Ilustrasi sederhana mengenai rentang tekanan darah.
Seiring bertambahnya usia, manajemen kesehatan menjadi fokus utama, dan salah satu parameter vital yang memerlukan perhatian khusus adalah tekanan darah untuk lansia. Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, merupakan masalah kesehatan umum pada populasi lanjut usia dan sering kali menjadi faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular serius seperti stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal. Namun, target ideal tekanan darah pada lansia seringkali berbeda dibandingkan dengan orang dewasa muda, mengingat adanya perubahan fisiologis alami pada pembuluh darah seiring waktu.
Pembuluh darah lansia cenderung menjadi lebih kaku (arteriosklerosis) akibat penumpukan plak. Kekakuan ini menyebabkan peningkatan tekanan sistolik—angka yang diukur saat jantung memompa darah—bahkan ketika gaya hidup sehat sudah dijalani. Oleh karena itu, penentuan target tekanan darah harus dilakukan secara individual dan selalu di bawah pengawasan dokter.
Secara umum, pedoman kesehatan global telah mengalami evolusi mengenai target tekanan darah lansia. Dahulu, target yang lebih longgar sering diterapkan. Namun, penelitian terkini menunjukkan manfaat signifikan dari pengendalian yang lebih ketat.
Untuk lansia sehat yang berusia di bawah 80 tahun, banyak pedoman internasional menyarankan target tekanan darah sistolik (angka atas) di bawah 130 mmHg. Untuk lansia yang lebih tua atau mereka yang memiliki banyak komorbiditas (penyakit penyerta), dokter mungkin menetapkan target yang sedikit lebih tinggi, misalnya di bawah 140 mmHg, untuk menghindari risiko efek samping obat hipotensi seperti pusing atau jatuh.
Pada lansia, tekanan sistolik cenderung meningkat lebih drastis daripada tekanan diastolik (angka bawah). Tekanan sistolik yang tinggi adalah indikator kuat kekakuan pembuluh darah dan beban kerja jantung yang berlebihan. Ketika sistolik terlalu tinggi, risiko kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah otak dan jantung meningkat tajam. Sementara itu, tekanan diastolik pada lansia seringkali tetap stabil atau bahkan menurun.
Penentuan target tekanan darah bukanlah sekadar angka tunggal. Beberapa faktor penting harus dipertimbangkan oleh profesional medis:
Pengelolaan tekanan darah pada lansia melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup dan, jika perlu, intervensi farmakologis.
Perubahan gaya hidup tetap menjadi lini pertahanan pertama, bahkan pada usia senja:
Pengukuran mandiri di rumah menggunakan alat yang terkalibrasi sangat penting. Lansia disarankan untuk mengukur tekanan darah mereka pada waktu yang sama setiap hari dan mencatat hasilnya. Jika target tidak tercapai melalui gaya hidup, dokter akan meresepkan obat. Pemilihan obat seringkali dimulai dengan dosis rendah dan ditingkatkan perlahan untuk meminimalkan efek samping.
Kesimpulannya, menjaga tekanan darah untuk lansia memerlukan pendekatan yang hati-hati, individual, dan kolaboratif antara pasien, keluarga, dan tim medis. Tujuan utamanya bukan hanya menurunkan angka, tetapi juga menjaga kualitas hidup dan meminimalkan risiko komplikasi serius tanpa menimbulkan efek samping yang membahayakan keseimbangan fisik lansia.