Bulan Dzulhijjah membawa aura spiritual yang luar biasa bagi umat Islam di seluruh dunia. Di antara hari-hari mulia di bulan ini, terdapat dua hari penting yang sangat dianjurkan untuk diisi dengan ibadah dan ketaatan, yaitu Hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan Hari Arafah (9 Dzulhijjah). Kedua hari ini merupakan prelude menuju puncak ibadah haji, namun keberkahannya juga dapat dirasakan oleh mereka yang tidak sedang melaksanakan haji.
Memahami Hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
Hari Tarwiyah adalah hari kedelapan bulan Dzulhijjah. Nama 'Tarwiyah' berasal dari kata Arab yang berarti 'memberi minum' atau 'memikirkan kembali'. Pada masa lampau, jamaah haji akan bersiap dan memastikan bekal air mereka tercukupi sebelum menuju Arafah. Meskipun kini perjalanan lebih mudah, semangat untuk mempersiapkan diri secara spiritual tetap relevan.
Amalan Sunnah di Hari Tarwiyah:
- Niat Ihram (bagi yang berhaji): Bagi jamaah haji, ini adalah hari untuk mulai meniatkan ihram dan bergerak menuju Mina.
- Puasa Sunnah: Meskipun tidak sekuat puasa Arafah, berpuasa pada hari Tarwiyah adalah sunnah yang sangat dianjurkan bagi yang tidak berhaji, sebagai pemanasan spiritual.
- Memperbanyak Dzikir dan Doa: Mengisi hari ini dengan mengingat Allah (dzikir) dan memohon ampunan serta rahmat-Nya.
- Meningkatkan Ketaatan: Memperbanyak shalat sunnah, membaca Al-Qur'an, dan introspeksi diri.
Keistimewaan Hari Arafah (9 Dzulhijjah)
Hari Arafah adalah puncak dari rangkaian ibadah haji. Bagi jamaah haji, wukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling utama. Bagi umat Islam secara umum (non-haji), hari ini adalah kesempatan emas untuk meraih penghapusan dosa dua tahun—tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.
Rasulullah ﷺ bersabda mengenai keutamaan hari Arafah: “Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hambanya dari neraka sebanyak hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah turun mendekati mereka, lalu Dia membanggakan mereka kepada para malaikat, seraya berfirman: ‘Apa yang mereka kehendaki (oleh hamba-hamba-Ku itu)?’” (Hadits Riwayat Muslim).
Amalan Utama di Hari Arafah:
Fokus utama pada hari Arafah, baik bagi yang berhaji maupun yang tidak, adalah doa dan permohonan ampun.
- Puasa Arafah: Ini adalah amalan paling populer bagi non-haji. Puasa ini memiliki keutamaan luar biasa yaitu menghapus dosa dua tahun sebelumnya. Ini adalah kesempatan terbesar untuk penebusan dosa sebelum Idul Adha tiba.
- Memperbanyak Doa (Berdoa di Padang Arafah): Bagi jamaah haji, seluruh waktu setelah Dzuhur hingga Maghrib dihabiskan untuk berwukuf (diam) sambil berdoa. Bagi yang tidak haji, momen ini harus dimaksimalkan untuk berdoa setelah shalat Ashar hingga Maghrib, meniru semangat jamaah di Arafah.
- Dzikir Akbar: Mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallaah Wahdahu Laa Syariikalah, Lahul Mulku Wa Lahul Hamdu Wa Huwa ‘Alaa Kulli Syai’in Qadiir sebanyak-banyaknya, seperti yang diajarkan Rasulullah ﷺ.
- Istighfar dan Taubat Sungguh-sungguh: Hari Arafah adalah hari penundukan diri penuh di hadapan Allah. Segera tinggalkan maksiat dan perkuat niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Menghidupkan Hari Tarwiyah dan Arafah dengan amalan-amalan sunnah ini adalah cara kita untuk turut merasakan keberkahan spiritual dari ibadah haji, sekaligus membersihkan diri dari noda-noda masa lalu. Manfaatkan momentum ini sebaik mungkin sebelum datangnya Hari Raya Idul Adha.