )
Kha adalah huruf ketujuh, dengan satu titik di atasnya. Suaranya serak atau seperti suara orang mengorok (mendengkur) dengan ringan.
- Makhraj (Tempat Keluar): Adnal Halq (أدنى الحلق), yaitu pangkal tenggorokan yang paling dekat dengan mulut.
- Sifat Huruf:
- Hams: Nafas berhembus.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Isti'la: Pangkal lidah terangkat ke langit-langit, membuat suara menjadi tebal.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Cara Pengucapan: Getarkan anak tekak (uvula) dengan udara yang keluar dari tenggorokan atas. Suaranya tebal dan serak. Contoh: خُبْزٌ (khubzun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir خ خـ ـخـ ـخ - Kesalahan Umum: Mengucapkannya terlalu ringan seperti Ha (ح) atau terlalu dalam seperti Ghain (غ). Pastikan ada getaran serak yang jelas.
8. Dal ( د )
Dal adalah huruf kedelapan, dengan pengucapan yang mirip huruf "D" dalam bahasa Indonesia, namun sedikit lebih tipis.
- Makhraj (Tempat Keluar): Tharful Lisan (طرف اللسان), yaitu ujung lidah yang disentuhkan ke pangkal gigi seri bagian atas, sama seperti makhraj huruf Ta (ت).
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Syiddah: Suara tertahan kuat.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Qalqalah: Memantul jika dalam keadaan sukun. Contoh: يَدْعُوْنَ (yad'ūna).
- Cara Pengucapan: Tempelkan ujung lidah ke gusi di belakang gigi seri atas, tahan, lalu lepaskan. Jika sukun, lepaskan dengan pantulan. Hindari menebalkan suara seperti Dhad (ض).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir د د ـد ـد - Kesalahan Umum: Membacanya terlalu tebal atau tidak memantulkannya saat sukun.
9. Dzal ( ذ )
Dzal adalah huruf kesembilan, dengan satu titik di atasnya. Mirip dengan Tsa (ث), huruf ini tidak ada padanannya di Indonesia. Suaranya seperti "th" pada kata bahasa Inggris "this" atau "that".
- Makhraj (Tempat Keluar): Tharful Lisan (طرف اللسان), yaitu ujung lidah yang dikeluarkan sedikit hingga menyentuh ujung gigi seri atas, sama seperti makhraj Tsa (ث).
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Cara Pengucapan: Letakkan ujung lidah di antara gigi seri atas dan bawah (menempel pada yang atas), lalu alirkan suara dengan getaran ringan. Berbeda dengan Tsa yang disertai hembusan nafas, Dzal diucapkan dengan nafas tertahan. Contoh: ذَهَبٌ (żahabun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ذ ذ ـذ ـذ - Kesalahan Umum: Mengucapkannya seperti 'z' atau 'j'. Pastikan ujung lidah keluar sedikit dari gigi.
10. Ra ( ر )
Ra adalah huruf kesepuluh. Suaranya seperti "R" dalam bahasa Indonesia, tetapi memiliki aturan tebal (tafkhim) dan tipis (tarqiq) yang unik.
- Makhraj (Tempat Keluar): Tharful Lisan (طرف اللسان), yaitu ujung lidah yang sedikit masuk ke punggungnya, ditempelkan ke langit-langit dekat gusi atas.
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Tawassuth/Bainiyah: Suara mengalir sebagian dan tertahan sebagian.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat (namun bisa menjadi tebal karena sebab lain).
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Idzlaq: Termasuk huruf yang ringan diucapkan.
- Inhiraf: Suara sedikit melenceng ke sisi lidah.
- Takrir: Ada getaran pada ujung lidah, namun harus dihindari berlebihan. Cukup satu getaran saja.
- Cara Pengucapan: Sentuhkan ujung lidah ke langit-langit dekat gusi dan getarkan sekali. Ra dibaca tebal (tafkhim) jika berharakat fathah atau dhammah, dan tipis (tarqiq) jika berharakat kasrah. Contoh tebal: رَحْمَن (raḥmān). Contoh tipis: رِجَالٌ (rijālun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ر ر ـر ـر - Kesalahan Umum: Menggetarkan lidah berlebihan (takrir yang salah) atau tidak bisa membedakan antara bacaan tebal dan tipis.
11. Zay ( ز )
Zay adalah huruf kesebelas, dengan satu titik di atas. Suaranya persis seperti huruf "Z" dalam bahasa Indonesia.
- Makhraj (Tempat Keluar): Tharful Lisan (طرف اللسان), yaitu ujung lidah yang mendekati bagian bawah gigi seri atas, namun tidak menempel. Udara keluar melalui celah sempit di antara keduanya.
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Shafir: Suara desis yang tajam, seperti suara lebah.
- Cara Pengucapan: Posisikan ujung lidah di belakang gigi seri bawah, hampir menyentuh. Alirkan suara sambil merasakan desisan tajam yang keluar. Contoh: زَيْتُوْنٌ (zaytūn).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ز ز ـز ـز - Kesalahan Umum: Mengucapkannya seperti huruf Jim (ج) atau Dzal (ذ). Pastikan ada desisan yang kuat (shafir).
12. Sin ( س )
Sin adalah huruf kedua belas. Suaranya identik dengan huruf "S" dalam bahasa Indonesia, selalu tipis.
- Makhraj (Tempat Keluar): Sama seperti Zay (ز), yaitu ujung lidah mendekati bagian bawah gigi seri atas, membiarkan udara keluar melalui celah sempit.
- Sifat Huruf:
- Hams: Nafas berhembus.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Shafir: Suara desis yang tajam.
- Cara Pengucapan: Sama seperti Zay, namun dengan hembusan nafas yang jelas (sifat Hams). Suaranya harus ringan dan tajam. Contoh: سَمَاءٌ (samā'un).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir س سـ ـسـ ـس - Kesalahan Umum: Mengucapkannya menjadi tebal seperti Shad (ص), terutama jika bersebelahan dengan huruf isti'la. Bibir tidak boleh monyong.
13. Syin ( ش )
Syin adalah huruf ketiga belas dengan tiga titik di atas. Suaranya seperti gabungan "sy" dalam kata "syarat" di bahasa Indonesia.
- Makhraj (Tempat Keluar): Wastul Lisan (وسط اللسان), yaitu bagian tengah lidah diangkat mendekati langit-langit, sama seperti makhraj Jim (ج).
- Sifat Huruf:
- Hams: Nafas berhembus.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Tafasysyi: Suara menyebar di dalam mulut.
- Cara Pengucapan: Angkat tengah lidah ke arah langit-langit dan hembuskan udara sehingga suara menyebar memenuhi rongga mulut. Rasakan aliran udara yang luas. Contoh: شَمْسٌ (syamsun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ش شـ ـشـ ـش - Kesalahan Umum: Mengerucutkan bibir (monyong) saat mengucapkannya, yang dapat mengubah suara. Bibir harus dalam posisi normal.
14. Shad ( ص )
Shad adalah huruf keempat belas. Ini adalah versi tebal (mufakham) dari huruf Sin (س).
- Makhraj (Tempat Keluar): Sama seperti Sin (س) dan Zay (ز), yaitu ujung lidah mendekati bagian bawah gigi seri atas.
- Sifat Huruf:
- Hams: Nafas berhembus.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Isti'la: Pangkal lidah terangkat ke langit-langit.
- Ithbaq: Sebagian besar permukaan lidah menempel atau mendekat ke langit-langit, membuat suara sangat tebal dan terkurung.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Shafir: Suara desis yang tebal.
- Cara Pengucapan: Lakukan posisi makhraj Sin, tetapi secara bersamaan angkat pangkal lidah ke arah langit-langit. Ini akan membuat suara menjadi berat dan tebal. Mulut terasa penuh saat mengucapkannya. Contoh: صَبْرٌ (ṣabrun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ص صـ ـصـ ـص - Kesalahan Umum: Mengucapkannya seperti Sin (tipis) atau hanya memoncongkan bibir tanpa mengangkat pangkal lidah.
15. Dhad ( ض )
Dhad adalah huruf kelima belas, sering dianggap sebagai huruf paling sulit dalam bahasa Arab. Suaranya tidak memiliki padanan di bahasa lain.
- Makhraj (Tempat Keluar): Hafatul Lisan (حافة اللسان), yaitu salah satu atau kedua sisi lidah (tepi lidah) disentuhkan ke gigi geraham atas.
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Isti'la: Pangkal lidah terangkat.
- Ithbaq: Permukaan lidah menempel ke langit-langit.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Istithalah: Suara memanjang dari belakang ke depan sepanjang tepi lidah.
- Cara Pengucapan: Tempelkan tepi lidah (bisa kiri, kanan, atau keduanya) pada deretan gigi geraham atas. Angkat pangkal lidah dan tahan nafas. Alirkan suara dari belakang ke depan sepanjang sisi lidah tersebut. Suara yang keluar tebal dan berat. Contoh: ضَرْبٌ (ḍarbun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ض ضـ ـضـ ـض - Kesalahan Umum: Mengucapkannya seperti Dal tebal, Dzal tebal, atau 'dh' dalam bahasa Jawa. Kuncinya adalah penggunaan tepi lidah pada gigi geraham.
16. Tha ( ط )
Tha adalah huruf keenam belas, merupakan versi tebal dari huruf Ta (ت).
- Makhraj (Tempat Keluar): Sama seperti Ta (ت), yaitu ujung lidah disentuhkan ke pangkal gigi seri atas.
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Syiddah: Suara tertahan kuat.
- Isti'la: Pangkal lidah terangkat.
- Ithbaq: Permukaan lidah menempel ke langit-langit.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Qalqalah: Memantul dengan tebal jika sukun. Contoh: قِطْمِيْر (qiṭmīr).
- Cara Pengucapan: Lakukan posisi makhraj Ta, namun bersamaan dengan itu angkat pangkal lidah dan tempelkan lidah ke langit-langit (ithbaq). Suara yang dihasilkan sangat tebal dan kuat. Jika sukun, pantulannya pun tebal.
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ط طـ ـطـ ـط - Kesalahan Umum: Mengucapkannya seperti Ta biasa, atau hanya menebalkan dengan memoncongkan bibir. Sifat isti'la dan ithbaq adalah kuncinya.
17. Zha ( ظ )
Zha adalah huruf ketujuh belas, merupakan versi tebal dari huruf Dzal (ذ).
- Makhraj (Tempat Keluar): Sama seperti Dzal (ذ), yaitu ujung lidah dikeluarkan sedikit hingga menyentuh ujung gigi seri atas.
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Isti'la: Pangkal lidah terangkat.
- Ithbaq: Permukaan lidah menempel ke langit-langit.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Cara Pengucapan: Letakkan ujung lidah pada ujung gigi seri atas, sambil mengangkat pangkal lidah dan menempelkannya ke langit-langit. Alirkan suara tebal dari celah tersebut. Contoh: ظِلٌّ (ẓillun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ظ ظـ ـظـ ـظ - Kesalahan Umum: Tertukar dengan Dhad (ض) atau mengucapkannya seperti Dzal yang ditebalkan hanya dengan bibir.
18. 'Ain ( ع )
'Ain adalah huruf kedelapan belas, sebuah huruf tenggorokan yang suaranya khas dan perlu latihan intensif.
- Makhraj (Tempat Keluar): Wasthul Halq (وسط الحلق), yaitu bagian tengah tenggorokan, sama seperti makhraj Ha (ح).
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Tawassuth/Bainiyah: Aliran suara pertengahan (tidak tertahan total, tidak mengalir total).
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Cara Pengucapan: Sempitkan bagian tengah tenggorokan (epiglotis) seolah-olah sedang menelan sesuatu yang besar, lalu alirkan suara dari sana. Suara yang keluar tertekan dan dalam. Contoh: عِلْمٌ ('ilmun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ع عـ ـعـ ـع - Kesalahan Umum: Mengucapkannya seperti Hamzah (ء) atau Alif, atau suaranya keluar dari hidung. Latih dengan menekan area jakun.
19. Ghain ( غ )
Ghain adalah huruf kesembilan belas. Suaranya mirip suara berkumur (gargle) namun tanpa air.
- Makhraj (Tempat Keluar): Adnal Halq (أدنى الحلق), yaitu pangkal tenggorokan yang paling dekat dengan mulut, sama seperti makhraj Kha' (خ).
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Isti'la: Pangkal lidah terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Cara Pengucapan: Getarkan anak tekak (uvula) dengan suara, bukan dengan nafas seperti pada Kha'. Bayangkan suara saat berkumur. Suaranya tebal dan bergetar lembut. Contoh: غَيْرٌ (ghayrun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir غ غـ ـغـ ـغ - Kesalahan Umum: Mengucapkannya seperti 'g' biasa atau tertukar dengan Kha' (خ). Perbedaannya, Kha' disertai hembusan nafas (hams), sedangkan Ghain tidak (jahr).
20. Fa ( ف )
Fa adalah huruf kedua puluh. Pengucapannya identik dengan huruf "F" dalam bahasa Indonesia.
- Makhraj (Tempat Keluar): Pertemuan antara ujung gigi seri atas dengan bagian dalam bibir bawah.
- Sifat Huruf:
- Hams: Nafas berhembus.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Idzlaq: Termasuk huruf yang ringan diucapkan.
- Cara Pengucapan: Sentuhkan ujung gigi seri atas ke bibir bawah bagian dalam (yang basah), lalu hembuskan udara dari celah tersebut. Contoh: فِيْلٌ (fīlun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ف فـ ـفـ ـف - Kesalahan Umum: Menggunakan kedua bibir (seperti huruf 'p'), padahal yang benar adalah gigi atas dan bibir bawah.
21. Qaf ( ق )
Qaf adalah huruf kedua puluh satu. Ini adalah suara 'q' yang dalam dan tebal, keluar dari pangkal lidah.
- Makhraj (Tempat Keluar): Aqshal Lisan (أقصى اللسان), yaitu pangkal lidah yang disentuhkan ke langit-langit lunak (dekat anak tekak).
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Syiddah: Suara tertahan kuat.
- Isti'la: Pangkal lidah terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Qalqalah: Memantul dengan tebal jika sukun. Contoh: خَلَقَ (khalaqa), jika waqaf menjadi (khalaq).
- Cara Pengucapan: Angkat pangkal lidah hingga menempel kuat pada langit-langit lunak di bagian belakang mulut, tahan, lalu lepaskan dengan kuat. Suaranya sangat tebal. Jika sukun, pantulannya pun dalam dan tebal.
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ق قـ ـقـ ـق - Kesalahan Umum: Mengucapkannya seperti Kaf (ك) atau 'g'. Pastikan makhrajnya berada di pangkal lidah, bukan di tengah.
22. Kaf ( ك )
Kaf adalah huruf kedua puluh dua. Pengucapannya mirip huruf "K" dalam bahasa Indonesia.
- Makhraj (Tempat Keluar): Aqshal Lisan (أقصى اللسان), yaitu pangkal lidah yang disentuhkan ke pertemuan langit-langit lunak dan keras, sedikit lebih ke depan dari makhraj Qaf (ق).
- Sifat Huruf:
- Hams: Nafas berhembus.
- Syiddah: Suara tertahan kuat.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Cara Pengucapan: Tempelkan pangkal lidah ke langit-langit (lebih depan dari Qaf), tahan, lalu lepaskan sambil menghembuskan nafas dengan kuat. Ada letupan udara yang jelas setelah suara 'k'. Contoh: كِتَابٌ (kitābun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ك كـ ـكـ ـك - Kesalahan Umum: Tidak menyertakan hembusan nafas (hams), sehingga suaranya menjadi mirip Qaf yang tipis.
23. Lam ( ل )
Lam adalah huruf kedua puluh tiga, identik dengan huruf "L" dalam bahasa Indonesia.
- Makhraj (Tempat Keluar): Ujung hingga tepi lidah yang ditempelkan ke langit-langit keras, mulai dari gusi gigi seri atas hingga geraham kecil.
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Tawassuth/Bainiyah: Aliran suara pertengahan.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat (kecuali pada Lafazh Jalalah).
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Idzlaq: Termasuk huruf yang ringan diucapkan.
- Inhiraf: Suara sedikit melenceng ke sisi lidah.
- Cara Pengucapan: Tempelkan bagian depan lidah (dari ujung hingga tepi) ke langit-langit atas, lalu alirkan suara. Sama seperti 'L' biasa. Huruf Lam pada lafaz Allah (الله) dibaca tebal (tafkhim) jika didahului fathah atau dhammah, dan tipis (tarqiq) jika didahului kasrah. Contoh: لَيْلٌ (laylun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ل لـ ـلـ ـل - Kesalahan Umum: Memantulkan suaranya saat sukun, padahal sifatnya adalah tawassuth (mengalir sebagian).
24. Mim ( م )
Mim adalah huruf kedua puluh empat, identik dengan huruf "M" dalam bahasa Indonesia.
- Makhraj (Tempat Keluar): Asy-Syafatain (الشفتين), yaitu pertemuan antara kedua bibir dalam keadaan tertutup, sama seperti Ba (ب).
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Tawassuth/Bainiyah: Aliran suara pertengahan.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Idzlaq: Termasuk huruf yang ringan diucapkan.
- Ghunnah: Suara yang keluar dari rongga hidung (dengung).
- Cara Pengucapan: Rapatkan kedua bibir dan alirkan suara melalui rongga hidung (Al-Khaisyum). Rasakan getaran di hidung. Sifat ghunnah (dengung) ini selalu ada pada huruf Mim. Contoh: مَاءٌ (mā'un).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir م مـ ـمـ ـم - Kesalahan Umum: Kurang sempurna dalam merapatkan bibir atau tidak menyertakan dengung (ghunnah) yang cukup.
25. Nun ( ن )
Nun adalah huruf kedua puluh lima, identik dengan huruf "N" dalam bahasa Indonesia.
- Makhraj (Tempat Keluar): Tharful Lisan (طرف اللسان), yaitu ujung lidah ditempelkan ke gusi di belakang gigi seri atas.
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Tawassuth/Bainiyah: Aliran suara pertengahan.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Idzlaq: Termasuk huruf yang ringan diucapkan.
- Ghunnah: Suara yang keluar dari rongga hidung (dengung).
- Cara Pengucapan: Tempelkan ujung lidah ke gusi atas, dan alirkan suara melalui rongga hidung. Sama seperti Mim, Nun juga memiliki sifat ghunnah yang tidak terpisahkan. Contoh: نُوْرٌ (nūrun).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ن نـ ـنـ ـن - Kesalahan Umum: Sama seperti Lam, terkadang dipantulkan saat sukun. Seharusnya suaranya mengalir sebagian.
26. Ha ( ه )
Ha adalah huruf kedua puluh enam. Ini adalah suara 'ha' ringan yang biasa kita gunakan, berbeda dengan Ha' (ح) pedas dari tengah tenggorokan.
- Makhraj (Tempat Keluar): Aqshal Halq (أقصى الحلق), yaitu pangkal tenggorokan, bagian terjauh dari mulut.
- Sifat Huruf:
- Hams: Nafas berhembus.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Cara Pengucapan: Suara keluar dari pangkal tenggorokan, seolah-olah berasal dari rongga dada. Suaranya sangat ringan dan santai. Contoh: هُدًى (hudan).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ه هـ ـهـ ـه - Kesalahan Umum: Tertukar dengan Ha (ح) dari tengah tenggorokan. Ha (ه) ini jauh lebih dalam dan ringan.
27. Waw ( و )
Waw adalah huruf kedua puluh tujuh. Ia bisa berfungsi sebagai konsonan ('w') atau sebagai vokal pemanjang ('u').
- Makhraj (Tempat Keluar): Sebagai konsonan, makhrajnya adalah Asy-Syafatain (الشفتين), yaitu dengan memoncongkan kedua bibir ke depan tanpa menempel sempurna. Sebagai huruf mad (pemanjang), makhrajnya adalah Al-Jauf (الجوف) atau rongga mulut.
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Lin: Mudah diucapkan jika sukun dan didahului fathah.
- Cara Pengucapan: Moncongkan bibir ke depan (seperti akan mengucapkan 'u'), lalu bunyikan. Jika berfungsi sebagai mad, ia memperpanjang suara dhammah sebelumnya. Contoh konsonan: وَلَدٌ (waladun). Contoh mad: يَقُوْلُ (yaqūlu).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir و و ـو ـو - Kesalahan Umum: Kurang memoncongkan bibir sehingga suaranya menjadi lemah atau mirip 'v'.
28. Ya ( ي )
Ya adalah huruf kedua puluh delapan. Seperti Waw, ia bisa berfungsi sebagai konsonan ('y') atau vokal pemanjang ('i').
- Makhraj (Tempat Keluar): Sebagai konsonan, makhrajnya adalah Wastul Lisan (وسط اللسان), yaitu tengah lidah diangkat mendekati langit-langit. Sebagai huruf mad, makhrajnya adalah Al-Jauf (الجوف).
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Rakhawah: Suara mengalir.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Lin: Mudah diucapkan jika sukun dan didahului fathah.
- Cara Pengucapan: Angkat tengah lidah ke atas (seperti akan mengucapkan 'i'), lalu bunyikan. Jika berfungsi sebagai mad, ia memperpanjang suara kasrah sebelumnya. Contoh konsonan: يَدٌ (yadun). Contoh mad: قِيْلَ (qīla).
- Bentuk Huruf:
Tunggal Awal Tengah Akhir ي يـ ـيـ ـي - Kesalahan Umum: Kurang mengangkat tengah lidah, sehingga suaranya tidak jelas.
29. Hamzah ( ء )
Hamzah sering dianggap sebagai huruf terakhir atau sebagai bagian dari Alif. Ia melambangkan bunyi glottal stop, seperti 'k' mati pada kata "rakyat" atau pemisah pada "sa-at".
- Makhraj (Tempat Keluar): Aqshal Halq (أقصى الحلق), yaitu pangkal tenggorokan.
- Sifat Huruf:
- Jahr: Nafas tertahan.
- Syiddah: Suara tertahan kuat.
- Istifal: Pangkal lidah tidak terangkat.
- Infitah: Lidah dan langit-langit terpisah.
- Ishmat: Termasuk huruf yang berat diucapkan.
- Cara Pengucapan: Hentikan aliran udara di pangkal tenggorokan dengan menutup pita suara, lalu lepaskan. Terdengar seperti sentakan vokal. Hamzah bisa berada di atas Alif (أ إ), di atas Waw (ؤ), di atas Ya (ئ), atau berdiri sendiri (ء). Contoh: أَمَرَ (amara), سَمَاءٌ (samā'un).
- Bentuk Huruf:
Hamzah tidak memiliki bentuk sambung, ia hanya menumpang pada huruf lain atau berdiri sendiri.
- Kesalahan Umum: Mengucapkannya terlalu lemah atau bahkan menghilangkannya, padahal ia adalah huruf yang memiliki makhraj dan sifat yang jelas.
Harakat: Tanda Baca Vokal dalam Hijaiyah
Huruf hijaiyah pada dasarnya adalah konsonan. Untuk memberinya suara vokal, digunakanlah tanda baca yang disebut harakat. Memahami harakat sama pentingnya dengan mengenal huruf itu sendiri.
- Fathah ( ﹷ ): Tanda garis di atas huruf, memberikan vokal "a". Contoh: بَ (ba).
- Kasrah ( ﹻ ): Tanda garis di bawah huruf, memberikan vokal "i". Contoh: بِ (bi).
- Dhammah ( ُ ): Tanda seperti waw kecil di atas huruf, memberikan vokal "u". Contoh: بُ (bu).
- Sukun ( ْ ): Tanda lingkaran kecil di atas huruf, menandakan huruf tersebut mati atau tidak memiliki vokal (konsonan murni). Contoh: أَبْ (ab).
- Tasydid/Syaddah ( ّ ): Tanda seperti kepala sin kecil di atas huruf, menandakan konsonan ganda (double). Huruf bertasydid dibaca dengan ditekan dan ditahan sejenak. Contoh: رَبِّ (rabbi), bukan (rabi).
- Tanwin: Harakat ganda yang memberikan akhiran -n pada akhir kata.
- Fathatain ( ً ): Dua fathah, dibaca "-an". Contoh: بًا (ban).
- Kasratain ( ٍ ): Dua kasrah, dibaca "-in". Contoh: بٍ (bin).
- Dhammatain ( ٌ ): Dua dhammah, dibaca "-un". Contoh: بٌ (bun).
Penutup: Kunci Membaca Al-Quran
Mempelajari huruf hijaiyah secara mendalam adalah sebuah perjalanan yang mulia dan fundamental. Ini bukan sekadar menghafal bentuk dan nama, tetapi tentang merasakan setiap suara yang keluar dari lisan, memahami dari mana asalnya, dan bagaimana karakternya. Penguasaan makhraj dan sifat huruf adalah fondasi utama dari ilmu tajwid, yaitu seni membaca Al-Quran dengan baik dan benar (tartil), persis seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Setiap huruf yang diucapkan dengan benar akan menyempurnakan makna dan keindahan ayat-ayat suci. Kesalahan kecil dalam pelafalan dapat mengubah arti secara drastis. Oleh karena itu, kesabaran, ketekunan, dan bimbingan dari seorang guru yang ahli (musyafahah) sangat dianjurkan. Teruslah berlatih, karena setiap usaha dalam mempelajari huruf-huruf Al-Quran akan menjadi ladang pahala yang tak terputus. Semoga panduan ini menjadi langkah awal yang bermanfaat dalam perjalanan Anda mencintai dan memuliakan Kalamullah.