Ilustrasi: Representasi biner 1010 setara dengan angka desimal 10.
Ketika kita berbicara tentang kalkulator, entah itu yang sederhana di ponsel kita atau mesin komputasi yang canggih, di balik layar operasi yang kita lihat terdapat sebuah fondasi matematis yang fundamental. Salah satu konsep paling penting yang memungkinkan kalkulator berfungsi adalah penggunaan sistem bilangan biner, yang sering disebut sebagai asas 2. Berbeda dengan sistem desimal yang kita gunakan sehari-hari (asas 10), sistem biner hanya menggunakan dua digit: 0 dan 1.
Kalkulator dan komputer pada dasarnya bekerja dengan menggunakan komponen elektronik yang dapat berada dalam dua kondisi: ada arus listrik atau tidak ada arus listrik. Kondisi ini sangat mudah diwakili oleh dua nilai biner: 1 (ada arus, atau "ON") dan 0 (tidak ada arus, atau "OFF"). Seluruh informasi digital, mulai dari angka, huruf, gambar, hingga video, pada akhirnya direpresentasikan dalam kombinasi panjang dari angka 0 dan 1 ini. Inilah inti dari mengapa asas 2 menjadi bahasa universal bagi mesin.
Dalam sistem desimal (asas 10), setiap posisi digit memiliki nilai tempat yang merupakan perpangkatan dari 10. Misalnya, angka 123 berarti (1 x 10^2) + (2 x 10^1) + (3 x 10^0) = 100 + 20 + 3 = 123.
Dalam sistem biner (asas 2), setiap posisi digit memiliki nilai tempat yang merupakan perpangkatan dari 2. Mari kita lihat contoh representasi biner:
Setiap digit dalam sistem biner disebut bit. Sekumpulan 8 bit disebut byte, dan ini adalah unit dasar untuk menyimpan dan memproses informasi digital. Semakin banyak bit yang digunakan, semakin besar angka atau nilai yang dapat direpresentasikan.
Kalkulator melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Di tingkat biner, operasi ini dilakukan menggunakan gerbang logika yang sangat mendasar. Misalnya, penjumlahan biner mengikuti aturan sederhana:
Proses ini dikenal sebagai penjumlahan biner dengan membawa. Meskipun terlihat sederhana, kombinasi dari banyak operasi penjumlahan biner inilah yang memungkinkan kalkulator melakukan perhitungan kompleks. Processor dalam kalkulator modern menggunakan sirkuit terpadu yang sangat efisien yang mampu menjalankan jutaan operasi biner per detik.
Kalkulator menerima input dalam bentuk desimal dari pengguna. Oleh karena itu, kalkulator harus mampu mengonversi angka desimal yang kita masukkan ke dalam representasi biner untuk diproses oleh sirkuitnya. Setelah perhitungan selesai, hasilnya kemudian dikonversi kembali dari biner ke desimal agar dapat ditampilkan kepada pengguna dalam format yang kita pahami.
Proses konversi ini melibatkan algoritma matematika tertentu. Sebagai contoh, untuk mengonversi angka desimal ke biner, kita bisa menggunakan metode pembagian berulang dengan 2 dan mencatat sisa baginya. Untuk mengonversi biner ke desimal, kita menggunakan metode menjumlahkan nilai tempat yang sesuai dengan bit bernilai 1.
Bagi para programmer, pemahaman tentang asas 2 dan sistem biner sangatlah krusial. Banyak bahasa pemrograman memungkinkan pengembang untuk bekerja langsung dengan representasi biner atau memanipulasi bit-bit data. Pengetahuan ini sangat berguna dalam optimasi kode, penanganan memori, enkripsi, dan berbagai tugas komputasi tingkat rendah lainnya.
Misalnya, dalam bahasa pemrograman seperti C++, Anda bisa menulis:
Meskipun sebagian besar pengguna kalkulator tidak perlu memikirkan detail ini, memahami asas 2 memberikan apresiasi yang lebih dalam terhadap kecanggihan teknologi yang kita gunakan setiap hari. Setiap kali Anda menekan tombol pada kalkulator dan mendapatkan jawaban yang benar, ingatlah bahwa di baliknya ada dunia sistem biner yang bekerja tanpa henti.