Representasi visual simulasi perjalanan Sa'i.
Rukun haji dan umrah tidak akan lengkap tanpa menunaikan ibadah Sa'i. Sa'i adalah ritual berjalan atau berlari kecil (jogging) sebanyak tujuh kali antara dua bukit kecil yang kini menyatu dalam area perluasan Masjidil Haram, yaitu **Safa** dan **Marwah**. Ritual ini bukan sekadar kegiatan fisik, namun merupakan pengingat mendalam akan ketabahan, kepasrahan, dan keajaiban rahmat Allah yang pernah dialami oleh Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS.
Kisah Sa'i berakar pada perjuangan dahsyat Siti Hajar. Ketika ditinggalkan oleh suaminya, Nabi Ibrahim, bersama putranya yang masih bayi, Ismail, di lembah tandus Mekah yang saat itu belum berpenghuni, Hajar berusaha mencari air. Dalam keputusasaan, ia berlari dari Safa (bukit terdekat) menuju Marwah, lalu kembali lagi, berulang kali, sambil memohon pertolongan Ilahi.
Tujuh kali ia menempuh perjalanan ini, didorong oleh naluri keibuan dan keyakinan penuh bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan mereka. Pada putaran ketujuh itulah, atas izin Allah, mata air zamzam memancar dari tempat di mana kaki Nabi Ismail AS menghentak tanah. Kisah pengorbanan dan keikhlasan inilah yang kemudian diabadikan menjadi salah satu rukun ibadah.
Secara harfiah, Sa'i dilakukan dengan berjalan kaki tujuh putaran dimulai dari Safa dan berakhir di Marwah.
Meskipun Safa dan Marwah kini berada di dalam area masjid yang tertutup dan ber-AC, statusnya tetaplah bukit. Oleh karena itu, hukum Sa'i mengharuskan jemaah untuk melakukan ritual tersebut di atas dataran yang ditinggikan tersebut.
Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan Sa'i adalah bagaimana jemaah menyesuaikan gerakannya sesuai kondisi fisik dan arahan syariat:
Penting untuk dicatat bahwa Sa'i dilakukan setelah tawaf (tawaf qudum atau tawaf ifadah, tergantung jenis haji/umrah). Jika Sa'i ditinggalkan tanpa uzur syar'i, maka haji atau umrah tersebut dianggap tidak sah karena Sa'i merupakan rukun.
Sa'i mengajarkan makna keteguhan hati dan kebergantungan total kepada Allah SWT (Tawakkal). Ketika kita berjalan atau berlari di antara Safa dan Marwah, kita sedang menghidupkan kembali memori perjuangan Hajar. Dalam kehidupan modern yang penuh tekanan, Sa'i menjadi metafora nyata: kita terus berusaha (ikhtiar) dan berlari mencari solusi, namun kesudahan dan hasil akhirnya sepenuhnya berada dalam genggaman Yang Maha Kuasa. Rasa lelah yang timbul adalah penebus dosa, dan setiap langkah adalah doa yang dipanjatkan kepada Allah. Inilah inti dari ibadah Sa'iāmengintegrasikan usaha fisik dengan kepasrahan spiritual tertinggi.