Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika pembuluh darah arteri yang memasok darah kaya oksigen ke otot jantung menjadi menyempit atau tersumbat. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan plak yang terdiri dari kolesterol, lemak, dan zat lainnya di dinding arteri, suatu proses yang dikenal sebagai aterosklerosis.
Keterbatasan aliran darah ini berarti jantung tidak mendapatkan cukup oksigen, terutama saat jantung harus bekerja lebih keras. Akibatnya, kinerja jantung menurun dan risiko komplikasi serius meningkat drastis.
Identifikasi dini sangat krusial dalam manajemen PJK. Secara umum, penyakit jantung koroner ditandai dengan adanya gejala khas yang dipicu oleh iskemia (kekurangan oksigen) pada otot jantung. Gejala-gejala ini seringkali muncul saat tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen, seperti saat beraktivitas fisik atau stres.
Ini adalah tanda yang paling umum. Angina bukanlah penyakit, melainkan gejala dari PJK. Rasa tidak nyaman ini sering digambarkan sebagai:
Meskipun sering dikaitkan dengan masalah paru-paru, sesak napas dapat menjadi indikasi PJK. Jika jantung lemah akibat kurangnya suplai darah, ia kesulitan memompa darah secara efisien, menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru (gagal jantung kongestif), sehingga menimbulkan rasa sesak, terutama saat beraktivitas.
Kelelahan yang tidak proporsional atau kelelahan kronis, terutama saat melakukan tugas ringan, dapat mengindikasikan bahwa jantung berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. Wanita sering melaporkan gejala ini lebih menonjol daripada nyeri dada klasik.
Penting untuk diketahui bahwa tidak semua orang mengalami nyeri dada yang hebat. Beberapa individu, terutama lansia dan penderita diabetes, mungkin mengalami gejala yang kurang jelas, seperti:
Selain mengenali gejala, memahami faktor risiko sangat penting untuk mencegah perkembangan lebih lanjut dari PJK. Faktor risiko utama yang harus dikontrol meliputi tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar kolesterol LDL tinggi, diabetes melitus, merokok, obesitas, dan riwayat keluarga PJK.
Pengelolaan PJK tidak hanya bergantung pada intervensi medis, tetapi juga perubahan gaya hidup yang signifikan. Mengadopsi pola makan seimbang (rendah lemak jenuh dan garam), rutin berolahraga (setidaknya 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu), serta mengelola stres adalah pilar utama dalam menjaga kesehatan koroner dan mencegah komplikasi seperti serangan jantung (infark miokard).
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala yang mengkhawatirkan, terutama nyeri dada yang persisten, jangan menunda untuk mencari bantuan medis darurat. Diagnosis dan penanganan dini adalah kunci untuk meminimalkan kerusakan pada otot jantung dan meningkatkan kualitas hidup.