Dalam dekade terakhir, konsep arisan mengalami evolusi signifikan, khususnya di kalangan masyarakat urban dan digital. Salah satu istilah yang belakangan mencuri perhatian adalah "Arisan Lesti". Istilah ini, yang seringkali merujuk pada kegiatan arisan dengan gaya atau semangat tertentu yang terinspirasi dari figur publik populer bernama Lesti Kejora, melambangkan tren baru dalam pertemuan sosial. Arisan bukan lagi hanya tentang mengumpulkan uang secara periodik, tetapi telah bertransformasi menjadi ajang pamer gaya hidup, silaturahmi yang lebih intens, dan bahkan menjadi platform jejaring sosial informal yang kuat.
Arisan Lesti, dalam konteks tren ini, sering diasosiasikan dengan kemewahan yang terjangkau, penampilan yang modis, dan suasana yang penuh kehangatan khas kekeluargaan meskipun diadakan dengan standar yang lebih tinggi. Anggota arisan cenderung tidak hanya berbagi hasil undian, tetapi juga berbagi cerita, tips bisnis, hingga saling mendukung dalam karier masing-masing. Ini menunjukkan bagaimana aktivitas tradisional dapat beradaptasi dan menyerap nilai-nilai kontemporer.
Keberhasilan konsep seperti Arisan Lesti terletak pada kemampuannya mengatasi dua kebutuhan mendasar manusia: kebutuhan finansial dan kebutuhan sosial. Secara finansial, arisan menyediakan mekanisme menabung kolektif yang fleksibel tanpa harus bergantung pada sistem perbankan formal, terutama bagi mereka yang kesulitan disiplin menabung. Di sisi lain, kebutuhan sosial terpenuhi melalui rutinitas pertemuan yang terstruktur. Jika arisan lama fokus pada 'siram-siram' (acara yang menampilkan kemewahan), arisan modern seringkali menekankan pada 'sharing' dan 'support system'.
Bagi para pelaku UMKM, arisan seringkali menjadi sumber perputaran modal awal yang vital. Para anggota yang memenangkan arisan dapat menggunakan dana tersebut untuk mengembangkan usaha kecil mereka, sementara yang lain mendapatkan ide bisnis baru dari presentasi atau obrolan santai saat pertemuan. Popularitas tren ini juga didorong oleh media sosial, di mana setiap momen arisan—mulai dari tema busana hingga hidangan yang disajikan—dapat menjadi konten menarik, yang secara tidak langsung meningkatkan citra dan daya tarik kegiatan tersebut.
Salah satu ciri khas yang sering dikaitkan dengan arisan yang sedang viral adalah adanya tema atau dress code yang ketat, yang seringkali mengacu pada gaya selebritas tertentu—dalam hal ini, figur yang identik dengan Lesti. Hal ini mendorong anggota untuk lebih kreatif dalam berpenampilan, mengubah pertemuan bulanan menjadi semacam 'catwalk' informal. Namun, penting untuk diingat bahwa di balik gemerlap penampilan, fondasi utama arisan tetaplah kepercayaan. Tanpa adanya integritas dan komitmen dari setiap anggota, arisan sebesar apapun nilainya akan runtuh.
Para penyelenggara arisan kini semakin profesional dalam membuat aturan main, mencakup mekanisme penggantian anggota yang mundur, denda keterlambatan, hingga pembukuan yang transparan. Transparansi ini sangat penting untuk menjaga harmoni, apalagi ketika nominal yang diputar semakin besar. Dengan demikian, Arisan Lesti, atau variasi arisan modern lainnya, membuktikan bahwa tradisi lama dapat tetap relevan dan bahkan berkembang pesat asalkan mampu mengadopsi dinamika sosial dan teknologi zaman sekarang, menjadikannya sebuah instrumen sosial-ekonomi yang efektif.