Dalam dunia perkumpulan sosial berbasis pengumpulan dana di Indonesia, istilah "arisan" sudah sangat familiar. Namun, ada variasi tertentu yang sering menimbulkan keingintahuan sekaligus kekhawatiran, yaitu arisan tembak. Meskipun terdengar sedikit agresif, konsep ini sejatinya adalah mekanisme pengocokan atau penentuan pemenang arisan yang dilakukan secara cepat atau 'ditembak' pada pertemuan awal, berbeda dengan arisan konvensional yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan hingga semua anggota mendapatkan giliran.
Apa Itu Arisan Tembak?
Arisan tembak merujuk pada sebuah sistem di mana seluruh dana yang terkumpul di awal pertemuan langsung dibagikan kepada satu atau beberapa anggota yang terpilih secara acak pada saat itu juga. Dalam sistem arisan biasa, setiap bulan satu orang mendapat uang, dan proses ini berlanjut sampai semua anggota mendapat bagian. Pada arisan tembak, penentuan nasib ini dilakukan di muka. Misalnya, dalam arisan 10 orang dengan iuran Rp1 juta per bulan, total dana terkumpul saat pertemuan pertama adalah Rp10 juta. Dalam arisan tembak, Rp10 juta tersebut langsung 'ditembakkan' atau diberikan kepada pemenang yang terpilih saat itu juga.
Keuntungan Mengikuti Arisan Tembak
Keuntungan utama dari arisan tembak terletak pada kecepatan likuiditas dana. Bagi anggota yang sangat membutuhkan modal besar dalam waktu singkat—misalnya untuk keperluan darurat, pembelian aset mendesak, atau memulai usaha—arisan jenis ini menawarkan solusi cepat tanpa perlu menunggu antrean bulanan. Ini menghilangkan risiko bahwa kebutuhan mendesak datang ketika giliran mereka masih jauh di depan. Selain itu, karena sifatnya yang instan, arisan tembak sering kali memicu semangat partisipasi yang tinggi di awal, sebab semua orang tahu bahwa kesempatan mendapat dana besar ada di tangan mereka saat itu juga.
Risiko yang Harus Dipertimbangkan
Namun, di balik kecepatan itu, arisan tembak membawa risiko yang jauh lebih besar dibandingkan arisan konvensional. Risiko terbesarnya adalah ketidakpastian bagi mayoritas anggota. Jika arisan memiliki 10 orang, 9 di antaranya harus menunggu hingga pertemuan berikutnya (jika sistemnya diulang) atau tidak mendapat apa-apa sama sekali jika arisan hanya dilakukan sekali. Ini menciptakan jurang pemisah antara pemenang tunggal dan sisanya.
Selain risiko ketidakpastian hasil, penting juga untuk membahas bagaimana jika pemenang yang terpilih di awal kemudian tidak dapat membayar iuran di periode berikutnya. Dalam arisan tembak yang diselenggarakan sebagai satu putaran besar, hal ini mungkin tidak terlalu relevan. Namun, jika arisan tembak ini adalah model yang dijalankan berkali-kali dengan pembentukan pemenang baru setiap saat, integritas sistem sangat bergantung pada kedisiplinan pembayaran setiap anggota.
Perbedaan Mendasar dengan Arisan Biasa
Perbedaan paling signifikan adalah alokasi waktu. Arisan biasa membangun ikatan sosial dan memberikan manfaat finansial secara bertahap dan merata. Ini cocok untuk perencanaan keuangan jangka menengah yang terstruktur. Sementara itu, arisan tembak adalah alat likuiditas cepat yang berisiko tinggi, cocok bagi mereka yang bersedia mengambil risiko besar demi potensi keuntungan besar segera. Karena sifatnya yang mendadak, ikatan emosional dalam arisan tembak sering kali lebih berfokus pada urusan finansial semata, dibandingkan dengan kedekatan sosial yang dibangun dari waktu ke waktu dalam arisan reguler.
Kesimpulannya, arisan tembak adalah sebuah inovasi dalam mekanisme pengocokan dana arisan yang menawarkan kecepatan akses modal. Ia sangat menguntungkan bagi yang beruntung memenangkan undian di awal, namun membawa ketidakpastian finansial bagi yang tidak terpilih. Partisipasi dalam format ini memerlukan kesepakatan yang sangat jelas, pemahaman penuh akan risikonya, dan tingkat kepercayaan yang tinggi antar sesama anggota kelompok. Pemilihan jenis arisan harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan toleransi risiko setiap individu yang terlibat.