Ketika kita berbicara tentang tepung terigu, pikiran kita seringkali langsung tertuju pada roti, kue, mie, atau berbagai hidangan lezat lainnya yang menjadi santapan sehari-hari. Namun, di balik kelezatan dan kepraktisannya, terdapat sebuah perjalanan panjang yang dimulai dari sebuah tanaman sederhana. Tepung terigu, bahan dasar yang begitu vital dalam dunia kuliner, sesungguhnya berasal dari biji tanaman gandum. Ya, tanaman asal tepung terigu yang paling utama dan mendunia adalah gandum.
Gandum (nama ilmiah: Triticum spp.) adalah salah satu dari tiga serealia biji-bijian paling penting di dunia, bersama dengan jagung dan padi. Sejarah peradaban manusia sangat erat kaitannya dengan budidaya gandum. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa gandum telah dibudidayakan sejak ribuan tahun lalu di wilayah Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent) Timur Tengah. Kemampuannya untuk tumbuh di berbagai jenis tanah dan iklim, serta nilai gizinya yang tinggi, menjadikan gandum sebagai komoditas pangan pokok bagi miliaran orang di seluruh dunia.
Proses mengubah gandum menjadi tepung yang kita kenal bukanlah hal yang instan. Dimulai dari penanaman benih gandum di lahan pertanian, tanaman ini memerlukan perawatan yang cukup, mulai dari penyiraman, pemupukan, hingga perlindungan dari hama dan penyakit. Setelah tumbuh subur dan biji-bijiannya matang, proses panen pun dilakukan. Biji gandum yang telah dipanen kemudian akan melalui serangkaian tahapan untuk menjadi tepung:
Tepung terigu yang dihasilkan dari proses ini memiliki berbagai macam jenis, tergantung pada bagian biji gandum yang digiling dan tingkat pemurniannya. Tepung terigu protein tinggi (hard wheat flour) umumnya digunakan untuk membuat roti karena kandungan glutennya yang tinggi, yang memberikan elastisitas pada adonan. Sementara itu, tepung terigu protein rendah (soft wheat flour) lebih cocok untuk membuat kue, biskuit, dan pastry yang membutuhkan tekstur renyah dan lembut.
Tanaman gandum bukan hanya sumber utama karbohidrat dalam bentuk pati. Biji gandum juga kaya akan nutrisi lain yang bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan serat yang tinggi, terutama jika menggunakan tepung gandum utuh (whole wheat flour), membantu melancarkan pencernaan dan memberikan rasa kenyang lebih lama. Selain itu, gandum juga mengandung protein, vitamin B kompleks (seperti niasin, tiamin, dan riboflavin), serta mineral penting seperti zat besi, magnesium, dan zinc.
Dalam konteks pertanian, gandum memiliki peran yang signifikan. Budidaya gandum membantu menjaga kesuburan tanah melalui sistem perakaran yang baik dan dapat dijadikan bagian dari rotasi tanaman untuk mencegah kelelahan tanah. Negara-negara seperti Tiongkok, India, Rusia, Amerika Serikat, dan Prancis merupakan produsen gandum terbesar di dunia, yang secara kolektif memenuhi sebagian besar kebutuhan global.
Meskipun gandum adalah sumber utama tepung terigu, perlu diketahui bahwa ada pula beberapa jenis serealia lain yang bisa diolah menjadi tepung, seperti sorgum, jelai, dan bahkan beberapa jenis kacang-kacangan. Namun, secara global dan dalam konteks industri pangan modern, ketika kita menyebut "tepung terigu," hampir pasti yang dimaksud adalah tepung yang berasal dari biji gandum. Tanaman asal tepung terigu ini, yaitu gandum, adalah bukti nyata bagaimana alam menyediakan bahan pangan pokok yang tak ternilai harganya bagi peradaban manusia.
Jadi, lain kali saat Anda menikmati sepotong roti hangat atau semangkuk mie lezat, ingatlah perjalanan panjang yang telah dilalui oleh biji gandum, dari ladang hijau yang luas hingga menjadi hidangan yang mengisi perut dan menyenangkan lidah.