Gema Spiritual Nadhom Asmaul Husna dalam Tradisi Krapyak
Ilustrasi kaligrafi abstrak yang merepresentasikan keagungan Asmaul Husna.
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, ada sebuah oase spiritual yang terus mengalir deras dari bilik-bilik pesantren. Salah satu aliran yang paling menyejukkan adalah gema merdu dari lantunan Nadhom Asmaul Husna. Ini bukan sekadar hafalan 99 Nama Agung Allah, melainkan sebuah metode pembelajaran, penghayatan, dan ibadah yang mendalam. Secara khusus, Nadhom Asmaul Husna yang berakar dari tradisi luhur Pesantren Krapyak memiliki resonansi tersendiri, sebuah jalinan antara ilmu, seni, dan ketakwaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Nadhom, atau dalam bahasa Arab disebut nazam (نظم), secara harfiah berarti 'mengatur' atau 'menyusun'. Dalam konteks keilmuan Islam, nadhom adalah gubahan puitis yang merangkai materi-materi pelajaran—mulai dari nahwu, sharaf, fiqih, hingga tauhid—ke dalam bentuk syair berirama. Tujuannya mulia: memudahkan para santri untuk menghafal, memahami, dan mengingat ilmu-ilmu yang kompleks. Ketika metode ini diterapkan pada Asmaul Husna, hasilnya adalah sebuah karya yang tidak hanya mengasah akal, tetapi juga menggetarkan jiwa.
Pesantren Krapyak, yang dikenal sebagai salah satu mercusuar ilmu Al-Qur'an di Nusantara, menjadi tanah subur bagi berkembangnya tradisi luhur ini. Di sinilah, lantunan ayat suci berpadu dengan syair-syair ilmu, menciptakan atmosfer religius yang kental. Nadhom Asmaul Husna versi Krapyak, meskipun mungkin memiliki variasi dalam redaksi atau langgam, membawa spirit yang sama: mengajak setiap pendengarnya untuk tidak sekadar tahu, tetapi 'merasakan' kehadiran Allah melalui Nama-nama-Nya yang Maha Indah.
"Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (Q.S. Al-A'raf: 180)
Ayat ini menjadi landasan teologis utama mengapa umat Islam dianjurkan untuk mengenal, menghafal, dan berdoa dengan Asmaul Husna. Nadhom menjadi jembatan yang indah untuk melaksanakan perintah ini. Dengan irama yang teratur dan pilihan kata yang puitis, proses menghafal 99 nama menjadi lebih ringan dan menyenangkan. Lebih dari itu, setiap bait dalam nadhom seringkali mengandung syarah atau penjelasan singkat yang membantu pendengar merenungi makna di balik setiap nama.
Makna dan Spiritualitas dalam Setiap Bait Nadhom
Melantunkan Nadhom Asmaul Husna adalah sebuah perjalanan spiritual. Perjalanan ini dimulai dengan pengakuan akan keesaan dan keagungan Allah, lalu bergerak menyusuri samudra sifat-sifat-Nya yang tak terbatas. Setiap nama adalah sebuah gerbang untuk memahami dimensi berbeda dari eksistensi Ilahi. Dalam tradisi Krapyak, penekanan pada tajwid dan makharijul huruf yang fasih membuat lantunan nadhom ini semakin syahdu dan sarat makna.
Mari kita selami lebih dalam bagaimana nadhom ini mengupas satu per satu Nama Agung tersebut, membawa kita dari pengenalan menuju penghayatan.
-
1. Ar-Rahmān (الرَّحْمَنُ) - Yang Maha Pengasih
Dalam bait-bait awal nadhom, nama Ar-Rahmān dilantunkan dengan penekanan pada kasih sayang universal Allah. Nadhom ini mengajarkan bahwa rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, tanpa memandang iman atau kufur, taat atau durhaka. Matahari yang terbit, hujan yang turun, udara yang kita hirup—semuanya adalah manifestasi dari sifat Ar-Rahmān. Lantunan ini mengajak kita untuk bersyukur atas nikmat yang tak terhingga, yang seringkali kita anggap remeh.
-
2. Ar-Rahīm (الرَّحِيمُ) - Yang Maha Penyayang
Setelah Ar-Rahmān, nadhom beralih ke Ar-Rahīm. Di sini, syairnya akan menuntun kita untuk memahami kasih sayang Allah yang lebih spesifik, yang dianugerahkan khusus kepada hamba-hamba-Nya yang beriman di akhirat kelak. Ini adalah rahmat berupa ampunan, petunjuk, dan surga. Melalui nama ini, nadhom menanamkan harapan dan motivasi untuk senantiasa berada di jalan ketaatan, merindukan curahan kasih sayang-Nya yang abadi.
-
3. Al-Malik (الْمَلِكُ) - Yang Maha Merajai
Lantunan untuk Al-Malik terasa agung dan kokoh. Syairnya menggambarkan kekuasaan mutlak Allah atas seluruh alam semesta. Tidak ada penguasa sejati selain Dia. Nadhom ini berfungsi sebagai pengingat akan kefanaan kekuasaan manusia dan menumbuhkan rasa rendah hati. Ketika seorang hamba melantunkan nama ini, ia sedang menundukkan egonya di hadapan Raja dari segala raja.
-
4. Al-Quddūs (الْقُدُّوسُ) - Yang Maha Suci
Nama Al-Quddūs dalam nadhom dilantunkan untuk menyucikan pikiran dan hati. Bait-baitnya menjelaskan bahwa Allah Maha Suci dari segala bentuk kekurangan, cacat, dan keserupaan dengan makhluk-Nya. Dia suci dari sifat-sifat negatif yang mungkin terlintas dalam benak manusia. Renungan atas nama ini membersihkan jiwa dari prasangka buruk kepada Allah dan mengarahkan kita untuk senantiasa memahasucikan-Nya.
-
5. As-Salām (السَّلَامُ) - Yang Maha Memberi Kesejahteraan
Irama untuk As-Salām biasanya menenangkan. Syairnya mengisahkan bahwa Allah adalah sumber dari segala kedamaian dan keselamatan. Dari-Nya lah datang ketenangan jiwa. Nadhom ini mengajak kita untuk mencari kedamaian sejati hanya kepada-Nya, bukan pada materi atau status duniawi. Dengan melantunkan As-Salām, kita memohon agar hidup kita dipenuhi dengan keselamatan dan dijauhkan dari segala marabahaya.
-
6. Al-Mu'min (الْمُؤْمِنُ) - Yang Maha Memberi Keamanan
Dalam nadhom, Al-Mu'min dimaknai sebagai Dia yang memberikan rasa aman di hati para hamba-Nya. Dialah yang membenarkan janji-Nya dan memberikan jaminan keamanan dari rasa takut, baik di dunia maupun di akhirat. Bait-bait ini menguatkan iman, bahwa selama kita berlindung kepada Al-Mu'min, tidak ada yang perlu ditakutkan.
-
7. Al-Muhaymin (الْمُهَيْمِنُ) - Yang Maha Memelihara
Syair untuk Al-Muhaymin menggambarkan pengawasan dan pemeliharaan Allah yang sempurna atas seluruh makhluk. Tidak ada satu daun pun yang jatuh tanpa sepengetahuan-Nya. Renungan ini menumbuhkan rasa tawakal, bahwa hidup kita sepenuhnya berada dalam genggaman dan penjagaan-Nya. Kita diajak untuk melepaskan kekhawatiran yang berlebihan dan percaya pada skenario terbaik dari-Nya.
-
8. Al-`Azīz (الْعَزِيزُ) - Yang Maha Perkasa
Lantunan nama Al-`Azīz membangkitkan perasaan akan keagungan dan kekuatan yang tak terkalahkan. Nadhom menjelaskan bahwa keperkasaan Allah bukanlah untuk menindas, melainkan untuk melindungi hamba-Nya yang lemah dan menegakkan kebenaran. Nama ini memberi kekuatan bagi mereka yang tertindas dan menjadi pengingat bagi mereka yang sombong.
-
9. Al-Jabbār (الْجَبَّارُ) - Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
Melalui nadhom, Al-Jabbār dipahami sebagai Dzat yang kehendak-Nya tidak bisa ditentang oleh siapapun. Dia mampu "memaksa" segala sesuatu untuk tunduk pada ketetapan-Nya. Sifat ini juga berarti Dia yang memperbaiki kerusakan dan menyempurnakan kekurangan. Bait-baitnya mengajarkan kita untuk tunduk patuh pada takdir-Nya, sambil memohon agar Dia memperbaiki segala urusan kita.
-
10. Al-Mutakabbir (الْمُتَكَبِّرُ) - Yang Maha Megah
Syair untuk Al-Mutakabbir adalah penegasan bahwa hanya Allah yang berhak atas segala kesombongan dan kebesaran. Sifat sombong bagi makhluk adalah tercela, namun bagi Allah, itu adalah sebuah keniscayaan yang menunjukkan keagungan-Nya. Nadhom ini menjadi benteng bagi hati agar tidak terjangkiti penyakit sombong, karena hanya Dialah yang memiliki segala kebesaran.
-
11. Al-Khāliq (الْخَالِقُ) - Yang Maha Pencipta
Dalam nadhom, nama Al-Khāliq membuka cakrawala kita pada keajaiban penciptaan dari ketiadaan. Bait-baitnya mengajak kita merenungi langit, bumi, dan segala isinya sebagai bukti nyata kekuasaan-Nya. Lantunan ini menumbuhkan kekaguman dan kesadaran bahwa kita adalah ciptaan yang lemah di hadapan Sang Pencipta yang Maha Agung.
-
12. Al-Bāri' (الْبَارِئُ) - Yang Maha Melepaskan
Syair untuk Al-Bāri' memperdalam makna penciptaan. Dia tidak hanya menciptakan, tetapi juga merancang, membentuk, dan menyeimbangkan setiap ciptaan-Nya dengan presisi yang sempurna. Nadhom ini mengajak kita mengapresiasi harmoni alam semesta, dari pergerakan galaksi hingga detail sel dalam tubuh kita, sebagai karya seni Sang Maha Perancang.
-
13. Al-Mushawwir (الْمُصَوِّرُ) - Yang Maha Membentuk Rupa
Nama Al-Mushawwir dalam nadhom menyoroti keindahan dan keunikan setiap makhluk. Dialah yang memberikan rupa dan bentuk yang berbeda-beda, dari sidik jari manusia yang unik hingga corak pada sayap kupu-kupu. Lantunan ini menumbuhkan rasa syukur atas bentuk fisik yang telah dianugerahkan dan mengajarkan untuk tidak mencela ciptaan-Nya.
-
14. Al-Ghaffār (الْغَفَّارُ) - Yang Maha Pengampun
Irama nadhom untuk Al-Ghaffār penuh dengan harapan dan kelembutan. Syairnya menekankan bahwa Allah senantiasa membuka pintu ampunan bagi hamba-Nya yang berdosa, sebesar apapun dosa itu, selama ia mau bertaubat. Nama ini adalah pelipur lara bagi jiwa-jiwa yang terbebani kesalahan, sebuah undangan untuk kembali ke jalan-Nya.
-
15. Al-Qahhār (الْقَهَّارُ) - Yang Maha Memaksa
Lantunan Al-Qahhār menggambarkan kekuatan Allah yang menundukkan segala sesuatu. Tidak ada yang mampu melawan atau lari dari ketetapan-Nya. Kematian adalah salah satu manifestasi terbesar dari sifat Al-Qahhār atas makhluk-Nya. Nadhom ini menanamkan rasa takut yang positif (khauf), yang mendorong kita untuk taat sebelum dipaksa tunduk oleh kematian.
-
16. Al-Wahhāb (الْوَهَّابُ) - Yang Maha Pemberi Karunia
Syair untuk Al-Wahhāb penuh dengan rasa syukur. Nadhom ini menjelaskan bahwa Allah memberi tanpa mengharap balasan, menganugerahkan nikmat tanpa diminta sekalipun. Dia adalah sumber segala pemberian. Melalui nama ini, kita diajarkan untuk menjadi pribadi yang dermawan dan tidak kikir, meneladani sifat-Nya dalam skala kemanusiaan.
-
17. Ar-Razzāq (الرَّزَّاقُ) - Yang Maha Pemberi Rezeki
Nama Ar-Razzāq dalam nadhom memberikan ketenangan dalam urusan duniawi. Bait-baitnya menegaskan bahwa rezeki setiap makhluk telah dijamin oleh Allah. Tugas kita adalah berikhtiar dengan cara yang halal, dan hasilnya kita serahkan kepada-Nya. Lantunan ini membebaskan jiwa dari belenggu kekhawatiran akan hari esok dan menumbuhkan keyakinan penuh pada jaminan Allah.
-
18. Al-Fattāh (الْفَتَّاحُ) - Yang Maha Pembuka Rahmat
Irama nadhom untuk Al-Fattāh terasa optimis dan penuh harapan. Dialah yang membuka segala pintu kebaikan yang tertutup: pintu rezeki, pintu ilmu, pintu hidayah, dan pintu solusi atas segala masalah. Syairnya mengajarkan kita untuk tidak pernah berputus asa, karena selalu ada kunci dari Al-Fattāh bagi setiap kesulitan.
-
19. Al-`Alīm (الْعَلِيمُ) - Yang Maha Mengetahui
Lantunan Al-`Alīm menanamkan rasa mawas diri. Nadhom menjelaskan bahwa ilmu Allah meliputi segala sesuatu, yang tampak maupun yang tersembunyi, yang terucap di lisan maupun yang terbersit di dalam hati. Renungan ini mendorong kita untuk menjaga lisan, pikiran, dan perbuatan, karena semua berada dalam pengawasan Dzat Yang Maha Mengetahui.
-
20. Al-Qābidh (الْقَابِضُ) - Yang Maha Menyempitkan
Syair untuk Al-Qābidh mengajarkan tentang kebijaksanaan di balik ujian. Terkadang, Allah menyempitkan rezeki atau melapangkan hati sebagai bentuk ujian atau tarbiyah (pendidikan). Nadhom ini menuntun kita untuk bersabar saat dalam kesempitan, meyakini bahwa ada hikmah di baliknya yang hanya Dia yang tahu.
-
21. Al-Bāsith (الْبَاسِطُ) - Yang Maha Melapangkan
Berkebalikan dengan Al-Qābidh, lantunan untuk Al-Bāsith penuh dengan rasa syukur. Dialah yang melapangkan rezeki dan melapangkan dada dari kesedihan. Nadhom ini mengingatkan kita untuk tidak lalai dan sombong saat diberi kelapangan, serta senantiasa bersyukur dan menggunakan nikmat tersebut di jalan kebaikan.
-
22. Al-Khāfidh (الْخَافِضُ) - Yang Maha Merendahkan
Dalam nadhom, Al-Khāfidh dimaknai sebagai Dzat yang merendahkan orang-orang sombong dan pelaku kezaliman. Ini adalah penegak keadilan Ilahi. Syairnya menjadi peringatan keras bagi siapa saja yang meninggikan diri di hadapan Allah dan makhluk-Nya, bahwa pada akhirnya mereka akan direndahkan oleh-Nya.
-
23. Ar-Rāfi` (الرَّافِعُ) - Yang Maha Meninggikan
Syair untuk Ar-Rāfi` mengangkat semangat orang-orang yang beriman dan berilmu. Nadhom menjelaskan bahwa Allah akan meninggikan derajat hamba-Nya yang taat, berilmu, dan rendah hati. Ini menjadi motivasi untuk terus menuntut ilmu dan beramal saleh, karena kemuliaan sejati datang dari Dzat Yang Maha Meninggikan.
-
24. Al-Mu`izz (الْمُعِزُّ) - Yang Maha Memuliakan
Lantunan Al-Mu`izz menguatkan hati. Kemuliaan hakiki datang dari Allah, bukan dari jabatan, harta, atau pujian manusia. Nadhom ini mengajarkan bahwa siapa pun yang mencari kemuliaan dengan cara taat kepada-Nya, maka Allah akan memuliakannya di dunia dan akhirat.
-
25. Al-Mudzill (الْمُذِلُّ) - Yang Maha Menghinakan
Nama Al-Mudzill dalam nadhom adalah peringatan. Allah berkuasa menghinakan siapa saja yang Dia kehendaki, terutama mereka yang durhaka dan menentang syariat-Nya. Kehinaan ini bisa terjadi di dunia melalui kegagalan dan jatuhnya martabat, atau di akhirat dengan azab yang pedih. Renungan ini mencegah kita dari perbuatan maksiat.
-
26. As-Samī` (السَّمِيعُ) - Yang Maha Mendengar
Nadhom untuk As-Samī` membuat setiap doa terasa lebih dekat dan personal. Syairnya menegaskan bahwa Allah Maha Mendengar segala suara, bahkan bisikan hati yang paling lirih sekalipun. Ini menumbuhkan keyakinan bahwa tidak ada doa yang sia-sia, semua didengar oleh-Nya.
-
27. Al-Bashīr (الْبَصِيرُ) - Yang Maha Melihat
Lantunan Al-Bashīr meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan. Allah Maha Melihat segala perbuatan, baik yang dilakukan di tengah keramaian maupun dalam kesendirian yang paling sunyi. Nadhom ini menanamkan sifat ihsan, yaitu beribadah seolah-olah kita melihat Allah, atau setidaknya merasa dilihat oleh-Nya.
-
28. Al-Hakam (الْحَكَمُ) - Yang Maha Menetapkan Hukum
Syair untuk Al-Hakam menegaskan bahwa Allah adalah hakim yang paling adil. Hukum-Nya adalah yang terbaik dan keputusan-Nya adalah yang paling bijaksana. Nadhom ini mengajarkan kita untuk ridha dan menerima segala ketetapan-Nya, baik berupa syariat maupun takdir, karena di baliknya terkandung keadilan dan hikmah yang sempurna.
-
29. Al-`Adl (الْعَدْلُ) - Yang Maha Adil
Nama Al-`Adl dalam nadhom menekankan keadilan mutlak Allah. Keadilan-Nya sempurna, tidak pernah zalim, dan tidak dipengaruhi oleh apapun. Bait-baitnya menenangkan jiwa yang mungkin merasa diperlakukan tidak adil di dunia, dengan keyakinan bahwa di pengadilan Allah kelak, semua akan mendapatkan balasan yang setimpal.
-
30. Al-Lathīf (اللَّطِيفُ) - Yang Maha Lembut
Irama nadhom untuk Al-Lathīf terasa halus dan menenangkan. Kelembutan Allah terwujud dalam cara-Nya memberi rezeki dan pertolongan dari arah yang tak terduga. Syairnya mengajak kita merenungi betapa banyak pertolongan Allah yang datang secara halus tanpa kita sadari. Nama ini juga bermakna Maha Mengetahui hal-hal yang paling tersembunyi.
-
31. Al-Khabīr (الْخَبِيرُ) - Yang Maha Mengetahui Rahasia
Lantunan Al-Khabīr memperdalam makna pengawasan Allah. Dia tidak hanya tahu yang tampak, tetapi juga mengetahui hakikat dan rahasia di balik segala sesuatu. Nadhom ini mendorong kita untuk memiliki niat yang lurus dalam setiap amalan, karena Allah mengetahui apa yang tersembunyi di dalam dada.
-
32. Al-Halīm (الْحَلِيمُ) - Yang Maha Penyantun
Syair untuk Al-Halīm menggambarkan sifat Allah yang tidak tergesa-gesa dalam menghukum hamba-Nya yang berbuat dosa. Dia memberi mereka waktu untuk bertaubat. Sifat ini mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang pemaaf, sabar, dan tidak mudah marah, meneladani sifat santun dari Tuhan kita.
-
33. Al-`Azhīm (الْعَظِيمُ) - Yang Maha Agung
Lantunan Al-`Azhīm adalah pengakuan akan kebesaran Allah yang tidak dapat dijangkau oleh akal dan imajinasi manusia. Segala sesuatu selain-Nya adalah kecil dan hina. Nadhom ini menuntun kita untuk mengagungkan Allah dalam setiap ibadah, khususnya dalam bacaan tasbih saat rukuk dan sujud.
-
34. Al-Ghafūr (الْغَفُورُ) - Yang Maha Memberi Pengampunan
Serupa dengan Al-Ghaffār, namun dalam nadhom, Al-Ghafūr sering ditekankan pada aspek 'menutupi' dosa. Allah tidak hanya mengampuni, tetapi juga menutupi aib dan kesalahan hamba-Nya di dunia dan akhirat. Ini menumbuhkan rasa malu kepada Allah dan mendorong kita untuk tidak membuka aib orang lain.
-
35. Asy-Syakūr (الشَّكُورُ) - Yang Maha Pembalas Budi
Syair untuk Asy-Syakūr sangat memotivasi. Allah membalas amalan kecil dengan pahala yang berlipat ganda. Dia 'berterima kasih' kepada hamba-Nya yang taat. Nadhom ini mengajarkan kita untuk tidak meremehkan perbuatan baik sekecil apapun, karena di sisi Allah, nilainya sangat besar.
-
36. Al-`Aliyy (الْعَلِيُّ) - Yang Maha Tinggi
Lantunan Al-`Aliyy menegaskan ketinggian Dzat, sifat, dan kekuasaan Allah di atas seluruh makhluk-Nya. Tidak ada yang lebih tinggi dan lebih mulia dari-Nya. Bait-bait ini menanamkan tauhid yang murni, menafikan segala bentuk penyekutuan terhadap-Nya.
-
37. Al-Kabīr (الْكَبِيرُ) - Yang Maha Besar
Nama Al-Kabīr dalam nadhom adalah seruan kebesaran yang sering kita ucapkan dalam takbir. Dia lebih besar dari segala masalah, ketakutan, dan angan-angan kita. Syairnya mengajak kita untuk 'mengecilkan' dunia di hadapan kebesaran Allah, sehingga hati menjadi lapang dan tidak mudah terpengaruh oleh urusan duniawi.
-
38. Al-Hafīzh (الْحَفِيظُ) - Yang Maha Memelihara
Nadhom untuk Al-Hafīzh memberikan rasa aman. Dialah yang menjaga langit agar tidak runtuh, menjaga bumi agar stabil, dan menjaga setiap hamba dari keburukan. Dengan merenungi nama ini, kita memohon penjagaan-Nya dalam setiap langkah kehidupan.
-
39. Al-Muqīt (الْمُقِيتُ) - Yang Maha Pemberi Kecukupan
Syair untuk Al-Muqīt menjelaskan bahwa Allah-lah yang mencukupi kebutuhan pangan dan nutrisi bagi seluruh makhluk, dari semut terkecil hingga paus terbesar. Renungan ini mengajarkan kita untuk bersyukur atas setiap suap makanan dan tidak berlebihan dalam konsumsi.
-
40. Al-Hasīb (الْحَسِيبُ) - Yang Maha Membuat Perhitungan
Lantunan Al-Hasīb mengandung dua makna: Dia yang mencukupi (cukuplah Allah sebagai penolong) dan Dia yang akan membuat perhitungan atas segala amal. Nadhom ini menyeimbangkan antara harapan (raja') dan rasa takut (khauf), mendorong kita untuk senantiasa berintrospeksi (muhasabah).
-
41. Al-Jalīl (الْجَلِيلُ) - Yang Maha Luhur
Nama Al-Jalīl dalam nadhom menggambarkan keagungan sifat-sifat Allah. Dia luhur dalam kekuasaan, ilmu, dan kebijaksanaan-Nya. Lantunan ini menumbuhkan rasa takjub dan pengagungan yang mendalam di dalam hati.
-
42. Al-Karīm (الْكَرِيمُ) - Yang Maha Pemurah
Syair untuk Al-Karīm sangat indah. Allah memberi tanpa diminta, memaafkan meski mampu menghukum, dan menepati janji-Nya. Kemurahan-Nya tak terbatas. Nadhom ini menginspirasi kita untuk memiliki akhlak yang mulia, menjadi pribadi yang pemurah dan pemaaf.
-
43. Ar-Raqīb (الرَّقِيبُ) - Yang Maha Mengawasi
Lantunan Ar-Raqīb memperkuat kesadaran akan pengawasan Allah yang tidak pernah lalai. Dia mengawasi setiap gerak-gerik dan niat kita. Ini adalah fondasi dari sifat muraqabah, merasa selalu diawasi oleh Allah, yang mencegah seseorang dari perbuatan dosa.
-
44. Al-Mujīb (الْمُجِيبُ) - Yang Maha Mengabulkan Doa
Nadhom untuk Al-Mujīb adalah sumber optimisme. Allah berjanji akan mengabulkan doa hamba-Nya. Bait-bait ini memotivasi kita untuk tidak pernah berhenti berdoa, karena kita meminta kepada Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan.
-
45. Al-Wāsi` (الْوَاسِعُ) - Yang Maha Luas
Syair untuk Al-Wāsi` menggambarkan keluasan rahmat, ilmu, dan karunia Allah. Rahmat-Nya lebih luas dari murka-Nya. Nadhom ini membebaskan kita dari pikiran yang sempit dan mengajarkan untuk selalu berbaik sangka kepada Allah.
-
46. Al-Hakīm (الْحَكِيمُ) - Yang Maha Bijaksana
Lantunan Al-Hakīm menanamkan keyakinan bahwa setiap ciptaan, perintah, dan larangan Allah pasti mengandung hikmah yang agung, baik kita mengetahuinya maupun tidak. Ini mengajarkan kita untuk tunduk dan patuh pada syariat-Nya dengan penuh keyakinan.
-
47. Al-Wadūd (الْوَدُودُ) - Yang Maha Mengasihi
Nama Al-Wadūd dalam nadhom menggambarkan cinta Allah kepada hamba-Nya yang taat. Ini adalah cinta yang diekspresikan melalui pertolongan, rahmat, dan ampunan. Syairnya mengajak kita untuk 'mencintai' Allah dengan cara menaati-Nya dan mencintai sesama makhluk karena-Nya.
-
48. Al-Majīd (الْمَجِيدُ) - Yang Maha Mulia
Lantunan Al-Majīd mirip dengan Al-Jalīl dan Al-`Azhīm, namun menekankan pada kemuliaan yang disertai dengan kebaikan dan kemurahan yang melimpah. Nadhom ini sering digabungkan dalam shalawat Ibrahimiyah, menunjukkan betapa luhurnya sifat ini.
-
49. Al-Bā`its (الْبَاعِثُ) - Yang Maha Membangkitkan
Syair untuk Al-Bā`its adalah pengingat akan hari kebangkitan. Dialah yang akan membangkitkan semua makhluk dari kubur untuk diadili. Nadhom ini memperkuat iman kepada hari akhir dan memotivasi kita untuk mempersiapkan bekal terbaik.
-
50. Asy-Syahīd (الشَّهِيدُ) - Yang Maha Menyaksikan
Lantunan Asy-Syahīd menegaskan bahwa Allah adalah saksi atas segala sesuatu. Tidak ada yang luput dari persaksian-Nya. Ini memberikan ketenangan bagi orang yang dizalimi, bahwa Allah menyaksikan peristiwanya, dan menjadi peringatan bagi pelaku kezaliman.
-
51. Al-Haqq (الْحَقُّ) - Yang Maha Benar
Nadhom untuk Al-Haqq adalah deklarasi kebenaran mutlak. Allah adalah kebenaran itu sendiri, dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya adalah benar. Syairnya mengokohkan akidah dan melindungi dari keraguan dan kesesatan.
-
52. Al-Wakīl (الْوَكِيلُ) - Yang Maha Memelihara
Syair untuk Al-Wakīl menanamkan tawakal yang murni. Ketika kita menyerahkan segala urusan kepada-Nya, Dialah sebaik-baik pelindung dan pengatur. Lantunan ini membebaskan jiwa dari ketergantungan kepada makhluk.
-
53. Al-Qawiyy (الْقَوِيُّ) - Yang Maha Kuat
Lantunan Al-Qawiyy membangkitkan kesadaran akan kekuatan Allah yang tak terbatas dan tak pernah lelah. Kekuatan makhluk sangat terbatas, sedangkan kekuatan Allah mutlak. Ini mengajarkan kita untuk memohon kekuatan hanya kepada-Nya.
-
54. Al-Matīn (الْمَتِينُ) - Yang Maha Kokoh
Nama Al-Matīn dalam nadhom memperdalam makna Al-Qawiyy. Kekuatan-Nya sangat kokoh, tidak tergoyahkan oleh apapun. Bait-baitnya memberikan keyakinan bahwa berpegang pada tali agama Allah adalah berpegang pada sesuatu yang paling kokoh.
-
55. Al-Waliyy (الْوَلِيُّ) - Yang Maha Melindungi
Syair untuk Al-Waliyy memberikan kehangatan dan perlindungan. Allah adalah pelindung sejati bagi orang-orang beriman, mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Nadhom ini menumbuhkan rasa optimis bahwa kita tidak pernah sendiri.
-
56. Al-Hamīd (الْحَمِيدُ) - Yang Maha Terpuji
Lantunan Al-Hamīd adalah pengakuan bahwa Allah terpuji dalam segala keadaan, baik saat memberi nikmat maupun saat memberi ujian. Segala perbuatan-Nya patut dipuji. Ini mengajarkan kita untuk senantiasa mengucapkan "Alhamdulillah" dalam suka dan duka.
-
57. Al-Muhshī (الْمُحْصِي) - Yang Maha Menghitung Segala Sesuatu
Nadhom untuk Al-Muhshī menggambarkan ketelitian ilmu Allah. Dia menghitung setiap amal, setiap nafas, dan setiap partikel di alam semesta. Renungan ini mendorong kita untuk berhati-hati dalam berbuat, karena semua akan tercatat dengan detail.
-
58. Al-Mubdi' (الْمُبْدِئُ) - Yang Maha Memulai
Syair untuk Al-Mubdi' mengajak kita merenungi awal mula penciptaan. Dialah yang memulai segala sesuatu dari ketiadaan. Ini memperkuat iman akan kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
-
59. Al-Mu`īd (الْمُعِيدُ) - Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
Lantunan Al-Mu`īd adalah penegasan tentang hari kebangkitan. Sebagaimana Dia mampu memulai penciptaan, maka sangat mudah bagi-Nya untuk mengembalikannya setelah mati. Nadhom ini menepis keraguan tentang kehidupan setelah mati.
-
60. Al-Muhyī (الْمُحْيِي) - Yang Maha Menghidupkan
Nama Al-Muhyī dalam nadhom tidak hanya berarti menghidupkan yang mati, tetapi juga menghidupkan hati yang mati dengan hidayah. Syairnya adalah doa agar hati kita senantiasa hidup dengan cahaya iman.
-
61. Al-Mumīt (الْمُمِيتُ) - Yang Maha Mematikan
Syair untuk Al-Mumīt adalah pengingat yang kuat akan kematian. Setiap yang bernyawa pasti akan mati atas kehendak-Nya. Nadhom ini memotivasi kita untuk memanfaatkan sisa hidup sebaik-baiknya untuk beribadah.
-
62. Al-Hayy (الْحَيُّ) - Yang Maha Hidup
Lantunan Al-Hayy menegaskan bahwa Allah hidup kekal abadi, tidak bergantung pada apapun dan tidak akan pernah mati. Kehidupan semua makhluk bersumber dari-Nya. Ini adalah salah satu nama teragung (Ismul A'zham) yang sering disebut dalam doa.
-
63. Al-Qayyūm (الْقَيُّومُ) - Yang Maha Berdiri Sendiri
Nama Al-Qayyūm, sering digandengkan dengan Al-Hayy, dalam nadhom berarti Dia yang mengurus seluruh makhluk-Nya secara terus-menerus tanpa henti. Seluruh alam semesta bergantung kepada-Nya, sementara Dia tidak bergantung pada apapun.
-
64. Al-Wājid (الْوَاجِدُ) - Yang Maha Menemukan
Syair untuk Al-Wājid berarti Dia yang memiliki segalanya dan tidak pernah kekurangan. Dia menemukan apa saja yang Dia kehendaki. Ini mengajarkan bahwa kekayaan sejati adalah merasa cukup dengan apa yang Allah berikan.
-
65. Al-Mājid (الْمَاجِدُ) - Yang Maha Mulia
Serupa dengan Al-Majīd, namun Al-Mājid dalam nadhom sering dimaknai sebagai kemuliaan yang berasal dari Dzat-Nya yang agung. Kemuliaan-Nya sempurna dan tak tertandingi.
-
66. Al-Wāhid (الْوَاحِدُ) - Yang Maha Tunggal
Lantunan Al-Wāhid adalah inti dari tauhid. Allah esa dalam Dzat, Sifat, dan Perbuatan-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Nadhom ini mengokohkan pilar utama keimanan.
-
67. Al-Ahad (الْأَحَدُ) - Yang Maha Esa
Al-Ahad, seperti dalam Surat Al-Ikhlas, lebih menekankan pada keesaan yang mutlak dan menafikan segala bentuk pluralitas atau bagian dalam Dzat-Nya. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Syairnya adalah pemurnian tauhid yang paling murni.
-
68. Ash-Shamad (الصَّمَدُ) - Yang Maha Dibutuhkan
Nadhom untuk Ash-Shamad menjelaskan bahwa Dialah satu-satunya tempat bergantung bagi seluruh makhluk dalam memenuhi hajat mereka. Semua membutuhkan-Nya, sementara Dia tidak membutuhkan siapapun.
-
69. Al-Qādir (الْقَادِرُ) - Yang Maha Berkuasa
Syair untuk Al-Qādir menegaskan kemampuan Allah untuk melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Tidak ada yang bisa melemahkan atau menghalangi kekuasaan-Nya.
-
70. Al-Muqtadir (الْمُقْتَدِرُ) - Yang Maha Berkuasa Penuh
Lantunan Al-Muqtadir adalah bentuk superlatif dari Al-Qādir. Ini menggambarkan kekuasaan yang sangat sempurna dan mencakup segala sesuatu dengan detail yang presisi.
-
71. Al-Muqaddim (الْمُقَدِّمُ) - Yang Maha Mendahulukan
Nadhom untuk Al-Muqaddim menjelaskan bahwa Allah berkuasa mendahulukan apa yang Dia kehendaki dan siapa yang Dia kehendaki, sesuai dengan hikmah-Nya.
-
72. Al-Mu'akhkhir (الْمُؤَخِّرُ) - Yang Maha Mengakhirkan
Syair untuk Al-Mu'akhkhir adalah pasangan dari Al-Muqaddim. Dia berkuasa mengakhirkan atau menunda apa yang Dia kehendaki. Renungan ini mengajarkan kita untuk ridha pada urutan takdir yang telah Dia tetapkan.
-
73. Al-Awwal (الْأَوَّلُ) - Yang Maha Awal
Lantunan Al-Awwal menegaskan bahwa tidak ada apapun sebelum Allah. Dia adalah permulaan dari segala sesuatu, tanpa Diawali oleh ketiadaan.
-
74. Al-Ākhir (الْآخِرُ) - Yang Maha Akhir
Syair untuk Al-Ākhir menyatakan bahwa tidak ada apapun setelah Allah. Ketika semua makhluk fana, Dia tetap kekal abadi.
-
75. Azh-Zhāhir (الظَّاهِرُ) - Yang Maha Nyata
Nama Azh-Zhāhir dalam nadhom berarti keberadaan-Nya sangat nyata melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tersebar di alam semesta. Dialah yang paling jelas dan nyata bagi mereka yang mau berpikir.
-
76. Al-Bāthin (الْبَاطِنُ) - Yang Maha Ghaib
Pasangan dari Azh-Zhāhir, Al-Bāthin dalam nadhom berarti Dzat-Nya ghaib, tidak dapat dijangkau oleh panca indera. Dia tersembunyi namun ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.
-
77. Al-Wālī (الْوَالِي) - Yang Maha Memerintah
Syair untuk Al-Wālī menggambarkan Allah sebagai penguasa yang mengatur dan mengurus segala urusan makhluk-Nya dengan kebijaksanaan-Nya.
-
78. Al-Muta`ālī (الْمُتَعَالِي) - Yang Maha Tinggi
Lantunan Al-Muta`ālī menekankan ketinggian Allah yang suci dari segala sifat-sifat makhluk. Dia Maha Tinggi dari segala bentuk penyerupaan.
-
79. Al-Barr (الْبَرُّ) - Yang Maha Penderma
Nadhom untuk Al-Barr menggambarkan kebaikan Allah yang melimpah ruah kepada hamba-hamba-Nya. Kebaikan-Nya tak pernah putus, bahkan kepada mereka yang durhaka.
-
80. At-Tawwāb (التَّوَّابُ) - Yang Maha Penerima Taubat
Syair untuk At-Tawwāb adalah pintu harapan yang paling lebar. Allah senantiasa menerima taubat hamba-Nya yang kembali, lagi dan lagi. Nama ini mendorong untuk tidak pernah putus asa dari rahmat-Nya.
-
81. Al-Muntaqim (الْمُنْتَقِمُ) - Yang Maha Pemberi Balasan
Lantunan Al-Muntaqim adalah keadilan Allah bagi para pelaku kejahatan. Dia akan memberikan balasan yang setimpal kepada musuh-musuh-Nya, namun balasan-Nya selalu didasari oleh keadilan, bukan dendam.
-
82. Al-`Afuww (الْعَفُوُّ) - Yang Maha Pemaaf
Nadhom untuk Al-`Afuww lebih dalam dari Al-Ghafūr. Memaafkan di sini berarti menghapus dosa hingga ke akarnya, seolah-olah dosa itu tidak pernah terjadi. Ini adalah tingkat pemaafan tertinggi.
-
83. Ar-Ra'ūf (الرَّءُوفُ) - Yang Maha Pengasuh
Syair untuk Ar-Ra'ūf menggambarkan puncak kasih sayang dan belas kasihan Allah. Dia sangat tidak tega melihat hamba-Nya menderita, sehingga Dia selalu memberikan jalan keluar dan kemudahan.
-
84. Mālik-ul-Mulk (مَالِكُ الْمُلْكِ) - Penguasa Kerajaan
Lantunan nama ini menegaskan bahwa Allah adalah pemilik mutlak dari seluruh kerajaan langit dan bumi. Dia memberikan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya dari siapa yang Dia kehendaki.
-
85. Dzul-Jalāli wal-Ikrām (ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ) - Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
Syair untuk nama agung ini adalah pengakuan akan dua sifat utama Allah: keagungan yang membuat kita merasa takut dan hormat, serta kemuliaan dan kemurahan yang membuat kita cinta dan berharap kepada-Nya.
-
86. Al-Muqsith (الْمُقْسِطُ) - Yang Maha Pemberi Keadilan
Nadhom untuk Al-Muqsith menekankan keadilan-Nya yang sempurna, dimana Dia akan memberikan hak kepada setiap pemiliknya dan menuntut balas bagi yang dizalimi.
-
87. Al-Jāmi` (الْجَامِعُ) - Yang Maha Mengumpulkan
Lantunan Al-Jāmi` adalah pengingat akan Hari Kiamat, dimana Allah akan mengumpulkan seluruh manusia dari awal hingga akhir di satu tempat untuk dihisab.
-
88. Al-Ghaniyy (الْغَنِيُّ) - Yang Maha Kaya
Syair untuk Al-Ghaniyy menegaskan bahwa Allah tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya. Kekayaan-Nya mutlak, sementara semua makhluk fakir (membutuhkan) di hadapan-Nya.
-
89. Al-Mughnī (الْمُغْنِي) - Yang Maha Pemberi Kekayaan
Nadhom untuk Al-Mughnī menjelaskan bahwa dari kekayaan-Nya, Dia memberi kecukupan dan kekayaan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Ini mengajarkan kita untuk meminta kekayaan hanya kepada-Nya.
-
90. Al-Māni` (الْمَانِعُ) - Yang Maha Mencegah
Lantunan Al-Māni` mengajarkan bahwa ketika Allah mencegah sesuatu (rezeki, jabatan, dll) dari kita, itu pasti karena hikmah dan kebaikan yang Dia ketahui, untuk melindungi kita dari keburukan.
-
91. Adh-Dhārr (الضَّارُّ) - Yang Maha Pemberi Mudharat
Syair untuk Adh-Dhārr harus dipahami bersama An-Nāfi'. Allah berkuasa menimpakan musibah atau kesulitan sebagai ujian, hukuman, atau untuk mengangkat derajat seorang hamba.
-
92. An-Nāfi` (النَّافِعُ) - Yang Maha Pemberi Manfaat
Nadhom untuk An-Nāfi` menegaskan bahwa segala kebaikan dan manfaat di dunia ini hakikatnya berasal dari Allah. Tidak ada yang bisa memberi manfaat jika Allah tidak menghendakinya.
-
93. An-Nūr (النُّورُ) - Yang Maha Bercahaya
Lantunan An-Nūr sangat spiritual. Allah adalah cahaya langit dan bumi. Dia memberi cahaya hidayah ke dalam hati hamba-Nya dan akan menjadi cahaya bagi orang beriman di hari kiamat.
-
94. Al-Hādī (الْهَادِي) - Yang Maha Pemberi Petunjuk
Syair untuk Al-Hādī adalah doa yang paling kita butuhkan. Dialah satu-satunya pemberi petunjuk ke jalan yang lurus. Tanpa petunjuk-Nya, manusia pasti tersesat.
-
95. Al-Badī` (الْبَدِيعُ) - Yang Maha Pencipta Keindahan
Nadhom untuk Al-Badī` mengajak kita mengagumi keindahan ciptaan-Nya yang tiada duanya. Dia menciptakan segala sesuatu dengan keindahan dan keunikan yang sempurna tanpa ada contoh sebelumnya.
-
96. Al-Bāqī (الْبَاقِي) - Yang Maha Kekal
Lantunan Al-Bāqī adalah penegasan bahwa hanya Allah yang kekal abadi, sementara segala sesuatu selain-Nya akan hancur dan binasa.
-
97. Al-Wārits (الْوَارِثُ) - Yang Maha Pewaris
Syair untuk Al-Wārits menjelaskan bahwa setelah semua makhluk fana, hanya Allah yang akan tersisa, mewarisi seluruh alam semesta. Kepemilikan manusia hanyalah sementara.
-
98. Ar-Rasyīd (الرَّشِيدُ) - Yang Maha Pandai
Nadhom untuk Ar-Rasyīd menggambarkan kebijaksanaan Allah dalam menuntun dan mengarahkan hamba-Nya ke jalan yang benar dan lurus. Petunjuk-Nya adalah yang paling cerdas dan bijaksana.
-
99. Ash-Shabūr (الصَّبُورُ) - Yang Maha Sabar
Sebagai penutup, lantunan Ash-Shabūr menggambarkan kesabaran Allah yang tak terbatas. Dia tidak tergesa-gesa menghukum pelaku maksiat, memberi mereka kesempatan luas untuk bertaubat. Sifat ini mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang sabar dalam menghadapi ujian dan dalam berdakwah.
Warisan Luhur untuk Generasi
Nadhom Asmaul Husna dari tradisi Krapyak, dan tradisi pesantren pada umumnya, adalah lebih dari sekadar alunan syair. Ia adalah kurikulum tauhid yang lengkap, sebuah metode zikir yang meditatif, dan medium seni yang mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Melalui bait-baitnya yang berirama, makna-makna agung dari 99 Nama Allah meresap ke dalam sanubari, membentuk karakter, dan menguatkan fondasi keimanan.
Dalam setiap lantunan yang menggema dari serambi masjid pesantren hingga ruang keluarga, warisan luhur ini terus hidup. Ia mengajarkan bahwa mengenal Allah bukanlah sebuah latihan intelektual yang kering, melainkan sebuah perjalanan cinta yang penuh rasa, getaran, dan keindahan. Gema nadhom ini akan terus menjadi penyejuk jiwa, pengingat akan keagungan Tuhan, dan jembatan emas yang menghubungkan hati seorang hamba dengan Rabb-nya.