Struktur visual molekul aseton.
Aseton kimia, atau secara sistematis dikenal sebagai propanon, adalah senyawa organik yang paling sederhana dari golongan keton. Rumus kimianya adalah $\text{C}_3\text{H}_6\text{O}$, atau sering ditulis $\text{CH}_3\text{COCH}_3$. Senyawa ini dikenal luas karena sifatnya yang mudah menguap, tidak berwarna, serta memiliki bau yang khas dan tajam, seringkali sedikit manis jika dihirup dalam konsentrasi rendah. Dalam dunia industri dan laboratorium, aseton merupakan pelarut organik yang sangat penting dan serbaguna.
Secara struktural, aseton terdiri dari gugus karbonil ($\text{C=O}$) yang terikat pada dua gugus metil ($\text{CH}_3$). Ikatan rangkap karbon-oksigen inilah yang memberinya reaktivitas kimia yang unik dan kemampuan luar biasa sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat non-polar dan semi-polar. Aseton merupakan cairan yang larut sempurna dalam air (mischible) dan banyak pelarut organik lainnya seperti etanol dan eter.
Secara historis, aseton diproduksi melalui destilasi kering (pirolisis) alkohol. Namun, metode modern didominasi oleh proses kimia sintetik skala besar. Metode produksi komersial yang paling dominan saat ini adalah proses Kumen (atau proses Hock), yang juga menghasilkan fenol sebagai produk sampingan yang bernilai tinggi.
Dalam proses Kumen, benzena dan propilena direaksikan untuk menghasilkan kumen (isopropilbenzena). Kumen kemudian dioksidasi oleh udara menjadi kumen hidroperoksida. Langkah kunci berikutnya adalah pemecahan asam dari kumen hidroperoksida, yang menghasilkan dua produk utama: fenol dan aseton. Efisiensi dan ketersediaan bahan baku membuat proses ini menjadi tulang punggung produksi aseton global. Metode lain, meskipun kurang umum, termasuk dehidrogenasi isopropil alkohol.
Karena daya larutnya yang kuat, aplikasi aseton kimia sangat beragam di berbagai sektor.
Ini adalah fungsi utama aseton. Ia digunakan untuk melarutkan resin, plastik, perekat, cat kuku (penghapus kuteks), pernis, dan pernis tertentu. Dalam industri farmasi, aseton digunakan selama proses pembuatan obat-obatan dan sebagai agen pembersih peralatan. Kemampuannya membersihkan residu lem atau cat menjadikannya pilihan populer bagi rumah tangga dan bengkel.
Aseton adalah prekursor penting dalam sintesis senyawa kimia lainnya. Misalnya, ia digunakan dalam pembuatan Bisphenol A (BPA), yang merupakan bahan baku utama untuk pembuatan plastik polikarbonat dan resin epoksi. Selain itu, aseton juga digunakan dalam produksi metil metakrilat (MMA), bahan dasar pembuatan akrilik (Plexiglas).
Dalam industri tekstil, aseton membantu dalam proses pencelupan dan penyelesaian kain. Di bidang kedokteran gigi, ia digunakan dalam formulasi beberapa bahan pengisi gigi. Karena sifatnya yang mudah menguap dan tidak meninggalkan residu, ia juga sering digunakan untuk membersihkan instrumen bedah sensitif.
Meskipun sangat berguna, penanganan aseton kimia memerlukan kehati-hatian karena sifatnya yang mudah terbakar dan potensi efek kesehatannya. Aseton diklasifikasikan sebagai cairan yang sangat mudah terbakar (flammable). Uapnya lebih berat daripada udara dan dapat menyebar ke sumber api yang jauh, menyebabkan nyala balik (flashback). Oleh karena itu, penyimpanan harus dilakukan di tempat yang sejuk, berventilasi baik, jauh dari sumber panas, percikan api, atau nyala terbuka.
Dari segi kesehatan, paparan uap aseton dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Paparan berlebihan juga dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat, pusing, atau sakit kepala. Kontak kulit yang berkepanjangan dapat menghilangkan minyak alami kulit, menyebabkan kekeringan dan dermatitis. Penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan tahan bahan kimia dan pelindung mata sangat disarankan saat menangani aseton dalam jumlah signifikan.