Thawaf merupakan salah satu rukun utama dalam ibadah Haji dan Umrah, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali putaran. Agar ibadah ini diterima dan sah, terdapat beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi, salah satunya adalah memperhatikan arah thawaf dengan benar. Kesalahan dalam menentukan arah putaran dapat membatalkan atau setidaknya mengurangi kesempurnaan ibadah yang dilakukan.
Arah thawaf memiliki landasan syar'i yang jelas berdasarkan tuntunan Nabi Muhammad SAW. Thawaf adalah ritual meniru malaikat yang mengelilingi 'Baitul Ma'mur' di langit, dan harus dilakukan dengan tata cara yang ditetapkan. Kesalahan fundamental yang sering terjadi adalah melakukan putaran searah jarum jam (seperti jam biasa), padahal arah yang benar adalah berlawanan dengan arah jarum jam.
Secara teknis, titik awal resmi thawaf adalah dari sejajar dengan Hajar Aswad (Batu Hitam). Ketika seseorang memulai dari titik ini, putaran selanjutnya harus terus membawa Ka'bah berada di sisi kiri tubuhnya. Jika Ka'bah berada di sebelah kanan, maka putaran tersebut batal dan harus diulang.
Ka'bah berada di tengah, dan jamaah harus mengelilinginya dalam lintasan melingkar. Berikut adalah poin-poin krusial mengenai arahnya:
Dalam banyak ritual ibadah dalam Islam, terdapat kecenderungan menggunakan sisi kanan (misalnya dalam memakai sandal atau memasuki masjid), namun dalam konteks thawaf, prinsipnya berbeda. Para ulama menjelaskan bahwa arah berlawanan jarum jam ini adalah tanda kepatuhan mutlak terhadap tata cara yang telah ditetapkan oleh syariat, bukan berdasarkan logika fisik atau ilmiah tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa ibadah adalah bentuk peribadatan murni yang mengikuti wahyu.
Selain itu, mengelilingi sesuatu berlawanan arah jarum jam secara universal sering dikaitkan dengan konsep kosmik atau spiritual dalam berbagai tradisi, meski dalam Islam, alasannya tetap berakar pada ketetapan Ilahi.
Jika seseorang secara tidak sengaja atau karena ketidaktahuan melakukan thawaf searah jarum jam, hukumannya cukup serius. Mayoritas ulama sepakat bahwa:
Oleh karena itu, sangat disarankan bagi setiap calon jamaah untuk mempelajari secara mendalam mengenai tata cara thawaf, termasuk memperhatikan baik-baik arah thawaf saat berada di Masjidil Haram. Manfaatkan waktu sebelum memulai untuk mengamati bagaimana jamaah lain bergerak, atau ikuti rombongan yang terorganisir.
Di tengah kerumunan besar, menjaga konsentrasi dan arah bisa menjadi tantangan. Berikut beberapa tips:
Memahami dan mematuhi arah thawaf adalah kunci untuk menyempurnakan ibadah Anda di Baitullah. Semoga setiap putaran diterima sebagai ibadah yang tulus di sisi Allah SWT.