Ilustrasi sederhana: Kompas menunjuk arah ibadah.
Menegakkan shalat adalah salah satu tiang agama Islam. Salah satu syarat sahnya shalat adalah menghadap kiblat, yaitu arah Ka'bah di Masjidil Haram, Mekkah. Bagi umat Muslim di seluruh dunia, mengetahui penunjuk arah kiblat kompas menjadi fundamental, terutama saat berada di lokasi yang asing atau saat perangkat elektronik tidak tersedia. Kesalahan dalam menentukan arah kiblat dapat membatalkan keabsahan shalat. Oleh karena itu, keakuratan adalah kunci utama dalam proses pencarian arah ini.
Sebelum era digital, penunjuk arah kiblat kompas fisik adalah alat yang paling diandalkan. Cara kerjanya relatif sederhana namun memerlukan pemahaman geografis dasar. Pertama, Anda harus mengetahui lokasi Anda saat ini (lintang dan bujur). Kedua, Anda perlu mengkonversi koordinat lokasi Anda ke arah sudut (bearing) menuju Ka'bah. Jarum kompas selalu menunjuk ke utara magnetik. Oleh karena itu, setelah mengetahui sudut yang benar, Anda harus menyesuaikan posisi jarum kompas magnetik tersebut (diketahui sebagai deklinasi magnetik) untuk mendapatkan arah utara sejati, sebelum akhirnya menentukan arah kiblat.
Perlu diperhatikan bahwa utara magnetik dan utara geografis tidak selalu sama. Perbedaan ini dikenal sebagai deklinasi magnetik. Di beberapa wilayah, deklinasi ini bisa signifikan, sehingga jika Anda hanya mengandalkan jarum kompas tanpa koreksi, arah kiblat Anda bisa meleset beberapa derajat. Untuk akurasi maksimal dengan kompas fisik, disarankan mencari data deklinasi lokal di internet atau menggunakan kalkulator arah kiblat terlebih dahulu untuk mengetahui sudut koreksi yang diperlukan.
Saat ini, kemudahan teknologi telah mengubah cara kita mencari arah. Mayoritas ponsel pintar modern dilengkapi dengan sensor magnetik yang berfungsi sebagai penunjuk arah kiblat kompas digital yang sangat akurat. Aplikasi-aplikasi Islami menggunakan data GPS lokasi Anda secara real-time dan membandingkannya dengan koordinat Ka'bah. Kebanyakan aplikasi ini sudah mengimplementasikan koreksi deklinasi magnetik secara otomatis, sehingga pengguna tinggal membuka aplikasi dan mengikuti jarum virtual yang telah dikalibrasi.
Apapun metode yang Anda gunakan, baik kompas fisik maupun digital, ada beberapa faktor yang dapat mengganggu pembacaan arah, yang harus dihindari:
Bagi umat Muslim yang tinggal di luar wilayah Asia dan Afrika, arah kiblat mungkin akan mengarah ke Barat Laut atau Barat Daya yang sangat spesifik. Dalam kasus ini, akurasi yang didapatkan melalui penunjuk arah kiblat kompas sangat krusial. Jika Anda berada di tengah laut atau di daerah terpencil tanpa sinyal GPS, mengandalkan pengetahuan tentang posisi Matahari atau Bintang (seperti Polaris di belahan bumi utara) sebagai titik referensi awal untuk mengarahkan kompas, bisa menjadi alternatif terakhir yang harus dipelajari sebagai pelengkap. Namun, untuk penggunaan sehari-hari, alat digital modern menawarkan solusi yang paling praktis dan minim kesalahan interpretasi.