Banyak orang mengasosiasikan asma hanya dengan alergen atau udara dingin. Namun, sebuah kondisi yang sering terabaikan namun signifikan dalam memicu atau memperburuk gejala pernapasan adalah Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD), atau yang sering disebut asam lambung naik. Hubungan antara asma karena asam lambung ini telah menjadi fokus penelitian medis selama bertahun-tahun karena kompleksitas gejalanya yang sering tumpang tindih.
GERD terjadi ketika asam lambung secara teratur naik kembali ke kerongkongan (esofagus). Meskipun gejala klasik GERD adalah sensasi terbakar di dada (heartburn) dan regurgitasi, asam ini dapat mencapai saluran pernapasan atas dan bahkan paru-paru dalam beberapa kasus. Ada dua mekanisme utama bagaimana refluks dapat memicu atau memperparah asma:
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua penderita asma juga menderita GERD, tetapi penelitian menunjukkan prevalensi GERD jauh lebih tinggi pada pasien asma yang sulit dikontrol dibandingkan populasi umum.
Seringkali, asma yang dipicu oleh asam lambung memiliki ciri khas yang membedakannya dari asma alergi biasa. Pasien mungkin melaporkan gejala asma yang:
Jika Anda mengalami gejala asma yang memburuk tanpa pemicu alergi yang jelas, evaluasi mengenai kemungkinan adanya GERD yang mendasari menjadi sangat penting untuk penanganan yang efektif.
Mendiagnosis hubungan ini memerlukan pendekatan multidisiplin. Dokter mungkin akan merekomendasikan:
Penanganan yang sukses untuk asma karena asam lambung menargetkan kedua kondisi secara bersamaan. Pengobatan GERD sering kali menjadi kunci untuk mengontrol gejala pernapasan.
Perubahan gaya hidup adalah fondasi pengobatan GERD yang membantu meredakan asma:
Obat-obatan yang digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung, seperti Proton Pump Inhibitors (PPIs) atau H2 blockers, sering diresepkan dalam dosis yang lebih tinggi atau lebih lama dari biasanya untuk pasien asma yang terbukti memiliki GERD. Keberhasilan pengobatan asma yang terkait GERD sering bergantung pada penekanan produksi asam lambung secara agresif selama periode waktu yang ditentukan.
Mengintegrasikan penanganan antara ahli paru dan ahli gastroenterologi sangat dianjurkan. Mengabaikan GERD saat mengobati asma dapat menyebabkan pengobatan asma menjadi tidak efektif dan berkepanjangan. Mengatasi sumber masalah—yaitu refluks asam—sering kali merupakan jalan tercepat menuju pernapasan yang lebih baik dan kualitas hidup yang meningkat.