Pergi ke luar angkasa adalah impian banyak orang, namun kehidupan di sana jauh berbeda dari apa yang kita bayangkan di Bumi. Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan misi antariksa lainnya telah membuka jendela ke dunia yang penuh tantangan dan keajaiban ini. Bagi seorang astronot, setiap hari adalah sebuah petualangan yang membutuhkan adaptasi fisik dan mental luar biasa. Gravitasi nol, lingkungan yang tertutup, dan rutinitas yang ketat adalah beberapa aspek yang membentuk keseharian mereka.
Salah satu dampak paling signifikan dari kehidupan di luar angkasa adalah pengaruhnya terhadap tubuh manusia. Tanpa gravitasi, otot dan tulang astronot cenderung melemah karena tidak adanya beban yang harus ditahan. Untuk melawan efek ini, astronot harus mengikuti program latihan fisik yang intens, menghabiskan setidaknya dua jam sehari di gym stasiun luar angkasa. Peralatan khusus seperti treadmill, sepeda statis, dan alat beban dirancang untuk bekerja dalam kondisi mikrogravitasi.
Perubahan fisik lainnya termasuk penataan ulang cairan tubuh, yang cenderung mengalir ke arah kepala, menyebabkan wajah astronot terlihat bengkak dan hidung tersumbat. Perubahan ini bisa memengaruhi indra penciuman dan perasa, membuat makanan terasa hambar. Oleh karena itu, makanan astronot dirancang dengan cita rasa yang lebih kuat.
Kehidupan di luar angkasa sangat terstruktur. Hari-hari astronot diatur dengan cermat oleh pusat kendali di Bumi. Bangun tidur, sarapan, sesi latihan fisik, pekerjaan ilmiah, pemeliharaan stasiun, makan siang, pekerjaan ilmiah lagi, sesi latihan tambahan, makan malam, dan waktu pribadi adalah urutan yang umum. Komunikasi dengan keluarga dan teman di Bumi menjadi sangat penting untuk menjaga kesejahteraan mental.
Ruang gerak di stasiun luar angkasa sangat terbatas. Setiap inci ruang dimanfaatkan semaksimal mungkin. Barang-barang harus diikat agar tidak melayang. Hal-hal sederhana seperti makan, minum, dan pergi ke toilet memerlukan metode khusus. Toilet luar angkasa menggunakan sistem vakum untuk memindahkan limbah. Mandi juga dilakukan dengan cara yang berbeda, biasanya menggunakan tisu basah atau sampo tanpa bilas karena air sangat berharga dan sulit dikelola.
Tujuan utama dari misi luar angkasa adalah untuk melakukan penelitian ilmiah. Astronot menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk melakukan eksperimen di berbagai bidang, mulai dari biologi, fisika, kedokteran, hingga astronomi. Eksperimen-eksperimen ini sering kali memanfaatkan lingkungan unik mikrogravitasi untuk mempelajari fenomena yang tidak dapat diteliti di Bumi. Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan baru tentang bagaimana tubuh manusia berfungsi, serta membantu pengembangan teknologi baru.
Selain pekerjaan laboratorium, astronot juga bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perbaikan stasiun luar angkasa. Ini bisa mencakup aktivitas luar wahana (EVA) atau spacewalk, di mana astronot mengenakan pakaian antariksa yang kompleks untuk melakukan perbaikan di luar stasiun. Spacewalk adalah salah satu tugas yang paling menegangkan namun juga paling memuaskan bagi seorang astronot.
Meskipun terisolasi secara fisik, astronot tetap terhubung dengan Bumi melalui komunikasi video dan audio. Mereka juga dapat menikmati pemandangan Bumi yang menakjubkan dari jendela stasiun luar angkasa. Pemandangan planet kita yang biru, dengan awan berputar dan benua yang terlihat dari atas, sering kali memberikan perspektif baru tentang keindahan dan kerapuhan Bumi, serta rasa persatuan global.
Kehidupan di luar angkasa mengajarkan banyak hal tentang ketahanan, kerja sama tim, dan pentingnya eksplorasi ilmiah. Ini adalah pengingat akan kemampuan manusia untuk beradaptasi dan mengatasi rintangan demi pengetahuan dan kemajuan.