Fenomena sosial yang telah mengakar kuat di masyarakat Indonesia, yaitu arisan, kini menemukan evolusi menarik di era digital. Salah satu platform yang semakin populer sebagai tempat penyelenggaraan arisan di Shopee adalah marketplace raksasa, Shopee. Pergeseran dari arisan konvensional yang mengharuskan pertemuan fisik menjadi versi daring menawarkan fleksibilitas dan kemudahan yang sulit ditolak.
Bukan tanpa alasan mengapa banyak grup memutuskan untuk memindahkan kegiatan rutin mereka ke lingkungan Shopee. Alasan utamanya terletak pada infrastruktur dan kepercayaan yang sudah terbangun. Shopee, sebagai platform e-commerce terkemuka, menyediakan sistem pembayaran yang aman dan terintegrasi. Ketika uang arisan dikumpulkan, keamanan dana menjadi prioritas utama. Penggunaan fitur pembayaran ShopeePay atau transfer antar rekening yang tercatat jelas di dalam aplikasi memberikan transparansi yang lebih baik dibandingkan sistem tunai tradisional.
Selain keamanan, kemudahan administrasi adalah daya tarik besar. Banyak grup arisan kini mengintegrasikan pencairan dana dengan pembelian barang. Misalnya, saat giliran salah satu anggota mendapatkan kocokan, anggota tersebut dapat langsung menggunakannya untuk membeli produk impiannya di Shopee. Hal ini menghilangkan kerumitan fisik saat menyerahkan uang tunai dan memastikan dana langsung termanfaatkan.
Secara umum, penyelenggaraan arisan di Shopee tidak selalu berarti menggunakan fitur khusus arisan (karena Shopee belum menyediakan fitur arisan formal layaknya beberapa platform lain). Sebaliknya, komunitas pintar ini memanfaatkan kombinasi fitur yang sudah ada:
Pemanfaatan ekosistem Shopee memungkinkan anggota untuk mengombinasikan dana arisan mereka dengan berbagai promo, gratis ongkir, atau koin Shopee yang dimiliki, sehingga nilai riil dari uang yang didapat menjadi lebih besar.
Tentu saja, setiap inovasi membawa tantangan. Tantangan terbesar dalam arisan di Shopee adalah menjaga kepercayaan antar anggota, terutama karena proses pengocokan dan penyerahan dana seringkali dilakukan secara terpisah dari fitur utama belanja. Jika salah satu anggota menghilang atau gagal membayar, proses penagihan secara digital bisa lebih rumit dibandingkan secara tatap muka.
Solusinya terletak pada kesepakatan awal yang ketat. Penetapan admin atau bendahara yang kredibel, serta adanya denda yang jelas bagi anggota yang telat membayar, sangat krusial. Selain itu, beberapa grup yang lebih besar mulai menjajaki sistem pencatatan iuran menggunakan fitur chat di aplikasi Shopee sebagai bukti komunikasi transaksi, meskipun ini masih bersifat informal.
Popularitas arisan di Shopee menunjukkan bahwa masyarakat modern mencari cara yang lebih efisien untuk melakukan kegiatan sosial tradisional. Jika Shopee atau kompetitornya di masa depan memutuskan untuk mengintegrasikan fitur arisan resmi—lengkap dengan escrow service (dana ditahan platform hingga periode tertentu) dan sistem pengundian yang diverifikasi—potensi pertumbuhan arisan digital akan semakin masif. Untuk saat ini, kecerdasan kolektif komunitas lah yang terus mendorong model arisan digital ini tetap hidup dan berkembang di tengah kemudahan belanja online.
Ini adalah perpaduan sempurna antara tradisi gotong royong dengan efisiensi teknologi abad ke-21.