Keputusan untuk menyusui merupakan perjalanan penuh cinta dan komitmen bagi setiap ibu. Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul di benak para ibu baru adalah mengenai durasi ideal pemberian Air Susu Ibu (ASI). Jawaban atas pertanyaan asi berapa lama ini tidak tunggal, namun didasarkan pada rekomendasi kesehatan global dan kebutuhan unik setiap bayi.
Rekomendasi Resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) secara konsisten merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. ASI eksklusif berarti bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan cairan lain (termasuk air putih) atau makanan padat lainnya, kecuali obat-obatan atau suplemen yang diresepkan dokter.
Mengapa enam bulan? Karena pada periode ini, ASI telah mengandung semua nutrisi, antibodi, dan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembang optimal, serta memberikan perlindungan maksimal dari infeksi.
Fase Lanjutan: ASI Hingga Usia Dua Tahun
Setelah enam bulan, proses pengenalan Makanan Pendamping ASI (MPASI) dimulai. Namun, ini bukan berarti pemberian ASI harus dihentikan. Justru, ASI tetap menjadi sumber nutrisi penting bahkan ketika bayi mulai mengonsumsi makanan padat.
WHO sangat menganjurkan melanjutkan pemberian ASI bersamaan dengan MPASI hingga anak mencapai usia dua tahun atau lebih. Pada usia ini, meskipun asupan nutrisi utama mulai dipenuhi dari makanan padat, ASI masih memberikan dukungan signifikan dalam beberapa aspek:
- Imunitas: Antibodi dalam ASI terus disalurkan, menjaga sistem kekebalan tubuh yang sedang berkembang.
- Kenyamanan dan Ikatan Batin: Proses menyusui adalah momen penting untuk menenangkan bayi dan memperkuat ikatan emosional (bonding).
- Nutrisi Tambahan: ASI yang dikonsumsi setelah usia satu tahun membantu melengkapi zat gizi mikro yang mungkin belum terpenuhi sempurna dari pola makan keluarga.
Faktor Penentu Durasi Menyusui
Menentukan asi berapa lama adalah keputusan personal yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor:
1. Kebutuhan Bayi
Setiap bayi memiliki tingkat kedewasaan dan kebutuhan yang berbeda. Beberapa bayi mungkin menunjukkan ketertarikan kuat untuk menyusu hingga usia dua atau tiga tahun, sementara yang lain mungkin secara alami ingin beralih lebih cepat ke sumber nutrisi lain. Amati tanda-tanda kesiapan lepas sapih (weaning) dari sisi bayi.
2. Kondisi Kesehatan Ibu
Kondisi kesehatan ibu, termasuk pengobatan yang sedang dijalani atau masalah medis kronis, dapat memengaruhi keputusan seberapa lama ASI dapat dilanjutkan.
3. Dukungan Lingkungan dan Pekerjaan
Bagi ibu yang bekerja di luar rumah, tantangannya adalah bagaimana mengelola suplai ASI melalui pemompaan atau memastikan bayi mendapat ASI perah. Dukungan dari pasangan, keluarga, dan tempat kerja sangat menentukan keberlanjutan program ASI.
Mengenal Proses Penyapihan (Weaning)
Ketika saatnya tiba untuk mengurangi frekuensi menyusui, proses ini sebaiknya dilakukan secara bertahap, yang dikenal sebagai penyapihan alami. Menyusui yang dihentikan secara mendadak, baik oleh ibu maupun bayi, dapat menyebabkan ketidaknyamanan emosional bagi kedua belah pihak dan berpotensi memicu bendungan ASI pada ibu.
Idealnya, proses ini berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Ibu dapat mulai mengurangi frekuensi menyusui pada waktu yang paling tidak penting bagi bayi terlebih dahulu (misalnya, bukan pada saat pertama kali bangun atau sebelum tidur).
Manfaat ASI Jangka Panjang
Pemberian ASI, terlepas dari durasinya (minimal 6 bulan hingga 2 tahun atau lebih), memberikan manfaat yang melampaui sekadar nutrisi:
- Perkembangan Otak: Lemak esensial dan nutrisi spesifik dalam ASI mendukung perkembangan kognitif optimal.
- Pengurangan Risiko Penyakit Kronis: Studi menunjukkan anak yang mendapat ASI jangka panjang memiliki risiko lebih rendah terkena obesitas, diabetes tipe 2, dan alergi tertentu di masa depan.
- Kesehatan Ibu: Ibu yang menyusui lebih lama memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara dan kanker ovarium.
Kesimpulannya, tidak ada batas maksimal baku mengenai asi berapa lama harus diberikan. WHO menetapkan standar minimal yang kuat (enam bulan eksklusif), namun mendukung pemberian ASI hingga dua tahun atau lebih seiring kesepakatan antara ibu dan bayi.