Memberikan Air Susu Ibu (ASI) adalah anugerah terbaik bagi buah hati. Ketika ibu harus kembali bekerja atau mengatur jadwal pemberian makan, proses penyimpanan ASI menjadi krusial. Salah satu alat bantu utama dalam proses ini adalah plastik penyimpan ASI. Namun, memilih wadah penyimpanan yang tepat memerlukan pemahaman akan keamanan material dan teknik penyimpanan yang benar.
Mengapa Plastik Penyimpan ASI Menjadi Pilihan Populer?
Kantong atau plastik khusus ASI sangat populer karena beberapa keunggulan utama dibandingkan botol atau wadah kaca. Keunggulan pertama adalah efisiensi ruang. Kantong ini tipis dan mudah disimpan dalam kulkas atau freezer tanpa memakan banyak tempat, terutama ketika disimpan dalam jumlah banyak. Kedua, banyak kantong modern dirancang untuk meminimalkan paparan udara, yang membantu menjaga kualitas nutrisi ASI lebih lama.
Penting untuk ditekankan bahwa tidak semua plastik aman untuk menyimpan ASI. Ibu harus selalu memilih plastik yang secara spesifik diperuntukkan bagi makanan bayi atau ASI, yang biasanya bebas dari zat berbahaya seperti BPA (Bisphenol A) dan ftalat. Material yang umum digunakan adalah polietilen berkualitas tinggi.
Faktor Keamanan Material yang Wajib Diperhatikan
Keamanan adalah prioritas utama. ASI mengandung antibodi dan nutrisi vital, dan kontaminasi sekecil apa pun dapat merugikan bayi. Berikut adalah beberapa hal yang harus dicek pada kemasan plastik penyimpan ASI:
- Bebas BPA: Pastikan label mencantumkan "BPA-Free". BPA adalah bahan kimia yang berpotensi mengganggu sistem endokrin.
- Food Grade (Kelas Makanan): Material harus memenuhi standar keamanan pangan internasional.
- Kekuatan Jahitan: Jahitan atau seal pada kantong harus kuat untuk mencegah kebocoran saat dibekukan atau dicairkan.
- Sistem Penguncian Ganda: Kantong yang baik memiliki zip-lock ganda atau segel vakum untuk memastikan udara tidak masuk.
Panduan Praktis Penggunaan Plastik Penyimpan ASI
Memilih kantong yang tepat hanyalah langkah awal. Teknik penggunaan yang benar akan menjamin ASI tetap berkualitas dari pemompaan hingga pemberian.
1. Jangan Terlalu Penuh
Ketika ASI dibekukan, volumenya akan sedikit memuai. Isi kantong hanya sampai batas yang direkomendasikan (biasanya menyisakan ruang sekitar 2-3 cm di bagian atas) untuk mencegah plastik pecah saat membeku keras.
2. Pemberian Label yang Akurat
Ini adalah langkah yang sering diabaikan namun sangat vital. Setiap kantong harus diberi label yang jelas mencantumkan:
- Tanggal dan jam pemompaan atau pengumpulan ASI.
- Volume ASI (mL atau oz).
- Nama bayi (jika disimpan di penitipan anak).
Gunakan spidol permanen yang tidak luntur saat terkena dingin.
3. Aturan FIFO (First In, First Out)
Selalu gunakan ASI yang paling lama disimpan terlebih dahulu. Ini membantu memastikan bahwa ASI yang disimpan tidak melewati batas waktu aman maksimal penyimpanannya, baik di suhu ruang, kulkas, maupun freezer.
Perbedaan Penyimpanan: Kulkas vs. Freezer
Waktu simpan ASI sangat bergantung pada suhu. Plastik penyimpan ASI dirancang untuk menahan perubahan suhu ini.
- Suhu Ruangan (Hingga 4 Jam): Jika ASI akan segera diberikan, kantong dapat diletakkan di suhu ruangan (maksimal 25°C).
- Kulkas (Hingga 4 Hari): Simpan di bagian belakang kulkas (bukan di pintu), di mana suhu lebih stabil.
- Freezer (Hingga 6 Bulan atau Lebih): Untuk penyimpanan jangka panjang, simpan dalam freezer. Jika Anda menggunakan freezer terpisah (bukan bagian dari kulkas), ASI bisa bertahan hingga 12 bulan, namun kualitas terbaiknya adalah dalam 6 bulan pertama. Pastikan kantong diletakkan rata di permukaan datar saat membeku.
Mencairkan ASI dari Kantong Plastik
Jangan pernah mencairkan ASI beku langsung di dalam panci mendidih atau microwave. Panas tinggi akan merusak nutrisi penting dalam ASI. Cara terbaik mencairkan ASI yang berada dalam kantong plastik adalah dengan meletakkannya di dalam wadah berisi air hangat (bukan panas) atau memindahkannya ke kulkas semalaman. Setelah dicairkan, ASI harus segera diberikan atau dibuang jika tidak habis dalam waktu 24 jam (di kulkas).
Dengan memilih plastik penyimpan ASI yang aman dan mengikuti prosedur penyimpanan yang benar, ibu dapat memastikan bahwa setiap tetes ASI yang diberikan kepada buah hati tetap segar, higienis, dan bernutrisi maksimal.