Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik dan paling lengkap bagi bayi. Ketika seorang ibu menyusui mengalami penurunan produksi ASI yang signifikan hingga terasa "kering," hal ini tentu menimbulkan kecemasan besar. Produksi ASI bukanlah proses statis; ia sangat dipengaruhi oleh permintaan, kondisi ibu, dan gaya hidup. Memahami faktor-faktor pemicu adalah langkah pertama untuk mengatasinya.
Mengapa ASI Bisa Menurun Drastis?
Penurunan produksi ASI, sering diistilahkan sebagai ASI kering, biasanya berkaitan dengan prinsip dasar suplai dan permintaan (supply and demand). Jika payudara tidak dikosongkan secara efektif dan sering, tubuh akan menerima sinyal bahwa stok tidak dibutuhkan lagi, sehingga produksi menurun.
1. Ketidaksesuaian Pola Menyusui dan Pemompaan
Ini adalah penyebab nomor satu. Jika bayi menyusu kurang efektif, atau jika jeda antara sesi menyusui/memompa terlalu lama, payudara akan terus memproduksi ASI dalam jumlah sedikit. Banyak ibu yang mulai menggunakan ASI Booster atau suplemen padahal masalah utamanya adalah stimulasi yang kurang. Pastikan bayi menyusu minimal 8-12 kali dalam 24 jam, atau pompa setiap 3 jam jika sedang terpisah dari bayi.
2. Penggunaan Dot (Susu Formula) yang Tidak Tepat
Pengenalan susu formula atau penggunaan botol susu yang memiliki aliran cepat dapat menyebabkan 'nipple confusion' atau 'flow preference'. Bayi menjadi lebih suka menyusu pada botol karena lebih mudah, sehingga ia kurang termotivasi untuk bekerja keras saat menyusu langsung dari payudara. Akibatnya, rangsangan pada payudara berkurang, dan produksi ASI mengikuti.
Faktor Fisik dan Kesehatan Ibu
Kondisi fisik ibu sangat berdampak langsung pada hormon yang bertanggung jawab memproduksi laktasi, yaitu Prolaktin dan Oksitosin. Beberapa faktor kesehatan yang termasuk yang membuat asi kering meliputi:
- Stres dan Kelelahan Kronis: Hormon stres (kortisol) secara langsung menghambat pelepasan Oksitosin (hormon yang memicu refleks 'let-down' atau keluarnya ASI). Ibu yang kurang tidur atau cemas akan kesulitan mengeluarkan ASI.
- Kondisi Medis Tertentu: Kondisi hormonal seperti Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), masalah tiroid yang tidak terkontrol, atau retensi plasenta pascapersalinan dapat mengganggu produksi hormon laktasi.
- Obat-obatan Tertentu: Beberapa jenis obat, terutama dekongestan hidung (yang mengandung pseudoefedrin) atau pil KB tertentu, diketahui dapat menurunkan suplai ASI secara signifikan. Selalu konsultasikan obat dengan dokter laktasi.
- Nutrisi dan Hidrasi yang Buruk: Meskipun ASI tidak dipengaruhi secara langsung oleh makanan ibu (karena tubuh ibu akan mengambil cadangan nutrisi), dehidrasi parah dan kekurangan kalori yang drastis dapat mempengaruhi volume cairan yang tersedia untuk produksi susu.
Peran Kekosongan Payudara
Payudara bekerja seperti pabrik. Jika gudang (payudara) selalu penuh, sinyal untuk memproduksi lebih banyak akan berhenti. Inilah mengapa pemompaan yang tidak tuntas atau jeda menyusu yang terlalu panjang adalah musuh utama suplai ASI. ASI yang keluar sedikit seringkali berarti payudara belum sepenuhnya dikosongkan pada sesi sebelumnya.
Cara Mengatasi ASI yang Terasa Kering
Untuk mengembalikan volume ASI, fokus harus diletakkan pada stimulasi dan manajemen stres, bukan hanya mencari galactagogue instan.
- Tingkatkan Frekuensi Kontak Kulit ke Kulit (Skin-to-Skin): Ini merangsang pelepasan oksitosin, membuat proses menyusui/memompa lebih lancar.
- Lakukan Power Pumping: Atur jadwal memompa selama satu jam, contoh: Pompa 20 menit, istirahat 10 menit, pompa 10 menit, istirahat 10 menit, pompa 10 menit. Lakukan ini sekali sehari selama beberapa hari.
- Pijat Payudara Saat Menyusui/Memompa: Pijatan lembut ke arah puting selama sesi dapat membantu mengeluarkan lemak susu yang lebih kental dan merangsang aliran lebih lanjut.
- Prioritaskan Tidur dan Hidrasi: Usahakan tidur saat bayi tidur dan minum air putih minimal 3 liter per hari.
- Evaluasi Penyerapan Bayi: Pastikan posisi perlekatan (latch) sudah benar. Perlekatan yang dangkal adalah penyebab umum bayi tidak mendapatkan cukup susu dan stimulasi tidak maksimal.
Kekhawatiran akan ASI yang kering adalah hal yang wajar. Namun, seringkali volume ASI yang tampak sedikit di awal sesi hanyalah refleks awal. Dengan manajemen yang tepat dan konsisten, produksi ASI dapat ditingkatkan kembali.