Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah salah satu instrumen penting dalam sistem evaluasi pendidikan di Indonesia. Dirancang untuk mengukur kemampuan dasar siswa dalam literasi membaca dan literasi matematika, AKM berfokus pada pemahaman konsep, penerapan dalam berbagai situasi, dan penalaran. Bagi siswa kelas 5 SD, AKM menjadi tolok ukur awal yang krusial untuk melihat sejauh mana mereka telah menguasai keterampilan fundamental yang akan menjadi fondasi bagi pembelajaran di jenjang selanjutnya. Literasi, dalam konteks AKM, tidak hanya diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis, tetapi lebih luas mencakup kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan, dan berinteraksi dengan berbagai jenis teks, baik yang bersifat fiksi maupun nonfiksi.
Keterampilan literasi adalah tulang punggung dari seluruh pembelajaran. Siswa kelas 5 yang memiliki literasi membaca yang kuat akan lebih mudah dalam memahami soal-soal AKM, baik yang berkaitan dengan numerasi maupun literasi sains. Mereka mampu mengidentifikasi informasi penting, menarik kesimpulan, dan menghubungkan berbagai ide dalam teks. Sebaliknya, jika literasi membaca siswa masih lemah, mereka akan kesulitan bahkan untuk memahami instruksi soal, apalagi menganalisis dan menjawabnya dengan tepat. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan literasi membaca siswa kelas 5 merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai hasil AKM yang optimal.
Untuk mempersiapkan siswa kelas 5 menghadapi AKM, penting untuk fokus pada beberapa aspek literasi membaca utama:
Sekolah dan orang tua memiliki peran yang sama pentingnya dalam membimbing siswa kelas 5 agar memiliki literasi membaca yang mumpuni. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain:
AKM kelas 5 bukan hanya sekadar penilaian, melainkan sebuah kesempatan untuk mendorong peningkatan kualitas pembelajaran, terutama dalam aspek literasi. Dengan membekali siswa kelas 5 dengan keterampilan literasi yang kuat, kita tidak hanya mempersiapkan mereka untuk menghadapi asesmen, tetapi juga memberdayakan mereka untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat yang mampu menghadapi tantangan di era informasi yang terus berkembang. Kemampuan literasi membaca yang baik akan membuka pintu pengetahuan dan peluang bagi setiap anak Indonesia untuk meraih masa depan yang lebih cerah.