Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi paling sempurna yang diciptakan untuk bayi. WHO dan berbagai organisasi kesehatan merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. ASI eksklusif berarti bayi hanya menerima ASI, tanpa tambahan cairan lain seperti air putih, teh, atau susu formula, kecuali atas indikasi medis yang jelas. Konsep "ASI 5" sering kali merujuk pada berbagai aspek penting dalam perjalanan menyusui, yang jika dijalankan dengan baik, akan memberikan manfaat optimal bagi tumbuh kembang anak.
Keunggulan ASI tidak hanya terletak pada kandungan gizinya yang mudah dicerna dan lengkap—mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral—tetapi juga pada faktor imunologisnya. ASI mengandung antibodi yang melindungi bayi dari berbagai infeksi seperti diare, pneumonia, dan infeksi telinga, yang sangat krusial pada usia dini ketika sistem kekebalan tubuh bayi masih berkembang.
Meskipun fokusnya adalah ASI Eksklusif hingga 6 bulan, perjalanan menyusui seringkali melibatkan lima tantangan atau area fokus utama yang perlu diperhatikan ibu agar prosesnya berjalan lancar. Kita bisa menganggap ini sebagai "5 Pilar ASI":
Prinsip utama dalam produksi ASI adalah 'supply and demand' (penawaran dan permintaan). Semakin sering dan efektif payudara dikosongkan, semakin banyak ASI yang akan diproduksi tubuh. Pada masa-masa awal, pemompaan (pumping) setelah menyusui juga dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan stimulasi dan membangun stok ASI jika diperlukan.
Asupan nutrisi ibu juga tidak boleh diabaikan. Meskipun ASI tidak membutuhkan diet khusus yang ekstrem, ibu menyusui perlu mengonsumsi kalori ekstra sekitar 400-500 kkal per hari dan memastikan kecukupan cairan. Fokus pada makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi, kalsium, dan asam lemak esensial (seperti Omega-3) akan mendukung kualitas nutrisi ASI.
Setelah bayi mencapai usia enam bulan, ASI Eksklusif berakhir, namun ASI tetap menjadi komponen nutrisi utama hingga usia dua tahun atau lebih. Pada tahap ini, ASI harus didampingi dengan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang padat gizi. Penting untuk diingat bahwa pada usia ini, meskipun bayi mulai makan makanan padat, ASI masih memberikan perlindungan imunologis dan nutrisi penting yang tidak dapat digantikan sepenuhnya oleh makanan lain.
Melanjutkan menyusui sambil memperkenalkan MPASI adalah praktik yang sangat dianjurkan. Ini membantu transisi rasa, mempertahankan ikatan emosional, dan memastikan bayi tetap mendapatkan kekebalan tubuh optimal sementara sistem pencernaannya beradaptasi dengan makanan baru. Konsistensi dan kesabaran adalah kunci dalam fase transisi ini, memastikan ASI tetap menjadi bagian integral dari asupan hariannya.