Representasi visual bahaya
Aseton Peroksida, atau yang lebih dikenal dengan singkatan TATP (Triacetone Triperoxide), adalah senyawa kimia organik yang terkenal karena sifatnya sebagai bahan peledak primer yang sangat sensitif dan kuat. Meskipun sintesisnya relatif mudah—hanya memerlukan bahan kimia rumah tangga umum seperti aseton, hidrogen peroksida, dan katalis asam—risiko yang ditimbulkannya jauh melampaui kemudahannya untuk dibuat. Senyawa ini sering menjadi sorotan dalam laporan keamanan nasional karena penyalahgunaannya dalam upaya terorisme.
Secara struktural, Aseton Peroksida memiliki rumus molekul $\text{C}_9\text{H}_{18}\text{O}_6$. Ia berbentuk kristal putih yang tidak berbau dan memiliki volatilitas yang tinggi. Namun, properti yang paling mendefinisikan TATP adalah ketidakstabilannya yang ekstrem. Berbeda dengan banyak bahan peledak lainnya, TATP tidak mengandung gugus nitro, menjadikannya "bahan peledak organik" murni.
Ketidakstabilannya berasal dari ikatan peroksida (-O-O-) yang lemah di dalam molekulnya. Ikatan ini mudah putus, bahkan dengan sedikit energi aktivasi. Energi aktivasi yang rendah ini berarti TATP dapat meledak karena berbagai rangsangan yang sepele, termasuk:
Karena sensitivitasnya yang tinggi terhadap hampir semua bentuk energi, TATP diklasifikasikan sebagai bahan peledak primer. Bahan peledak primer digunakan untuk memicu bahan peledak sekunder (yang lebih stabil), tetapi TATP sendiri sudah cukup sensitif untuk meledak tanpa detonator eksternal dalam kondisi tertentu.
Proses pembuatan TATP melibatkan reaksi aseton dengan hidrogen peroksida di hadapan katalis asam kuat (seperti asam sulfat atau asam klorida). Meskipun bahan-bahan dasarnya mudah didapatkan, proses ini harus dilakukan pada suhu yang sangat rendah dan terkontrol ketat. Jika kontrol suhu gagal, atau jika konsentrasi reaktan terlalu tinggi, reaksi eksotermik dapat lepas kendali dengan cepat, menyebabkan dekomposisi eksplosif sebelum kristalisasi selesai.
Banyak insiden yang melibatkan TATP terjadi bukan saat penggunaannya, melainkan selama proses sintesis atau penanganan pasca-produksi. Kristal TATP yang terbentuk dapat menempel pada wadah, dan pengeringan yang tidak sempurna dapat meninggalkan residu asam yang terus mengkatalisis dekomposisi secara internal.
Karena sifatnya yang mudah meledak tanpa tanda peringatan visual, identifikasi TATP di lapangan sangat sulit dilakukan oleh personel non-ahli. Para ahli penjinak bom (EOD) harus mendekati bahan ini dengan sangat hati-hati, seringkali menggunakan metode penanganan jarak jauh untuk menghindari inisiasi ledakan.
Penyimpanan TATP juga menjadi tantangan besar. Tidak ada metode penyimpanan yang benar-benar aman untuk jangka panjang karena degradasi alami akan terjadi. Metode yang disarankan (walaupun jarang dilakukan secara legal) adalah menyimpannya dalam larutan dingin dengan stabilisator, atau menenggelamkannya dalam pelarut non-reaktif. Namun, pelarut dapat menguap seiring waktu, mengembalikan kristal TATP murni ke dalam keadaan berbahaya.
Aseton Peroksida adalah contoh klasik dari senyawa kimia yang memiliki kesenjangan besar antara kemudahan akses bahan baku dan bahaya ekstrem produk akhirnya. Dalam konteks keamanan publik dan sains forensik, pemahaman mendalam mengenai sifat-sifat TATP sangat penting untuk mitigasi risiko dan pencegahan insiden. Penting untuk ditekankan kembali bahwa segala upaya untuk membuat, memindahkan, atau menyimpan senyawa ini tanpa pelatihan, izin, dan fasilitas yang tepat adalah tindakan yang sangat berbahaya dan berpotensi mematikan.