Tikus adalah hama yang seringkali dianggap sepele, namun keberadaannya di lingkungan manusia dapat membawa risiko kesehatan yang signifikan. Salah satu ancaman serius yang ditimbulkan oleh tikus adalah penyebaran penyakit alergi dan pernapasan, yang dalam konteks tertentu sering disebut sebagai asma tikus. Kondisi ini bukan merujuk pada tikus yang menderita asma, melainkan penyakit asma yang dipicu atau diperburuk oleh paparan alergen yang berasal dari tikus.
Apa Itu Alergen Tikus?
Alergen tikus merujuk pada protein yang dikeluarkan oleh hewan pengerat ini, terutama yang terdapat dalam urin, feses, air liur, dan sisik kulit mereka. Ketika tikus bergerak di sekitar rumah, kantor, atau gudang, protein alergen ini menjadi aerosol (terbang di udara) saat debu atau kotoran tikus terganggu, misalnya saat pembersihan atau pergerakan udara.
Bagi individu yang sensitif atau sudah memiliki riwayat asma, menghirup partikel alergen ini dapat memicu reaksi alergi parah. Gejala umumnya meliputi bersin, hidung tersumbat, mata berair, dan yang paling berbahaya, serangan asma yang ditandai dengan sesak napas, mengi (wheezing), dan nyeri dada. Di lingkungan perkotaan, paparan alergen hewan peliharaan (seperti kucing dan anjing) lebih umum dilaporkan, namun studi menunjukkan bahwa alergen tikus merupakan pemicu asma yang signifikan di perumahan padat penduduk atau bangunan tua.
Faktor Risiko Paparan
Risiko terkena asma yang dipicu tikus sangat tinggi di beberapa lingkungan spesifik. Area yang sering menjadi sarang tikus atau tempat mereka biasa beraktivitas adalah titik fokus bahaya. Ini mencakup:
- Perumahan Tua dan Miskin: Bangunan dengan celah dan retakan besar yang memungkinkan tikus masuk dan bersarang.
- Sekolah dan Kantor Lama: Area penyimpanan yang jarang dibersihkan secara mendalam.
- Gudang Penyimpanan Bahan Makanan: Tempat tikus mencari sumber makanan utama.
- Area Bawah Tanah (Basement): Lingkungan yang gelap, lembap, dan jarang terpapar sinar matahari.
Paparan kronis, bahkan pada tingkat rendah, dapat menyebabkan sensitivitas jangka panjang, membuat penderita asma menjadi lebih rentan terhadap serangan saat terjadi lonjakan populasi hama.
Pencegahan Adalah Kunci Utama
Mengatasi masalah asma tikus tidak hanya tentang mengobati gejala, tetapi lebih kepada menghilangkan sumber masalahnya. Pengendalian populasi tikus dan pengurangan paparan alergen adalah langkah pencegahan yang krusial. Berikut beberapa strategi efektif:
1. Sanitasi Lingkungan yang Ketat
Pastikan semua makanan tersimpan dalam wadah kedap udara. Bersihkan remah-remah makanan dan jangan biarkan sampah menumpuk. Kebersihan dapur dan area penyimpanan adalah garis pertahanan pertama.
2. Penutupan Akses (Exclusion)
Identifikasi dan tutup semua celah, lubang, atau retakan di dinding, lantai, dan sekitar pipa yang ukurannya lebih besar dari seperempat inci (sekitar 6 mm). Tikus dapat masuk melalui lubang yang sangat kecil.
3. Pembersihan Khusus
Saat membersihkan area yang diduga terinfestasi tikus, hindari menyapu atau menggunakan penyedot debu biasa yang dapat menyebarkan alergen ke udara. Basahi area tersebut dengan disinfektan atau larutan pemutih sebelum menyekanya. Kenakan masker N95 saat melakukan pembersihan mendalam.
4. Manajemen Hama Profesional
Jika infestasi sudah parah, memanggil jasa pengendalian hama profesional sangat dianjurkan. Mereka memiliki peralatan dan bahan kimia yang tepat untuk menghilangkan populasi tikus secara efektif dan aman.
Kesimpulan
Asma yang dipicu oleh tikus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering terabaikan. Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh alergen tikus terhadap sistem pernapasan, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan penderita asma kronis, penanganan kebersihan dan pengendalian hama harus menjadi prioritas utama di lingkungan tempat tinggal dan kerja kita. Tindakan proaktif dalam menjaga kebersihan dan membatasi akses tikus adalah cara paling ampuh untuk mencegah munculnya "asma tikus" ini.