Memahami Keagungan Al-Mutakabbir, Sang Maha Agung

Al-M

Ilustrasi Keagungan Ilahi

Dalam jajaran indah nama-nama terbaik Allah SWT, terdapat nama yang mencerminkan kemuliaan mutlak dan keagungan tak tertandingi, yaitu Al-Mutakabbir. Nama ini merupakan salah satu dari 99 Asmaul Husna, dan memahaminya adalah kunci untuk mengagungkan Dzat yang menciptakan segala sesuatu.

Definisi Al-Mutakabbir

Secara etimologis, kata 'Al-Mutakabbir' (المتكبر) berasal dari akar kata kibr yang berarti keagungan, kesombongan yang terpuji, dan kebesaran. Dalam konteks ketuhanan, Al-Mutakabbir berarti Allah SWT adalah Zat yang Maha Besar, Maha Luhur, dan Maha Tinggi. Keagungan-Nya melampaui segala hal yang dapat dibayangkan atau dibayangkan oleh makhluk-Nya.

Jika sifat kesombongan (takabbur) pada manusia adalah tercela karena menempatkan diri melebihi kedudukannya, maka sifat Al-Mutakabbir pada Allah adalah pujian tertinggi. Ini karena keagungan dan kebesaran-Nya adalah hakikat yang melekat dan sesuai dengan Dzat-Nya yang Maha Sempurna. Tidak ada satu pun yang layak untuk menandingi keagungan-Nya.

Dalil dan Penegasan dalam Al-Qur'an

Keagungan Allah yang termanifestasi dalam nama Al-Mutakabbir seringkali disebutkan bersamaan dengan sifat-sifat-Nya yang lain, seperti Al-’Azhim (Maha Agung) dan Al-Jabbār (Maha Memaksa/Memperbaiki).

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha sejahtera, yang mengaruniakan keamanan, yang Maha memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang Maha Megah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Maha Pencipta, Yang Maha Pembentuk Rupa, bagi-Nya adalah Asmaul Husna. Dia bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Hasyr: 22-24).

Meskipun nama Al-Mutakabbir tidak disebutkan secara eksplisit di ayat tersebut, akar maknanya terangkum dalam sifat Al-Muta'āli (Maha Tinggi) dan keagungan yang melekat pada seluruh nama-Nya. Beberapa ulama tafsir memasukkan Al-Mutakabbir sebagai penekanan bahwa hanya Allah yang berhak menyandang keagungan tanpa batas.

Implikasi Memahami Al-Mutakabbir dalam Kehidupan

Merenungkan nama Al-Mutakabbir memberikan dampak signifikan pada cara seorang Muslim memandang dirinya dan alam semesta. Ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita ambil:

Perbedaan antara Keagungan Ilahi dan Kesombongan Manusia

Penting untuk membedakan. Kesombongan (takabbur) pada manusia adalah sifat tercela yang muncul dari rasa superioritas yang palsu, seringkali didasari oleh kekayaan, jabatan, atau kecantikan sementara. Manusia yang sombong merasa dirinya lebih baik dari yang lain, padahal ia diciptakan dari setetes air hina.

Sebaliknya, Al-Mutakabbir adalah manifestasi kebenaran. Keagungan-Nya adalah hakikat, bukan klaim. Semua keagungan ciptaan adalah pinjaman dan refleksi kecil dari keagungan-Nya yang tak terbatas. Ketika seorang hamba merenungkan nama ini, yang timbul adalah rasa takzim dan kekaguman yang mendalam.

Penutup

Nama Al-Mutakabbir mengajak kita untuk selalu melihat ke atas, menyadari bahwa di atas segala hiruk pikuk dunia, ada Zat Yang Mahabesar yang mengendalikan segala takdir. Dengan mengingat dan mengamalkan makna nama ini, hati kita akan terdorong untuk lebih rendah hati di hadapan-Nya, dan lebih percaya diri dalam menghadapi makhluk-Nya, karena kita bersandar pada Kekuatan Yang Maha Agung. Memanggil dan memahami Asmaul Husna adalah ibadah yang meninggikan derajat spiritual kita.

🏠 Homepage