Asmaul Husna adalah 99 nama indah Allah SWT yang mencerminkan kesempurnaan sifat dan keagungan-Nya. Di antara nama-nama agung tersebut, terdapat nama Al Majid (المَجِيدُ). Memahami arti dari nama ini bukan sekadar menambah kosakata keagamaan, melainkan memperdalam kesadaran akan betapa mulia dan agungnya Sang Pencipta alam semesta.
Secara etimologi, kata "Al Majid" berasal dari akar kata Arab yang berarti kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kebesaran yang terpancar secara inheren. Ketika Allah dinamai dengan Al Majid, ini menunjukkan bahwa Allah adalah Zat yang memiliki kemuliaan tertinggi dan paling sempurna dalam segala aspek keberadaan-Nya.
Beberapa ulama tafsir menjelaskan bahwa Al Majid mencakup dua dimensi utama:
Dalam Asmaul Husna, seringkali muncul nama-nama yang tampak mirip, namun memiliki nuansa makna yang berbeda. Membedakan Al Majid dengan nama lain membantu kita lebih presisi dalam memahami keagungan-Nya.
Al 'Azhim (Yang Maha Agung) lebih menekankan pada kebesaran, kekuasaan, dan kekuatan yang tak terbatas. Sementara itu, Al Majid (Yang Maha Mulia) lebih menekankan pada kemuliaan yang terpancar dari sifat-sifat-Nya yang luhur dan terhormat. Kebesaran ('Azhim) adalah fondasinya, sementara kemuliaan (Majid) adalah manifestasi keindahan dari kebesaran tersebut.
Al Karim (Yang Maha Pemurah) merujuk pada kedermawanan dan kemurahan hati Allah dalam memberikan rezeki dan ampunan. Meskipun Al Majid juga mencakup kemurahan, fokus utama Al Majid adalah pada keagungan hakiki yang membuat kemurahan-Nya menjadi sangat bernilai dan mulia. Kedermawanan Allah yang Maha Mulia jauh melampaui kedermawanan yang biasa kita lihat di dunia.
Mengimani bahwa Allah adalah Al Majid membawa dampak signifikan pada cara seorang Muslim beribadah dan menjalani hidup. Ketika kita menyadari bahwa Tuhan kita adalah Yang Maha Mulia, hal ini mendorong kita untuk:
Dalam Al-Qur'an, nama Al Majid seringkali digandengkan dengan sifat lain untuk menegaskan keagungan-Nya. Nama ini adalah pengingat abadi bahwa hanya Allah satu-satunya Zat yang layak menerima puncak penghormatan dan pemujaan. Kemuliaan-Nya tidak terikat oleh ruang dan waktu, dan tidak pula memerlukan validasi dari makhluk mana pun. Allah adalah Al Majid, Yang Agung dan Mulia dari segala sisi.
Dengan merenungkan Al Majid, hati seorang mukmin akan dipenuhi rasa hormat yang mendalam, memotivasi jiwa untuk selalu berjuang mencapai kesempurnaan akhlak sebagai refleksi dari kemuliaan yang disembahnya.