Mengenal Allah adalah inti dari keimanan. Salah satu cara terindah untuk mengenal-Nya adalah melalui nama-nama-Nya yang mulia, yang dikenal sebagai Asmaul Husna. Ini bukan sekadar daftar nama, melainkan jendela untuk memahami sifat-sifat keagungan, keindahan, dan kesempurnaan-Nya.
Asmaul Husna, yang berarti "nama-nama yang terbaik", berjumlah 99 dan disebutkan dalam Al-Qur'an serta hadis. Mempelajari tulisan Asmaul Husna latin membantu kita yang belum fasih membaca aksara Arab untuk tetap dapat melafalkan, menghafal, dan yang terpenting, merenungi setiap makna yang terkandung di dalamnya. Setiap nama membuka sebuah dimensi pemahaman baru tentang Sang Pencipta, Rabb semesta alam.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-A'raf ayat 180, "Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." Ayat ini menegaskan betapa pentingnya kita berdoa dan berinteraksi dengan Allah melalui nama-nama-Nya yang indah ini.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam 99 tulisan Asmaul Husna latin, lengkap dengan artinya dalam bahasa Indonesia, serta penjelasan yang lebih luas untuk membantu kita menyelami lautan makna dari setiap sifat-Nya. Dengan memahaminya, kita berharap dapat meningkatkan kualitas ibadah, memperbaiki akhlak, dan merasakan kedekatan yang lebih intens dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Daftar Lengkap 99 Tulisan Asmaul Husna Latin dan Penjelasannya
-
1. Ar-Rahman (الرحمن)Yang Maha Pengasih
Ar-Rahman adalah sifat kasih Allah yang universal. Kasih sayang-Nya meliputi seluruh makhluk ciptaan-Nya tanpa terkecuali, baik yang beriman maupun yang tidak, manusia, hewan, tumbuhan, dan seluruh alam semesta. Rahmat-Nya terwujud dalam bentuk udara yang kita hirup, rezeki yang kita nikmati, dan kesehatan yang kita miliki. Sifat ini menunjukkan bahwa kasih sayang Allah mendahului murka-Nya. Merenungi nama Ar-Rahman akan menumbuhkan rasa syukur yang mendalam dan mendorong kita untuk menebarkan kasih sayang kepada sesama makhluk tanpa memandang latar belakang mereka.
-
2. Ar-Rahim (الرحيم)Yang Maha Penyayang
Jika Ar-Rahman adalah kasih sayang-Nya yang umum di dunia, maka Ar-Rahim adalah kasih sayang-Nya yang khusus dan abadi, yang dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman di akhirat kelak. Ini adalah bentuk rahmat yang lebih spesifik, berupa ampunan, pahala, dan surga. Memahami Ar-Rahim memberikan harapan besar bagi orang-orang mukmin bahwa ketaatan dan kesabaran mereka di dunia akan dibalas dengan curahan kasih sayang yang tiada tara di kehidupan setelah mati. Ini memotivasi kita untuk terus istiqamah dalam kebaikan.
-
3. Al-Malik (الملك)Yang Maha Merajai / Menguasai
Al-Malik berarti Allah adalah Raja Mutlak yang memiliki kekuasaan penuh atas segala sesuatu. Kerajaan-Nya tidak terbatas oleh ruang dan waktu, dan kekuasaan-Nya tidak akan pernah lekang. Raja-raja di dunia hanya memiliki kekuasaan pinjaman yang sementara, sedangkan Allah adalah Pemilik sejati dari segala kerajaan. Kesadaran akan sifat Al-Malik membuat seorang hamba merasa kecil di hadapan-Nya, menanggalkan kesombongan, dan hanya tunduk patuh kepada satu-satunya Raja yang hakiki.
-
4. Al-Quddus (القدوس)Yang Maha Suci
Al-Quddus menunjukkan kesucian Allah dari segala bentuk kekurangan, cela, dan sifat-sifat yang tidak pantas bagi keagungan-Nya. Dia suci dari menyerupai makhluk-Nya, suci dari kebutuhan, dan suci dari segala hal negatif. Mensucikan Allah (tasbih) adalah mengakui kesempurnaan-Nya yang absolut. Dengan meneladani sifat Al-Quddus, seorang Muslim diajak untuk senantiasa menjaga kesucian lahir dan batin, membersihkan hati dari niat buruk, dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa.
-
5. As-Salam (السلام)Yang Maha Memberi Kesejahteraan
As-Salam berarti Allah adalah sumber segala kedamaian dan keselamatan. Dia selamat dari segala aib dan kekurangan, dan dari-Nya lah datangnya semua kesejahteraan. Surga disebut "Dar As-Salam" (Negeri Kedamaian) karena di sanalah puncak kesejahteraan abadi yang Dia berikan. Mengimani nama As-Salam menumbuhkan ketenangan dalam jiwa. Kita juga didorong untuk menjadi agen perdamaian di muka bumi, menyebarkan salam, dan menciptakan lingkungan yang aman dan tenteram bagi semua.
-
6. Al-Mu'min (المؤمن)Yang Maha Memberi Keamanan
Al-Mu'min memiliki dua makna utama: Dia yang membenarkan janji-Nya kepada para rasul dan hamba-Nya, serta Dia yang memberikan rasa aman kepada makhluk-Nya dari kezaliman. Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya, dan Dia adalah pelindung sejati yang menjamin keamanan bagi siapa saja yang berlindung kepada-Nya. Rasa aman yang hakiki hanya datang dari Allah. Beriman kepada Al-Mu'min menghilangkan rasa takut kepada selain-Nya dan membuat hati merasa tenteram di bawah perlindungan-Nya.
-
7. Al-Muhaymin (المهيمن)Yang Maha Memelihara / Mengawasi
Al-Muhaymin berarti Allah adalah Sang Pengawas dan Pemelihara atas segala sesuatu. Pengawasan-Nya meliputi setiap detail perbuatan, ucapan, dan bahkan niat di dalam hati. Tidak ada satu pun yang luput dari pantauan-Nya. Sifat ini memberikan efek ganda: rasa takut untuk berbuat maksiat karena selalu merasa diawasi, sekaligus rasa tenang karena menyadari bahwa Allah selalu menjaga dan memelihara urusan hamba-hamba-Nya yang bertakwa.
-
8. Al-Aziz (العزيز)Yang Maha Perkasa
Al-Aziz menunjukkan keperkasaan dan kemuliaan Allah yang tidak dapat dikalahkan oleh siapapun. Dia memiliki kekuatan absolut yang menundukkan segalanya. Keperkasaan-Nya bukanlah untuk menzalimi, melainkan untuk menegakkan keadilan dan melindungi hamba-hamba-Nya. Seorang mukmin yang terhubung dengan Al-Aziz akan memiliki 'izzah (kemuliaan diri) dan tidak akan merendahkan dirinya di hadapan makhluk untuk mencari keuntungan duniawi, karena ia tahu sumber segala kemuliaan hanyalah Allah.
-
9. Al-Jabbar (الجبار)Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
Al-Jabbar memiliki tiga makna: Yang Maha Memaksa kehendak-Nya atas segala sesuatu, Yang Maha Agung dan Luhur, serta Yang Maha Memperbaiki keadaan hamba-Nya yang lemah. Kehendak-Nya pasti terjadi, tidak ada yang bisa menolaknya. Dia juga 'memperbaiki' tulang yang patah, menolong yang tertindas, dan mengentaskan yang miskin. Memahami nama ini membuat kita tunduk pada ketetapan-Nya dan memohon kepada-Nya untuk memperbaiki segala urusan kita.
-
10. Al-Mutakabbir (المتكبر)Yang Maha Megah / Memiliki Kebesaran
Kesombongan (kibriya') adalah sifat yang hanya pantas dimiliki oleh Allah, karena hanya Dia yang benar-benar Maha Besar dan Maha Sempurna. Sifat ini adalah pakaian kebesaran-Nya. Bagi makhluk, kesombongan adalah sifat tercela karena menunjukkan pengakuan palsu atas kebesaran yang tidak dimiliki. Mengimani Al-Mutakabbir akan membersihkan hati dari sifat sombong dan angkuh, serta menumbuhkan kerendahan hati di hadapan Allah dan sesama manusia.
-
11. Al-Khaliq (الخالق)Yang Maha Pencipta
Al-Khaliq adalah Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dia menciptakan alam semesta dengan segala isinya tanpa contoh sebelumnya. Penciptaan-Nya sempurna dan penuh hikmah. Merenungi ciptaan Allah, dari galaksi yang maha luas hingga mikroorganisme terkecil, akan membawa kita pada pengakuan akan kebesaran Al-Khaliq. Ini memupuk rasa takjub dan syukur, serta kesadaran bahwa kita adalah bagian dari ciptaan-Nya yang harus tunduk pada aturan-Nya.
-
12. Al-Bari' (البارئ)Yang Maha Melepaskan / Mengadakan
Al-Bari' adalah tingkat penciptaan selanjutnya setelah Al-Khaliq. Jika Al-Khaliq adalah merencanakan dan menetapkan takdir, Al-Bari' adalah yang mengadakan ciptaan itu menjadi ada, membentuknya dari ketiadaan. Dia menciptakan makhluk hidup dengan organ dan fungsi yang harmonis, tanpa ada cacat dalam rancangan-Nya. Nama ini menegaskan bahwa setiap makhluk, termasuk manusia, diciptakan dengan keseimbangan dan tujuan yang sempurna.
-
13. Al-Musawwir (المصور)Yang Maha Membentuk Rupa
Al-Musawwir adalah yang memberikan bentuk dan rupa yang spesifik kepada setiap ciptaan-Nya. Dia membentuk rupa manusia di dalam rahim dengan ciri khas yang berbeda-beda: warna kulit, bentuk wajah, sidik jari yang unik. Tidak ada dua makhluk yang identik secara absolut. Keanekaragaman bentuk dan rupa di alam semesta adalah bukti kekuasaan Al-Musawwir. Ini mengajarkan kita untuk menghargai setiap ciptaan-Nya dan tidak mencela bentuk fisik siapapun.
-
14. Al-Ghaffar (الغفار)Yang Maha Pengampun
Al-Ghaffar berasal dari kata "ghafara" yang berarti menutupi. Allah adalah Dzat yang senantiasa menutupi dosa-dosa hamba-Nya dan memaafkannya. Dia membuka pintu ampunan selebar-lebarnya bagi siapa saja yang mau bertaubat dengan tulus, sebanyak apapun dosa yang telah diperbuat. Nama ini memberikan harapan yang luar biasa, mengajarkan kita untuk tidak pernah berputus asa dari rahmat Allah dan senantiasa kembali kepada-Nya memohon ampunan (istighfar).
-
15. Al-Qahhar (القهار)Yang Maha Memaksa / Menundukkan
Al-Qahhar adalah Dzat yang menundukkan dan mengalahkan segala sesuatu dengan kekuasaan-Nya. Semua makhluk, baik yang perkasa maupun yang lemah, tunduk di bawah kehendak-Nya. Kematian adalah salah satu manifestasi terbesar dari sifat Al-Qahhar, di mana tidak ada satu pun makhluk yang bisa menghindar darinya. Mengingat nama ini akan melunakkan hati yang keras, menundukkan jiwa yang sombong, dan membuat kita sadar akan posisi kita sebagai hamba yang lemah di hadapan-Nya.
-
16. Al-Wahhab (الوهاب)Yang Maha Pemberi Karunia
Al-Wahhab adalah Dzat yang memberi karunia dan anugerah secara cuma-cuma, tanpa meminta imbalan dan tanpa didahului oleh permintaan. Pemberian-Nya tidak terbatas dan terus-menerus. Dia memberikan nikmat kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dengan meneladani sifat ini, kita didorong untuk menjadi orang yang dermawan, suka memberi tanpa mengharapkan balasan dari manusia, karena kita tahu bahwa sumber segala karunia adalah Al-Wahhab.
-
17. Ar-Razzaq (الرزاق)Yang Maha Pemberi Rezeki
Ar-Razzaq adalah Dzat yang menjamin rezeki bagi seluruh makhluk-Nya, dari semut terkecil di dalam tanah hingga ikan paus di lautan. Rezeki bukan hanya soal materi seperti makanan dan harta, tetapi juga meliputi kesehatan, ilmu, iman, dan ketenangan jiwa. Mengimani Ar-Razzaq akan menghilangkan kekhawatiran berlebih tentang urusan dunia, membebaskan diri dari ketergantungan pada makhluk, dan mendorong kita untuk mencari rezeki melalui jalan yang halal.
-
18. Al-Fattah (الفتاح)Yang Maha Pembuka Rahmat
Al-Fattah adalah Dzat yang membuka segala pintu kebaikan, rahmat, dan solusi. Dia membuka pintu rezeki yang tertutup, membuka jalan keluar dari kesulitan, membuka hati yang terkunci untuk menerima hidayah, dan memberikan kemenangan kepada hamba-Nya. Ketika merasa buntu dan semua pintu seolah tertutup, berdoalah kepada Al-Fattah, karena hanya Dia yang memegang kunci segala urusan.
-
19. Al-'Alim (العليم)Yang Maha Mengetahui
Ilmu Allah, Al-'Alim, meliputi segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi. Dia mengetahui yang tampak dan yang tersembunyi, bahkan isi hati dan pikiran setiap insan. Tidak ada sehelai daun pun yang jatuh tanpa sepengetahuan-Nya. Kesadaran akan sifat ini membuat kita senantiasa berhati-hati dalam setiap tindakan dan ucapan, karena kita tahu Allah Maha Mengetahui segalanya.
-
20. Al-Qabidh (القابض)Yang Maha Menyempitkan
Al-Qabidh adalah Dzat yang menyempitkan atau menahan rezeki, rahmat, atau bahkan nyawa (mewafatkan) sesuai dengan hikmah dan kehendak-Nya. Sempitnya rezeki atau datangnya kesulitan bukanlah tanda kebencian Allah, melainkan bisa jadi sebagai ujian untuk meningkatkan derajat, menghapus dosa, atau mengingatkan hamba agar kembali kepada-Nya. Nama ini mengajarkan kita untuk bersabar dan berprasangka baik kepada Allah saat menghadapi kesulitan.
-
21. Al-Basith (الباسط)Yang Maha Melapangkan
Al-Basith adalah kebalikan dari Al-Qabidh. Dia adalah Dzat yang melapangkan rezeki, membentangkan rahmat, dan memberikan kelapangan hati bagi siapa yang Dia kehendaki. Lapangnya kehidupan adalah anugerah yang harus disyukuri dengan cara menggunakan nikmat tersebut di jalan yang diridhai-Nya. Nama Al-Qabidh dan Al-Basith sering disebut bersamaan untuk menunjukkan bahwa Allah mengatur segala urusan dengan keseimbangan yang sempurna.
-
22. Al-Khafidh (الخافض)Yang Maha Merendahkan
Al-Khafidh adalah Dzat yang merendahkan orang-orang yang sombong, durhaka, dan melampaui batas. Dia merendahkan mereka di dunia dengan kehinaan atau di akhirat dengan azab. Ini adalah manifestasi keadilan-Nya. Nama ini menjadi peringatan keras agar kita menjauhi kesombongan dan kezaliman, karena Allah berkuasa untuk menjatuhkan siapapun yang Dia kehendaki.
-
23. Ar-Rafi' (الرافع)Yang Maha Meninggikan
Ar-Rafi' adalah Dzat yang meninggikan derajat hamba-hamba-Nya yang beriman dan berilmu. Dia mengangkat kedudukan mereka di dunia dan di akhirat. Ketinggian derajat yang hakiki adalah yang berasal dari Allah, bukan dari penilaian manusia. Untuk meraihnya, jalan yang harus ditempuh adalah melalui ketaatan, ketakwaan, dan menuntut ilmu yang bermanfaat.
-
24. Al-Mu'izz (المعز)Yang Maha Memuliakan
Al-Mu'izz adalah Dzat yang memberikan 'izzah atau kemuliaan kepada siapa yang Dia kehendaki. Kemuliaan sejati adalah ketika seorang hamba dimuliakan oleh Allah karena ketaatannya. Kemuliaan ini akan terpancar dalam wibawa dan kehormatan, serta dijaga oleh Allah dari kerendahan. Sumber segala kemuliaan adalah Allah, maka carilah kemuliaan hanya dengan taat kepada-Nya.
-
25. Al-Mudzill (المذل)Yang Maha Menghinakan
Al-Mudzill adalah Dzat yang memberikan kehinaan kepada siapa yang Dia kehendaki, yaitu mereka yang berpaling dari jalan-Nya dan memilih kemaksiatan. Kehinaan ini bisa terjadi di dunia maupun di akhirat. Sifat Al-Mu'izz dan Al-Mudzill menunjukkan bahwa kemuliaan dan kehinaan sepenuhnya berada di tangan Allah, dan standar utamanya adalah ketakwaan.
-
26. As-Sami' (السميع)Yang Maha Mendengar
Pendengaran Allah, As-Sami', meliputi segala suara. Dia mendengar bisikan hati, rintihan doa di tengah malam, suara langkah semut hitam di atas batu hitam di malam yang gelap gulita. Tidak ada suara yang terlalu pelan atau terlalu jauh bagi-Nya. Mengimani As-Sami' membuat kita yakin bahwa setiap doa kita didengar oleh-Nya, dan juga menjaga lisan kita dari ucapan yang buruk karena tahu Allah selalu mendengarnya.
-
27. Al-Bashir (البصير)Yang Maha Melihat
Penglihatan Allah, Al-Bashir, meliputi segala sesuatu yang tampak maupun yang tersembunyi. Tidak ada satu pun gerak-gerik di alam semesta ini yang luput dari penglihatan-Nya. Dia melihat pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan di dalam dada. Kesadaran ini menumbuhkan rasa malu (haya') untuk berbuat maksiat, terutama saat sendirian, karena kita yakin Allah Maha Melihat.
-
28. Al-Hakam (الحكم)Yang Maha Menetapkan Hukum
Al-Hakam adalah Hakim yang paling adil. Hukum dan ketetapan-Nya adalah yang terbaik dan paling sempurna, baik hukum syariat maupun hukum kauni (alam). Keputusan-Nya tidak bisa diganggu gugat dan bebas dari segala bentuk kezaliman. Sebagai seorang Muslim, kita wajib menerima dan tunduk pada hukum-hukum Allah dengan penuh keridhaan, karena kita yakin itulah yang terbaik bagi kita.
-
29. Al-'Adl (العدل)Yang Maha Adil
Al-'Adl berarti Allah Maha Adil dalam segala perbuatan dan keputusan-Nya. Keadilan-Nya mutlak, tidak dipengaruhi oleh hawa nafsu atau kepentingan apapun. Dia tidak akan menzalimi hamba-Nya sedikitpun. Setiap balasan, baik pahala maupun siksa, akan diberikan sesuai dengan perbuatan masing-masing. Sifat ini memberikan ketenangan bahwa tidak ada satu pun kebaikan yang sia-sia dan tidak ada satu pun kezaliman yang akan luput dari pengadilan-Nya.
-
30. Al-Lathif (اللطيف)Yang Maha Lembut
Al-Lathif memiliki dua makna: Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang paling halus dan tersembunyi, dan Yang Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya. Kelembutan-Nya tampak pada cara-Nya memberikan rezeki dan pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka. Dia mengatur urusan hamba-Nya dengan cara yang paling halus dan terbaik. Berdoa dengan nama Al-Lathif sangat dianjurkan saat menghadapi masalah yang rumit dan pelik.
-
31. Al-Khabir (الخبير)Yang Maha Mengetahui Rahasia
Al-Khabir adalah Dzat yang mengetahui hakikat segala sesuatu, baik yang lahir maupun yang batin. Pengetahuan-Nya mendalam hingga ke detail terkecil. Tidak ada rahasia yang tersembunyi bagi-Nya. Sifat ini mirip dengan Al-'Alim, namun Al-Khabir lebih menekankan pada pengetahuan terhadap hal-hal yang bersifat internal dan tersembunyi. Ini mendorong kita untuk selalu ikhlas dalam beramal, karena Allah mengetahui niat kita yang sebenarnya.
-
32. Al-Halim (الحليم)Yang Maha Penyantun
Al-Halim adalah Dzat yang tidak tergesa-gesa dalam menghukum hamba-Nya yang berbuat dosa. Dia melihat kemaksiatan mereka, namun Dia tetap memberikan rezeki, kesehatan, dan kesempatan untuk bertaubat. Sifat penyantun-Nya ini luar biasa. Jika Allah langsung menghukum setiap dosa, niscaya tidak akan ada makhluk yang tersisa di muka bumi. Merenungi nama Al-Halim membuat kita malu kepada-Nya dan mendorong kita untuk segera bertaubat serta meneladani sifat-Nya dengan bersikap sabar dan tidak mudah marah.
-
33. Al-'Azhim (العظيم)Yang Maha Agung
Keagungan Allah, Al-'Azhim, tidak dapat dijangkau oleh akal dan imajinasi manusia. Segala sesuatu selain Dia adalah kecil dan hina jika dibandingkan dengan keagungan-Nya. Langit, bumi, dan seluruh isinya berada dalam genggaman kekuasaan-Nya. Kalimat "Subhanallahil 'Azhim" yang sering kita ucapkan adalah bentuk pengakuan kita akan keagungan-Nya yang tiada tara. Mengagungkan Allah akan membuat persoalan dunia terasa kecil.
-
34. Al-Ghafur (الغفور)Yang Maha Memberi Pengampunan
Al-Ghafur, seperti Al-Ghaffar, berarti Maha Pengampun. Namun, Al-Ghafur memiliki makna yang lebih dalam dan luas. Dia mengampuni segala jenis dosa, besar maupun kecil, selama hamba-Nya mau bertaubat. Ampunan-Nya tidak terbatas. Nama ini memberikan penghiburan bagi para pendosa untuk tidak putus asa dan selalu optimis akan ampunan Allah selama mereka kembali kepada-Nya.
-
35. Asy-Syakur (الشكور)Yang Maha Pembalas Budi / Menghargai
Asy-Syakur adalah Dzat yang menghargai dan membalas amalan sekecil apapun dari hamba-Nya dengan balasan yang berlipat ganda. Dia tidak pernah menyia-nyiakan kebaikan. Syukur dari Allah adalah bentuk penghargaan dan balasan-Nya. Sifat ini memotivasi kita untuk tidak pernah meremehkan perbuatan baik, sekecil apapun itu, karena di sisi Allah nilainya sangat besar. Ini juga mengajarkan kita untuk pandai berterima kasih kepada Allah dan manusia.
-
36. Al-'Aliy (العلي)Yang Maha Tinggi
Ketinggian Allah (Al-'Aliy) mencakup tiga aspek: ketinggian Dzat-Nya di atas 'Arsy, ketinggian sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan ketinggian kekuasaan-Nya yang menundukkan segalanya. Tidak ada yang lebih tinggi dari-Nya. Mengimani sifat ini akan menumbuhkan pengagungan dalam hati dan membuat kita senantiasa menengadahkan tangan ke atas saat berdoa, sebagai pengakuan fitrah akan ketinggian Dzat yang kita sembah.
-
37. Al-Kabir (الكبير)Yang Maha Besar
Al-Kabir berarti Allah Maha Besar, lebih besar dari segala sesuatu. Kebesaran-Nya meliputi Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Ucapan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) dalam shalat adalah pengakuan mutlak akan kebesaran-Nya dan mengecilkan segala urusan duniawi saat kita berhadapan dengan-Nya. Segala sesuatu selain Allah adalah kecil. Kesadaran ini membantu kita untuk tidak terlalu terpesona atau takut pada kebesaran makhluk.
-
38. Al-Hafizh (الحفيظ)Yang Maha Menjaga
Al-Hafizh adalah Dzat yang menjaga dan memelihara langit dan bumi beserta isinya agar tidak hancur. Dia juga menjaga hamba-hamba-Nya dari keburukan dan marabahaya. Lebih dari itu, Dia menjaga amalan-amalan hamba-Nya agar tidak sia-sia. Berlindung kepada Al-Hafizh memberikan rasa aman, karena kita tahu bahwa penjagaan terbaik dan paling sempurna hanyalah penjagaan dari Allah.
-
39. Al-Muqit (المقيت)Yang Maha Pemberi Kecukupan
Al-Muqit adalah Dzat yang memberikan makanan dan rezeki kepada setiap makhluk untuk menopang kehidupannya. Maknanya lebih spesifik dari Ar-Razzaq, yaitu pemberi makanan pokok. Dia juga Maha Berkuasa atas segala sesuatu dan Maha Menyaksikan. Memahami nama ini membuat kita yakin bahwa kebutuhan pokok kita telah dijamin oleh Allah, sehingga kita bisa fokus beribadah kepada-Nya.
-
40. Al-Hasib (الحسيب)Yang Maha Membuat Perhitungan
Al-Hasib memiliki dua makna: Yang Maha Mencukupi (seperti dalam "Hasbunallah wa ni'mal wakil" - Cukuplah Allah bagi kami) dan Yang Maha Menghitung dan memperhitungkan segala amal. Pada hari kiamat, Dia akan menghisab seluruh perbuatan manusia dengan sangat teliti. Kesadaran ini mendorong kita untuk selalu melakukan introspeksi diri (muhasabah) sebelum dihisab oleh Allah.
-
41. Al-Jalil (الجليل)Yang Maha Luhur
Al-Jalil menunjukkan keluhuran dan keagungan sifat-sifat Allah. Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan yang mutlak. Keluhuran-Nya menimbulkan rasa hormat dan pengagungan yang mendalam di hati orang-orang yang beriman. Merenungi keagungan Al-Jalil akan membuat seorang hamba merasa rendah dan hina di hadapan-Nya.
-
42. Al-Karim (الكريم)Yang Maha Pemurah
Al-Karim adalah Dzat yang sangat pemurah. Dia memberi tanpa diminta, memberi lebih dari yang diharapkan, dan tidak peduli seberapa banyak Dia memberi. Dia juga memaafkan kesalahan jika diminta. Sifat mulia-Nya sempurna. Meneladani Al-Karim berarti menjadi pribadi yang dermawan, suka memberi, mudah memaafkan, dan menjaga kehormatan diri.
-
43. Ar-Raqib (الرقيب)Yang Maha Mengawasi
Ar-Raqib adalah Dzat yang senantiasa mengawasi dan memantau setiap gerak-gerik dan keadaan makhluk-Nya. Tidak ada yang terlewat dari pengawasan-Nya. Sifat ini menanamkan dalam diri seorang mukmin sikap "muraqabah", yaitu perasaan selalu diawasi oleh Allah. Inilah puncak dari ihsan, yaitu beribadah seolah-olah melihat-Nya, atau jika tidak bisa, yakinlah bahwa Dia melihat kita.
-
44. Al-Mujib (المجيب)Yang Maha Mengabulkan Doa
Al-Mujib adalah Dzat yang menjawab dan mengabulkan permohonan hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya. Dia dekat dengan hamba-Nya dan mendengar setiap pinta mereka. Keyakinan akan sifat Al-Mujib adalah motor penggerak doa. Ini memberikan kepastian bahwa tidak ada doa yang sia-sia; Allah pasti akan mengabulkannya, mungkin dengan cara yang kita inginkan, atau dengan cara lain yang lebih baik menurut ilmu-Nya.
-
45. Al-Wasi' (الواسع)Yang Maha Luas
Keluasan Allah (Al-Wasi') meliputi segala hal: rahmat-Nya luas, ilmu-Nya luas, karunia-Nya luas, dan ampunan-Nya pun sangat luas. Dia tidak terbatas oleh apapun. Memahami keluasan Allah akan membuka cakrawala berpikir kita, menghilangkan kepicikan, dan membuat kita tidak mudah berputus asa dari rahmat-Nya yang membentang lebih luas dari langit dan bumi.
-
46. Al-Hakim (الحكيم)Yang Maha Bijaksana
Al-Hakim adalah Dzat yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya yang paling tepat. Semua ciptaan, perintah, dan larangan-Nya mengandung hikmah yang agung, meskipun terkadang akal manusia tidak mampu menjangkaunya. Mengimani Al-Hakim menumbuhkan keyakinan dan kepasrahan total terhadap takdir dan syariat-Nya, karena kita yakin semua itu berasal dari sumber kebijaksanaan tertinggi.
-
47. Al-Wadud (الودود)Yang Maha Mengasihi
Al-Wadud adalah cinta Allah yang murni dan penuh kasih sayang kepada hamba-hamba-Nya yang taat. Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya. Cinta dari Al-Wadud adalah anugerah terbesar yang bisa diraih seorang hamba. Untuk meraih cinta-Nya, kita harus mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Buah dari cinta ini adalah ketenangan jiwa dan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya.
-
48. Al-Majid (المجيد)Yang Maha Mulia
Al-Majid berarti Yang Maha Mulia dalam Dzat-Nya dan perbuatan-Nya. Kemuliaan-Nya sempurna dan agung. Dia terpuji dalam segala hal. Nama ini sering kita sebut dalam tasyahud akhir shalat ("innaka hamiidum majiid"), sebagai pengakuan atas kemuliaan dan keterpujian-Nya yang mutlak.
-
49. Al-Ba'its (الباعث)Yang Maha Membangkitkan
Al-Ba'its adalah Dzat yang akan membangkitkan seluruh manusia dari kuburnya pada hari kiamat untuk dimintai pertanggungjawaban. Dia juga yang membangkitkan para rasul untuk memberi petunjuk. Keimanan kepada Al-Ba'its adalah bagian dari rukun iman kepada hari akhir. Ini memotivasi kita untuk mempersiapkan bekal amal shaleh untuk kehidupan setelah kematian.
-
50. Asy-Syahid (الشهيد)Yang Maha Menyaksikan
Asy-Syahid adalah Dzat yang menyaksikan segala sesuatu. Persaksian-Nya meliputi segalanya, tidak ada yang tersembunyi dari-Nya. Dia adalah saksi atas perbuatan seluruh hamba-Nya. Pada hari kiamat, Dia akan menjadi saksi yang paling adil. Merasa disaksikan oleh Asy-Syahid akan membuat kita senantiasa menjaga perilaku, baik di keramaian maupun dalam kesendirian.
-
51. Al-Haqq (الحق)Yang Maha Benar
Al-Haqq berarti Dzat Allah itu benar adanya, dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya (firman, janji, ancaman) adalah kebenaran mutlak. Kebatilan tidak akan pernah bisa mengalahkan kebenaran. Mengimani Al-Haqq membuat kita teguh berpegang pada ajaran Islam sebagai satu-satunya kebenaran, dan berani memperjuangkan kebenaran dalam kehidupan.
-
52. Al-Wakil (الوكيل)Yang Maha Memelihara / Mewakili
Al-Wakil adalah Dzat yang paling bisa diandalkan untuk diserahi segala urusan. Bertawakal kepada Allah berarti menyerahkan hasil akhir dari usaha kita kepada Al-Wakil, dengan keyakinan penuh bahwa Dia akan mengatur urusan kita dengan cara yang terbaik. Sifat ini memberikan ketenangan jiwa dan membebaskan kita dari kecemasan yang berlebihan, karena kita tahu urusan kita ada di tangan Dzat yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana.
-
53. Al-Qawiy (القوي)Yang Maha Kuat
Kekuatan Allah (Al-Qawiy) adalah kekuatan yang sempurna dan tidak terbatas. Tidak ada kelelahan atau kelemahan pada-Nya. Kekuatan seluruh makhluk jika digabungkan tidak akan ada artinya di hadapan kekuatan-Nya. Memohon pertolongan kepada Al-Qawiy memberikan kita kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup dan melawan hawa nafsu.
-
54. Al-Matin (المتين)Yang Maha Kokoh
Al-Matin berarti Yang Maha Kokoh dalam kekuatan-Nya. Kekuatan-Nya sangat hebat dan tidak pernah surut. Jika Al-Qawiy berbicara tentang kesempurnaan kekuatan, Al-Matin berbicara tentang kekokohan dan kesinambungan kekuatan tersebut. Bergantung pada Al-Matin berarti bersandar pada pilar yang paling kokoh dan tidak akan pernah runtuh.
-
55. Al-Waliy (الولي)Yang Maha Melindungi
Al-Waliy adalah Pelindung dan Penolong bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) menuju cahaya (iman). Menjadikan Allah sebagai satu-satunya wali akan mendatangkan pertolongan dan perlindungan-Nya dalam segala urusan. Sebaliknya, menjadikan selain Allah sebagai pelindung akan berakhir dengan kesia-siaan.
-
56. Al-Hamid (الحميد)Yang Maha Terpuji
Al-Hamid adalah Dzat yang berhak atas segala pujian, baik Dia dipuji oleh makhluk ataupun tidak. Dzat-Nya, sifat-Nya, dan perbuatan-Nya semuanya terpuji. Mengucapkan "Alhamdulillah" adalah bentuk pengakuan kita akan sifat Al-Hamid ini, mensyukuri nikmat dan memuji-Nya dalam segala keadaan. Seorang mukmin selalu memuji Allah, baik dalam suka maupun duka.
-
57. Al-Muhshi (المحصي)Yang Maha Menghitung
Al-Muhshi adalah Dzat yang menghitung dan mencatat segala sesuatu dengan sangat detail. Tidak ada satu pun amal, ucapan, atau bahkan lintasan hati yang luput dari perhitungan-Nya. Ilmu-Nya meliputi jumlah tetesan hujan, butiran pasir, dan seluruh partikel di alam semesta. Kesadaran ini memotivasi kita untuk memperbanyak amal baik dan berhati-hati dalam setiap perbuatan.
-
58. Al-Mubdi' (المبدئ)Yang Maha Memulai
Al-Mubdi' adalah Dzat yang memulai penciptaan dari ketiadaan. Dialah yang pertama kali mengadakan segala makhluk tanpa ada contoh sebelumnya. Segala sesuatu di alam semesta ini berasal dari-Nya sebagai permulaan. Memahami nama ini memperkuat keyakinan kita tentang asal-usul kehidupan yang berasal dari satu Pencipta.
-
59. Al-Mu'id (المعيد)Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
Al-Mu'id adalah Dzat yang akan mengembalikan kehidupan setelah kematian. Sebagaimana Dia mampu memulai penciptaan (Al-Mubdi'), maka sangat mudah bagi-Nya untuk mengulanginya kembali pada hari kebangkitan. Keimanan kepada Al-Mu'id adalah inti dari keyakinan akan adanya kehidupan akhirat, di mana semua akan dibangkitkan untuk menerima balasan.
-
60. Al-Muhyi (المحيي)Yang Maha Menghidupkan
Al-Muhyi adalah Dzat yang memberikan kehidupan kepada setiap makhluk yang bernyawa. Dia yang meniupkan ruh, menghidupkan tanah yang mati dengan air hujan, dan juga menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hidayah. Kehidupan adalah anugerah murni dari-Nya.
-
61. Al-Mumit (المميت)Yang Maha Mematikan
Al-Mumit adalah satu-satunya Dzat yang berkuasa mencabut nyawa. Kematian adalah ketetapan-Nya yang pasti akan dialami oleh setiap yang bernyawa. Tidak ada yang bisa menunda atau mempercepatnya. Mengingat Al-Mumit akan melembutkan hati, mengurangi ambisi duniawi yang berlebihan, dan memotivasi untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian.
-
62. Al-Hayy (الحي)Yang Maha Hidup
Al-Hayy adalah Dzat yang memiliki kehidupan yang sempurna, abadi, dan tidak berawal serta tidak berakhir. Kehidupan-Nya tidak sama dengan kehidupan makhluk yang bersifat sementara dan penuh kekurangan. Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Semua kehidupan berasal dari-Nya. Nama ini adalah salah satu nama teragung Allah yang terdapat dalam Ayat Kursi.
-
63. Al-Qayyum (القيوم)Yang Maha Berdiri Sendiri
Al-Qayyum adalah Dzat yang berdiri sendiri, tidak membutuhkan siapapun dan apapun. Sebaliknya, seluruh makhluk bergantung sepenuhnya kepada-Nya untuk bisa ada dan bertahan. Dia yang mengurus dan mengatur seluruh alam semesta secara terus-menerus. Al-Hayy dan Al-Qayyum adalah pilar utama tauhid, menunjukkan kesempurnaan Dzat dan kemandirian Allah.
-
64. Al-Wajid (الواجد)Yang Maha Menemukan
Al-Wajid adalah Dzat yang tidak pernah kekurangan apapun. Dia Maha Kaya dan memiliki segalanya. Dia menemukan apa saja yang Dia kehendaki. Makhluk bisa kehilangan sesuatu, tapi Allah Al-Wajid tidak pernah kehilangan dan tidak pernah membutuhkan.
-
65. Al-Maajid (الماجد)Yang Maha Mulia
Al-Maajid memiliki makna yang mirip dengan Al-Majid, yaitu Yang Maha Mulia dan Agung. Nama ini menekankan pada keluhuran, kebesaran, dan kemurahan hati-Nya yang melimpah ruah. Dia adalah sumber segala kemuliaan.
-
66. Al-Wahid (الواحد)Yang Maha Tunggal
Al-Wahid berarti Allah adalah satu-satunya, tidak ada duanya. Dia tunggal dalam Dzat-Nya, sifat-Nya, dan perbuatan-Nya (Rububiyah). Tidak ada yang setara dengan-Nya. Ini adalah penegasan dasar dari tauhid, menafikan adanya tuhan-tuhan lain.
-
67. Al-Ahad (الأحد)Yang Maha Esa
Al-Ahad memiliki makna keesaan yang lebih dalam dari Al-Wahid. Al-Ahad berarti Esa yang tidak tersusun dari bagian-bagian, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Keesaan-Nya bersifat absolut. Sebagaimana yang ditegaskan dalam Surah Al-Ikhlas, "Qul Huwallahu Ahad". Ini adalah inti dari pemurnian tauhid, menolak segala bentuk syirik.
-
68. As-Shamad (الصمد)Yang Maha Dibutuhkan / Tempat Meminta
As-Shamad adalah Dzat yang menjadi tujuan dan tempat bergantung bagi seluruh makhluk dalam memenuhi segala hajat mereka. Semua meminta kepada-Nya, sedangkan Dia tidak membutuhkan siapapun. Dia sempurna dalam segala sifat-Nya. Mengimani As-Shamad akan membuat kita hanya menggantungkan harapan dan permintaan kepada Allah semata.
-
69. Al-Qadir (القادر)Yang Maha Berkuasa
Al-Qadir adalah Dzat yang memiliki kekuasaan (qudrah) yang sempurna untuk melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Tidak ada yang bisa melemahkan atau menghalangi kekuasaan-Nya. Dia berkuasa menciptakan, mematikan, membangkitkan, dan mengatur segala sesuatu.
-
70. Al-Muqtadir (المقتدر)Yang Maha Sangat Berkuasa
Al-Muqtadir adalah bentuk yang lebih kuat dari Al-Qadir. Ini menunjukkan kekuasaan yang sangat besar dan mencakup segalanya. Kekuasaan-Nya meliputi hal-hal yang paling detail dan paling rumit sekalipun. Tidak ada batas bagi kekuasaan-Nya.
-
71. Al-Muqaddim (المقدم)Yang Maha Mendahulukan
Al-Muqaddim adalah Dzat yang berkuasa untuk mendahulukan apa yang Dia kehendaki dan siapa yang Dia kehendaki, sesuai dengan hikmah-Nya. Dia mendahulukan sebagian nabi atas sebagian yang lain, atau mendahulukan sebagian hamba dalam kebaikan.
-
72. Al-Mu'akhkhir (المؤخر)Yang Maha Mengakhirkan
Al-Mu'akhkhir adalah Dzat yang berkuasa untuk mengakhirkan atau menunda apa yang Dia kehendaki. Dia menunda azab bagi orang kafir, atau menunda terkabulnya doa seorang hamba untuk kebaikannya. Allah mengatur segala sesuatu dengan urutan yang paling sempurna menurut kebijaksanaan-Nya.
-
73. Al-Awwal (الأول)Yang Maha Awal
Al-Awwal adalah Dzat yang ada sebelum segala sesuatu ada. Tidak ada permulaan bagi-Nya. Keberadaan-Nya adalah azali. Semua ciptaan didahului oleh keberadaan-Nya. Mengimani Al-Awwal menegaskan bahwa Allah adalah sumber dari segala sesuatu.
-
74. Al-Akhir (الآخر)Yang Maha Akhir
Al-Akhir adalah Dzat yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah. Tidak ada akhir bagi-Nya. Dia adalah tujuan akhir dari segala urusan. Nama Al-Awwal dan Al-Akhir menunjukkan bahwa Allah meliputi awal dan akhir, menguasai seluruh rentang waktu.
-
75. Az-Zhahir (الظاهر)Yang Maha Nyata
Az-Zhahir berarti keberadaan Allah sangat nyata melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tersebar di seluruh alam semesta. Segala ciptaan adalah bukti nyata akan eksistensi-Nya. Dia Maha Tinggi di atas segalanya, tidak ada yang lebih tinggi dari-Nya.
-
76. Al-Bathin (الباطن)Yang Maha Tersembunyi
Al-Bathin berarti Dzat Allah tersembunyi, tidak dapat dilihat oleh mata di dunia dan tidak dapat dijangkau oleh akal manusia. Dia lebih dekat dari urat leher kita, mengetahui segala yang tersembunyi. Nama Az-Zhahir dan Al-Bathin menunjukkan bahwa ilmu Allah meliputi yang tampak dan yang tersembunyi secara sempurna.
-
77. Al-Wali (الوالي)Yang Maha Memerintah
Al-Wali adalah Penguasa Tunggal yang mengatur dan mengurus segala urusan makhluk-Nya. Dia memiliki kekuasaan penuh atas segalanya. Pemerintahan-Nya didasari oleh keadilan dan kebijaksanaan yang sempurna.
-
78. Al-Muta'ali (المتعالي)Yang Maha Tinggi
Al-Muta'ali memiliki makna ketinggian yang agung. Dia Maha Tinggi dari segala sifat kekurangan dan penyerupaan dengan makhluk. Ketinggian-Nya menunjukkan kesucian dan kesempurnaan-Nya yang absolut.
-
79. Al-Barr (البر)Yang Maha Penderma / Sumber Kebaikan
Al-Barr adalah sumber segala kebaikan. Kebaikan-Nya sangat luas dan melimpah kepada seluruh makhluk. Dia membalas kebaikan dengan kebaikan yang berlipat. Sifat ini mendorong kita untuk selalu berbuat baik (birrul walidain, berbuat baik kepada sesama) sebagai cerminan dari keyakinan kita kepada Al-Barr.
-
80. At-Tawwab (التواب)Yang Maha Penerima Taubat
At-Tawwab adalah Dzat yang senantiasa menerima taubat hamba-Nya. Dia menciptakan sebab-sebab agar hamba-Nya bertaubat, lalu Dia menerima taubat itu. Pintu taubat-Nya selalu terbuka hingga nafas terakhir. Nama ini adalah sumber harapan terbesar bagi setiap pendosa yang ingin kembali ke jalan yang benar.
-
81. Al-Muntaqim (المنتقم)Yang Maha Pemberi Balasan
Al-Muntaqim adalah Dzat yang memberikan balasan setimpal kepada orang-orang yang berbuat dosa dan melampaui batas, setelah keadilan ditegakkan. Balasan-Nya sangat adil dan merupakan manifestasi dari keperkasaan-Nya. Ini bukan berarti "pendendam" dalam konotasi negatif manusia, melainkan penegak keadilan yang absolut.
-
82. Al-'Afuww (العفو)Yang Maha Pemaaf
Al-'Afuww berarti Maha Pemaaf. Maaf dari-Nya berarti menghapuskan dosa dan bekas-bekasnya dari catatan amal, seolah-olah dosa itu tidak pernah terjadi. Sifat ini lebih dalam dari ampunan (maghfirah). Kita diajarkan berdoa "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'anni" (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan menyukai pemaafan, maka maafkanlah aku).
-
83. Ar-Ra'uf (الرؤوف)Yang Maha Pengasuh
Ar-Ra'uf adalah puncak dari kasih sayang (rahmah). Kasih sayang-Nya sangat lembut dan mendalam. Dia sangat belas kasihan kepada hamba-hamba-Nya, terutama kaum mukminin. Dia tidak ingin hamba-Nya tertimpa kesulitan. Rahmat-Nya mendahului murka-Nya.
-
84. Malik-ul-Mulk (مالك الملك)Penguasa Kerajaan
Malik-ul-Mulk adalah Pemilik Mutlak dari segala kerajaan. Dia memberikan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabut kekuasaan dari siapa yang Dia kehendaki. Segala perubahan kekuasaan di dunia berada dalam genggaman-Nya. Ini mengajarkan kita untuk tidak silau dengan kekuasaan duniawi yang sifatnya hanya pinjaman.
-
85. Dzul-Jalali wal-Ikram (ذو الجلال والإكرام)Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
Nama ini menggabungkan dua sifat agung: Al-Jalal (Keagungan dan Kebesaran) dan Al-Ikram (Kemuliaan dan Kemurahan). Dia adalah Dzat yang agung dan pada saat yang sama sangat pemurah kepada makhluk-Nya. Rasulullah menganjurkan kita untuk memperbanyak doa yang mengandung nama ini.
-
86. Al-Muqsith (المقسط)Yang Maha Pemberi Keadilan
Al-Muqsith adalah Dzat yang menegakkan keadilan yang sempurna. Dia akan memberikan hak kepada setiap pemiliknya, dan akan mengambil hak orang yang dizalimi dari orang yang menzalimi. Keadilan-Nya mutlak, tidak ada yang terlewatkan.
-
87. Al-Jami' (الجامع)Yang Maha Mengumpulkan
Al-Jami' adalah Dzat yang akan mengumpulkan seluruh manusia dari awal hingga akhir pada hari kiamat di Padang Mahsyar, pada hari yang tidak ada keraguan padanya. Dia juga yang mengumpulkan berbagai hal yang saling bertentangan di alam semesta ini dalam sebuah harmoni.
-
88. Al-Ghaniy (الغني)Yang Maha Kaya
Kekayaan Allah (Al-Ghaniy) bersifat mutlak. Dia tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya, sementara seluruh makhluk sangat membutuhkan-Nya. Kekayaan-Nya tidak akan pernah berkurang meskipun Dia memberi terus-menerus. Mengimani Al-Ghaniy akan memupuk sifat qana'ah (merasa cukup) dan membebaskan hati dari ketamakan.
-
89. Al-Mughni (المغني)Yang Maha Pemberi Kekayaan
Al-Mughni adalah Dzat yang memberikan kekayaan dan kecukupan kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Kekayaan sejati adalah kekayaan hati (rasa cukup). Memohon kepada Al-Mughni berarti memohon kecukupan yang membuat kita tidak bergantung pada selain-Nya.
-
90. Al-Mani' (المانع)Yang Maha Mencegah
Al-Mani' adalah Dzat yang mencegah atau menahan sesuatu terjadi sesuai dengan hikmah-Nya. Terkadang Dia mencegah suatu nikmat sampai kepada hamba-Nya, bukan karena bakhil, tetapi untuk melindunginya dari bahaya atau sebagai ujian. Apa yang Dia cegah tidak ada yang bisa memberi, dan apa yang Dia beri tidak ada yang bisa mencegah.
-
91. Ad-Dharr (الضار)Yang Maha Memberi Mudharat
Ad-Dharr adalah Dzat yang menimpakan kemudharatan atau kesulitan kepada siapa yang Dia kehendaki. Musibah dan kesulitan yang datang adalah bagian dari ketetapan-Nya yang penuh hikmah, bisa sebagai ujian, hukuman, atau penghapus dosa. Tidak ada yang bisa memberi mudharat kecuali atas izin-Nya.
-
92. An-Nafi' (النافع)Yang Maha Memberi Manfaat
An-Nafi' adalah sumber segala manfaat dan kebaikan. Setiap nikmat dan manfaat yang kita rasakan berasal dari-Nya. Nama Ad-Dharr dan An-Nafi' mengajarkan kita untuk hanya takut dan berharap kepada Allah, karena hanya Dia yang menguasai segala mudharat dan manfaat.
-
93. An-Nur (النور)Yang Maha Bercahaya
An-Nur adalah Cahaya langit dan bumi. Dia adalah sumber cahaya hakiki yang menerangi alam semesta dan juga menerangi hati orang-orang beriman dengan cahaya petunjuk (hidayah). Tanpa cahaya dari-Nya, kita akan berada dalam kegelapan yang sesungguhnya.
-
94. Al-Hadi (الهادي)Yang Maha Pemberi Petunjuk
Al-Hadi adalah Dzat yang memberikan petunjuk kepada hamba-Nya menuju jalan kebenaran. Hidayah adalah anugerah terbesar dari-Nya. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki, yaitu mereka yang tulus mencarinya. Kita harus senantiasa memohon petunjuk kepada Al-Hadi dalam setiap langkah kehidupan.
-
95. Al-Badi' (البديع)Yang Maha Pencipta Yang Tiada Bandingannya
Al-Badi' adalah Pencipta yang menciptakan segala sesuatu dengan keindahan yang unik dan tanpa contoh sebelumnya. Setiap ciptaan-Nya adalah sebuah karya seni yang agung dan tiada tandingannya. Langit dan bumi adalah bukti nyata dari keindahan ciptaan-Nya.
-
96. Al-Baqi (الباقي)Yang Maha Kekal
Al-Baqi adalah Dzat yang kekal abadi, tidak akan pernah sirna atau musnah. Segala sesuatu di dunia ini fana (akan hancur), kecuali Dzat Allah. Kesadaran ini mengajarkan kita untuk tidak terikat pada dunia yang fana dan lebih fokus pada kehidupan akhirat yang kekal.
-
97. Al-Warits (الوارث)Yang Maha Pewaris
Al-Warits adalah Dzat yang akan mewarisi bumi dan segala isinya setelah semua makhluk musnah. Kepemilikan manusia hanya bersifat sementara, sedangkan kepemilikan Allah adalah hakiki dan abadi. Pada akhirnya, semua akan kembali kepada-Nya.
-
98. Ar-Rasyid (الرشيد)Yang Maha Pandai
Ar-Rasyid adalah Dzat yang Maha Cerdas dan Lurus dalam segala tindakan dan pengaturan-Nya. Petunjuk-Nya adalah petunjuk yang paling lurus dan benar. Mengikuti jalan-Nya akan membawa kepada kebenaran dan keselamatan (rusyd).
-
99. As-Shabur (الصبور)Yang Maha Sabar
As-Shabur adalah Dzat yang Maha Sabar. Dia tidak tergesa-gesa menghukum para pendosa, melainkan memberi mereka waktu dan kesempatan untuk bertaubat. Kesabaran-Nya jauh melampaui kesabaran makhluk manapun. Sifat ini mengajarkan kita untuk memiliki kesabaran dalam menghadapi ujian dan dalam berdakwah di jalan-Nya.
Demikianlah daftar 99 tulisan Asmaul Husna latin beserta arti dan penjelasannya. Membaca, menghafal, dan merenungi nama-nama indah ini adalah sebuah perjalanan spiritual yang tak ternilai harganya. Semoga dengan memahaminya, kita dapat semakin mengenal, mencintai, dan bertakwa kepada Allah, Sang Pemilik nama-nama terbaik.